tag:blogger.com,1999:blog-43824063161156916572024-03-13T02:14:17.550-07:00ZARKASYI VAN BULUNGANSejarah bukan hanya terdiri dari rangkaian tahun alias “Jaartallen” untuk dihapalkan, tetapi yang dirasakan hidup dan bermakna untuk kehidupan sekarang. Sejarah bukan barang “kering” semata-mata, melainkan suatu realitas yang terus bergerak dan layak dipahami dengan baik. (Rosihan Anwar).Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.comBlogger77125tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-90976789081082038542020-08-23T09:39:00.019-07:002021-03-19T06:02:41.871-07:00Dua "Djalaluddin" dalam lintasan sejarah Bulungan<p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqvGkeDCXB_nRJwWCVLN2YpG2er4vlkjvpmHD4HDfEEMbWlVJRbCnzczJw777EK1-MJWMeFjklY1UHb-BwLxd_6zKA9yJKTdKkQbhC0Iti_c3dzLQZRNXVIi6P_XtpBnDjdCIdsCYiAHk/s604/5320_1029476472872_1704177704_57764_5693817_n.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="604" data-original-width="417" height="483" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqvGkeDCXB_nRJwWCVLN2YpG2er4vlkjvpmHD4HDfEEMbWlVJRbCnzczJw777EK1-MJWMeFjklY1UHb-BwLxd_6zKA9yJKTdKkQbhC0Iti_c3dzLQZRNXVIi6P_XtpBnDjdCIdsCYiAHk/w334-h483/5320_1029476472872_1704177704_57764_5693817_n.jpg" width="334" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin berserta para Menterinya</td></tr></tbody></table><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Nama Djalaluddin sendiri sebenarnya sangat popular, namun yang tidak banyak disadari
adalah gelar Jalaluddin atau dalam tulisan umum yaitu ‘Djalaluddin” dalam
sejarah Kesultanan Bulungan, sebenarnya tidak hanya digunakan oleh satu orang
saja.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Nama
Jalaluddin sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya Kemuliaan Agama, dalam
lintasan sejarah dunia sendiri beberapa Sultan atau tokoh penting pernah
menggunakan nama tersebut, diantara Sultan Jalaluddin Muhammad Akbar dari
Kesultanan Mughal atau Jalaluddin Rumi, seorang Sufi dari Persia.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Ada dua orang
Sultan yang menggunakan gelar tersebut, Jadi dapat dikatakan gelar “Djalaluddin” dalam sejarah Kesultanan
Bulungan itu tidak dimulai pada tahun 1931.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan pertama</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> yang menggunakan nama tersebut
adalah Si Kidding, nama yang khas Bulungan. Beliau adalah putra dari Sultan
Bulungan yang ketiga, Sultan Kaharuddin I. Tidak banyak catatan sejarah yang
dapat diperoleh pada masa masa beliau ini, namun yang pasti pada awalnya memerintah
dan menggunakan Gelar Sultan Djalaluddin I pada tahun 1861, Kesultanan Bulungan
tengah melakukan konsolidasi kekuatan dan upaya pembangunan pusat pemerintahan di Tanjung Palas serta melakukan usaha pembangunan bandar dagang diseberang pusat pemerintahan saat itu.<o:p></o:p></span></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kawasan perdagangan di Tanjung Selor yang mulai dibuka pada masa Ayahanda
beliau Sultan Kaharuddin I, upaya pembangunan ini berjalan cukup sukses, ini dibuktikan dengan banyaknya berdatangan para pedagang yang membangun pemukiman baru di Tanjung Selor. Salah satu tantangan besar yang juga terjadi pada era Sultan Djalaluddin ke-I ini adalah menjalankan kontrak perjanjian antara Kesultanan Bulungan dan pemerintah Kolonial Belanda yang ditandatangani sejak tahun 1834.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Walaupun naik tahta dan memerintah Kesultanan Bulungan, namun pada prakteknya pemerintahan era Si Kidding tidak lepas dari pengaruh ayahnya Sultan Kaharuddin I, pada masa beliau memerintah Bulungan terlibat
persaingan sengit dengan Kesultanan Gunung Tabur khususnya mengenai tapal batas
dan ambisi ekspansi diantara kedua Kesultanan yang sudah dimulai pada masa Sultan Kaharuddin I tersebut. Tahtanya menjadi rebutan antara kerabatnya, itu dibuktikan pada
tahun 1866, Sultan Kaharuddin I kembali mengambil tahta karena Si Kidding
sering sakit-sakitan dan alayarham meninggal diusia muda pada tahun tersebut. Makam baginda sendiri belum ditemukan hingga sekarang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan Kedua </span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">yang menggunakan gelar Djalaluddin
