tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post6249311692007705076..comments2023-10-28T05:35:36.555-07:00Comments on ZARKASYI VAN BULUNGAN: Hikayat kota Tanjung Selor (Edisi Revisi)Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-88718318976614999552014-11-05T13:29:21.193-08:002014-11-05T13:29:21.193-08:00Kedua perahu dan sebuah rakit tersebut berusaha un...Kedua perahu dan sebuah rakit tersebut berusaha untuk mencapai pulau Nias yang berjarak 55 mil laut dari tempat tenggelamnya kapal. Keesokan harinya, tanggal 20 Januari, sebuah kapal Belanda yang bernama "BOELOENGAN" mendekati kelompok orang - orang Jerman tersebut. Kapal tersebut mendekat kira - kira 100 m dari perahu Vehring. Dari atas kapal ada yang meneriakkan "apa kalian orang Belanda?". Saat mereka mengetahui bahwa ini adalah kelompok orang Jerman, kapal "BOELOENGAN" berbalik arah lalu menghilang meninggalkan mereka. Oleh karena ini, orang - orang Jerman yang berada di atas rakit tidak dapat kesempatan untuk selamat. Seorang penjual toko emas Yahudi yang telah meninggalkan Nazi Jerman, meloncat ke perairan dan berenang menuju ke kapal "BOELOENGAN". Walaupun demikian, tanpa kasihan orang - orang Belanda menolaknya dan memaksanya kembali ke perairan. Ini adalah keputusan mati yang tidak layak.<br />Kemudian pada tanggal 20 Juni 1949, Albert Vehring melaporkan kejadian yang tak dapat terbayangkan itu dengan mengangkat sumpah kepada notaris Jerman, Bernhard Grünewald, di Bielefeld. Dia memberikan penjelasan bahwa pada saat air laut naik, setengah dari awak perahunya keluar dari perahu dan berpergangan pada perahu agar perahu tersebut dapat menjadi lebih ringan. Dan orang - orang yang berada di rakit tidak dapt diselamatkan lagi.<br /><br />sumber : http://www.bluefame.com/topic/141308-kehadiran-nazi-di-indonesia-yang-terlupakan/Anonymousnoreply@blogger.com