tentunya adalah Datuk Tiras, hanya saja beliau menambahkan nama Maulana
Muhammad di depan nama Djalaluddin tersebut, oleh orang banyak lebih dikenal
sebagai Sultan Djalaluddin saja yang mulai berkuasa pada tahun 1931. </span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Berbeda dengan Sultan Kasimuddin, saudara baginda yang memang disiapkan oleh ayahanda beliau, Sultan Azimuddin sebagai Raja Muda, Datuk Tiras tidak melalui periode tersebut. Datuk Tiras dalam sebuah kisah diceritakan sebelum menjabat sebagai Sultan, beliau adalah mandor kebun karet Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas. Ketika mulai menjabat sebagai Sultan, Maulana Muhammad Djalaluddin menjalankan sejumlah terobosan di istana, misalnya beliau mulai membagi jabatan mentri kesultanan menjadi tiga, yaitu Datuk Bendara Paduka Radja sebagai Menteri Pertama, Datuk Perdana sebagai Menteri Kedua dan Datuk Laksamana Setia Diraja sebagai Menteri ke Tiga, jabatan tersebut bahkan di era Sultan Kasimuddin dan Sultan Ahmad Sulaiman belum pernah ada.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Dimasa Sultan Maulana Djalaluddin penataan ibu kota Kesultanan Bulungan menjadi perhatian penting, khususnya pada tata perumahan rakyat, beliau juga mulai menerangi ibu kota dengan memboyong mesin pembangkit listrik sehingga jalan-jalan dan perumahan rakyat di ibukota mulai terang benderang, terlebih lagi ketika malam. Ketika Jepang menduduki Kesultanan Bulungan, Sultan Djalaluddin meninggalkan istana pergi bersama rakyatnya untuk membuka sejumlah area persawahan untuk memenuhi kebutuhan beras yang cukup langka kala itu. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Diera Sultan Djalaluddin ke-II ini, sejumlah peraturan diberlakukan, misalnya larangan mengendarai sepeda ketika melintasi komplek istana, penggunaan songkok sebagai identitas muslim juga digalakan dimasa beliau, institusi keagamaan yang sudah diperkuat sejak era Sultan Kasimuddin semakin dibenahi seperti pengangkatan sejumlah Qadi, Imam Mesjid dan Muazin atau Bilal yang berada langsung dibawah Sultan dan Mesjid Kasimuddin sendiri menjadi pusat keagamaan penting di era tersebut. Madrasah Al-Khairaat juga berdiri pada masa beliau ini, satu di sekitar komplek Mesjid Kasimuddin dan satu lagi di kampung Arab Tanjung Selor. P</span><span>ada persoalan hukum adat, misalnya ada hukum "buang" bagi masyarakat yang kedapatan melakukan zina.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;">Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin sendiri termasuk penggagas dan pendukung gerakan kemerdekaan Indonesia, ini terbukti pada 17 Agustus 1949, bendera Merah Putih dikibarkan di istana Kesultanan Bulungan, menariknya, Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin sendiri adalah penerima bintang kehormatan dari pemerintah kolonial Belanda dengan pangkat Letnan Kolonel. Setelah Kesultanan Bulungan bergabung menjadi bagian NKRI, posisi beliau menjadi Kepala Daerah Istimewa Bulungan hingga akhir hayatnya. </span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Makam
Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin dapat ditemui dikomplek makam yang berada di area Mesjid Sultan
Kasimuddin di Tanjung Palas. Sampai hari ini belum ada lagi Sultan Bulungan
yang dilantik pasca Maulana Sultan Djalaluddin mangkat. <b>By. Muh. Zarkasyi.</b></span></p><p></p>Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-57479136327160193872020-07-31T08:51:00.018-07:002020-11-11T04:49:39.249-08:00Bagaimana pandanganmu tentang sejarah Kesultanan Bulungan yang tertulis dalam buku Babon Kerajaan-Kerajaan Nusantara?<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-size: 12pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRIabn9MlJIhYQbHfESBPzynfXbqtR8ZikjIDybPZyUr3Fbd18vegxS9LsX_z2e3EN09xvf2ZIkMbQaTeM886jjVjM_QCgZYxykTwTni54LQ7k9V9zGxeeXN7g3D1_3uNyf5T1gXzUHpk/s600/buku_babon_kerajaan_nusantara_EDIT.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="391" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRIabn9MlJIhYQbHfESBPzynfXbqtR8ZikjIDybPZyUr3Fbd18vegxS9LsX_z2e3EN09xvf2ZIkMbQaTeM886jjVjM_QCgZYxykTwTni54LQ7k9V9zGxeeXN7g3D1_3uNyf5T1gXzUHpk/s0/buku_babon_kerajaan_nusantara_EDIT.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><b>[Buku Babon Sejarah Kerajaan Nusantara, Kesultanan Bulungan dibahas pada halaman 282 hingga 286]</b><br /></span><br /></td></tr></tbody></table><font face="arial"><div style="text-align: justify;">Saya sudah
pernah membaca buku itu, ada bab mengenai sejarah Kesultanan Bulungan yang ditulis oleh Faisal Ardi Gustama,
diterbitkan oleh Briliant Books pada tahun 2017, boleh dikata termasuk belum
lama dirilis. Buku tersebut dapat pembaca sekalian temui di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Bulungan, dilantai dua gedung tersebut pada bagian sejarah.</div><o:p></o:p></font><p style="text-align: left;"></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Tentunya sebagai
pembaca, kita layak untuk mengapresiasi karya tersebut mengingat beberapa
sejarah kerajaan atau kesultanan dalam buku tersebut ada beberapa yang tidak
dikenal dalam buku-buku sejarah yang dipelajari di sekolah, termasuk mengenai
Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Dalam konteks
sejarah Kesultanan Bulungan, ada beberapa hal yang bagi saya layak diapresiasi,
setidaknya beberapa poin yang sudah ditulis oleh Saudara Faisal Ardi Gustama
tersebut, diantaranya:<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[Poin 01]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> dalam tulisan mengenai sejarah Kesultanan
Bulungan tersebut, disebutkan bahwa <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“Kerajaan
Bulungan adalah kerajaan yang pernah menguasai sebagian besar wilayah
Kalimantan Utara, meliputi wilayah yang kini termasuk dalam area administratif Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tanah Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten
Nunukan, Kota Tarakan, hingga Sabah (Malaysia bagian timur, perbatasan dengan
Indonesia)”. </b><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">T</span>ulisan tersebut mengapa saya anggap penting karena diluar
sana, atau diluar Kalimantan utara dan Timur khususnya hal tersebut tidak
banyak diketahui oleh banyak orang, sedikit menambahkan dalam tulisan tersebut,
bahwa wilayah administrasi baik Kabupaten atau Kota yang disebutkan pada
tulisan tersebut, pasca Kesultanan Bulungan menjadi bagian NKRI setelah tahun
1949, sempat menjadi Daerah Istimewa Bulungan kemudian berubah status sekitar
tahun 1959 menjadi Dati II Bulungan, dikemudian hari dikenal sebagai Kabupaten
Bulungan adalah wilayah Induk dari lima Kabupaten kota yang menjadi bagian dari
Provinsi Kalimantan Utara saat ini.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[Poin 02]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> penulis pada akhir tulisan tentang Kesultanan
Bulungan, memaparkan singkat namun padat mengenai peristiwa Tragedi Juli 1964.
Walaupun sudah banyak yang mengulas tersebut baik dimedia sosial maupun cetak
bahkan beberapa ulasan video di Youtube, tulisan tersebut berarti setidaknya
bagi kami pengamat sejarah lokal Kesultanan Bulungan secara khususnya, tulisan
tersebut cukup jelas menyebutkan mengenai adanya perintah oleh oknum yang saat itu menjabat sebagai Pangdam IX Mulawarman, untuk melakukan tindakan tak terpuji diwilayah Dati II Bulungan pada masa itu. Penulis juga memaparkan jumlah
korban yang jatuh serta tindakan-tindakan brutal berupa penangkapan dan
penjarahan yang terjadi pada Kesultanan Bulungan di<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Senjakalanya</i> pada tahun 1964 tersebut, semoga tulisan dan paparan
itu menambah pengetahuan dan perbendaharaan mengenai sejarah Republik Indonesia
yang tidak banyak didapatkan dibangku sekolah, bahwa ada kenyataan pahit di
saat kampanye Dwikora dikobarkan, ada sebuah peristiwa yang coba ditutup-tutupi
cukup lama yaitu peristiwa Bultiken atau Tragedi Bulungan di tahun 1964. <o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Tentunya
selain bentuk apresiasi, tidak ada salahnya saya memberikan semacam kritik atau
koreksi semampu saya mengenai tulisan tersebut. Ada beberapa poin yang saya garis bawahi, <o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[Pertama],</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> dalam tulisanya disebutkan bahwa, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Tidak
diketahui pasti apakah Datuk Mancang sudah memeluk agama Islam atau belum.
Namun yang jelas, beberapa penguasa Kerajaan Bulungan setelah Datuk Mancang
memakai nama yang cendrung bernuansa Hindu (dengan istilah Sanskerta). Baru
pada pertengahan abad ke-18, pemimpin Bulungan memakai gelar Sultan yang
menandakan bahwa Bulungan telah berubah menjadi kerajaan bercorak Islam (Hal.
282)<o:p></o:p></i></b></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Datuk Mancang
datang ke wilayah,- yang kemudian hari dikenal sebagai Kesultanan Bulungan
pada abad ke-18,- berasal dari Brunei Darussalam.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dalam catatan sejarah Bulungan sendiri Datuk
Mancang digambarkan bukanlah seorang tokoh biasa, melainkan bangsawan yang
pindah dari Brunei dan mencari lokasi mukim baru, ia juga tidak datang
sendirian, melainkan membawa sekitar 100 orang prajurid dan dua orang pengawal
penting, yakni seorang panglima dan penasihat agama atau ulama. Bila kita
mencoba membandingkan masa kedatangan Datuk Mancang yang disepakati mulai
memimpin pada tahun 1555 hingga 1594, maka kita akan menemukan fakta menarik
bahwa diera tersebut pada tahun 1555, bersamaan dengan berkuasanya Sultan
Brunei ke-7 yakni <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sultan Saiful Rijal</b>
(naik tahta tahun 1533 dan wafat tahun 1581), bila dihitung pada tahun
datangnya Datuk Mancang untuk bermukim, maka bertepatan dengan 22 tahun setelah
baginda naik tahta, jadi dapat disimpulkan bahwa Datuk Mancang adalah seorang
Muslim. Memang benar bahwa beliau menggunakan gelar Kesatria Wira dan kemudian
gelar Wira itu diikuti oleh para penerusnya, namun tidak berarti mereka bukan
Islam. Wira atau kurang lebih Pahlawan adalah gelar yang umumnya digunakan
pula oleh Kesultanan-Kesultanan Melayu untuk seseorang yang berkecimpung di
bidang militer baik itu panglima maupun Laksamananya. Contoh Hang Tuah dianggap
Wira dalam Kesultanan Melaka, apakah gelar itu otomatis membuat Ia dikatakan
bukan muslim? Hal yang sama berlaku pada kasus Datuk Mancang ini.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[Kedua]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">, dalam tulisan tersebut disebutkan pula bahwa, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Bulungan
berubah menjadi kerajaan bercorak islam pada masa pemerintahan Wira Amir.
Keturunan dari Singa Laut ini sebenarnya menjadi pemimpin Bulungan sejak tahun
1731, namun ia baru memeluk agama Islam pada tahun 1777 dan berganti nama
menjadi Aji Muhammad. Sejak saat itu lahirlah Kesultanan Bulungan dan Wira Amir
atau Aji Muhammad menyandang gelar sebagai Sultan Amiril Mukminin bertahta
sampai tahun 1817 atau ketika umurnya sudah mencapai 86 tahun (Hal. 283)<o:p></o:p></i></b></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Saya kira ada
beberapa hal yang layak dikoreksi dalam catatan yang telah <i>diketengahkan</i> oleh penulis
Faisal A.G. tersebut<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Kesultanan
Bulungan memang diproklamirkan atau didirikan oleh Wira Amir yang kemudian
dikenal sebagai Amiril Mukminin. Wira Amir adalah nama sebenarnya dari tokoh
bersejarah tersebut, ada versi lain yang menyebutnya dengan nama Miril dan beliau sudah
muslim sebelum Kesultanan Bulungan berdiri, sebab masyarakat Muslim sudah ada
sebelumnya. Nama <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“Amir”</b> sudah
menegaskan hal tersebut. Jadi masyarakat muslim sudah terbentuk di Bulungan
pada periode yang disebut Periode Wira itu, yang berlangsung antara tahun 1555
hingga 1731 sudah ada pemeluk Islam diwilayah Bulungan.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Gelar Amiril
Mukminin sendiri diberikan oleh <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sayyid
Abdurrahman Bilfaqih</b>, ulama yang kemudian hari datang ke Bulungan untuk
berdakwah pada masyarakat yang dipimpin oleh Wira Amir sekaligus meneguhkan
posisinya sebagai Sultan Bulungan yang pertama, dikarenakan pemerintahan pada
masa itu hanya berupa pemerintahan kepala kampung saja. Perlu dingatpula tak
jauh dari wilayah Bulungan sudah ada ada Kerajaan Kuno Berau berdiri disekitar
Sungai Segah, sehingga dapat dipahami pemimpin sebelum Wira Amir belum cukup
kuat untuk bersaing secara militer dan politik dengan kerajaan Kuno itu. Kerajaan Tua
inipun di awal abad ke-18 mengalami perpecahan menjadi dua Kesultanan Baru yang
bernama Gunung Tabur dan Sambaliung.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Ada sedikit
kekeliruan pula pada tulisan tersebut, Wira Amir dan Aji Muhammad digambarkan
sebagai orang yang sama. Nama Aji Muhammad dalam sejarah Kesultanan Bulungan
tidak merujuk pada Wira Amir melainkan pada nama penerusnya yakni Sultan
Muhammad Kaharuddin yang naik tahta pertama kali pada tahun 1817 sebagai Sultan
Bulungan yang ke-3 beliau dikenal pula dengan nama Simad, sebelumnya pada tahun
1777 putra Sultan Amiril Mukminin, yakni Aji Ali atau yang yang lebih dikenal
dengan nama Sultan Alimuddin bertahta menjadi Sultan Bulungan yang ke-2. Jadi
memang ada sedikit kesalahpahaman mengenai tokoh Wira Amir yang ditulis oleh
beliau tersebut. Sebelum Aji Muhammad naik tahta, ayahandanya Aji Ali atau Sultan Alimuddinlah yang meneruskan kepemimpinan pasca Sultan Amiril Mukminin.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[Ketiga], </span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">ini ulasan agak panjang, <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“Kesultanan Bulungan tidak terlalu kuat
sehingga akhirnya ditaklukan oleh Kesultanan Berau yang berpusat di Kalimantan
Timur. Setelah itu wilayahnya Bulungan diambil alih oleh Kesultanan Sulu di
Filipina. Situasi ini berlangsung sampai kedatangan Belanda Ke Kalimantan
bagian utara.<o:p></o:p></b></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Kehadiran Belanda di Kalimantan yang berlanjut dengan penaklukan
kerajaan-kerajaan lokal yang ada dipulau tersebut ternyata sampai juga ke
wilayah Bulungan. Pada tahun 1850 Belanda menjalin perjanjian dengan Kesultanan
Bulungan yang saat itu sebenarnya menjadi wilayah penaklukan Kesultanan Sulu.<o:p></o:p></font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Perjanjian atau kontrak politik antara Belanda dengan Kesultanan
Bulungan tersebut ditandatangani oleh <u>Sultan Muhammad Alimuddin Amirul
Mukminin Kaharuddin (1817-1861)</u> yang merupakan penerus Sultan Amirul
Mukminin. Disisi lain Kesultanan Sulu tidak mampu berbuat apa-apa karena sedang
terlibat pertikaian dengan orang-orang Spanyol yang datang ke Filipina.<o:p></o:p></font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Belanda ternyata berhasil menancapkan pengaruhnya di Bulungan pada tahun
1853. Situasi ini lama-kelamaan mengusik Spanyol yang merasa bahwa Bulungan
masih menjadi milik Kesultanan Sulu, sementara Sulu sudah tunduk kepada
Spanyol. Kemudian diadakan kesepakatan antara Belanda dengan Spanyol 1878.<o:p></o:p></font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Maka disepakatilah bahwa Spanyol harus melepaskan klaimnya atas Borneo (Kalimantan)
termasuk wilayah Kesultanan Bulungan dan penguasaanya atas wilayah Filipina
serta kepulauan Sulu tidak akan diusik oleh Belanda. Dengan demikian Kesultanan
Bulungan kini diduduki oleh Belanda dan dimasukan kewilayah pemerintah Kolonial
Belanda yang berlangsung hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942.<o:p></o:p></font></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Ada beberapa
poin menarik bagi saya yang dapat kita ulas dalam tulisan Faisal A.G mengenai
Bulungan pada tulisan tersebut<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[A]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> sejarah hubungan Kesultanan Sulu dan wilayah Bulungan
sudah terjalin cukup lama, dalam beberapa perkembangan ia menjadi hubungan “Sekutu”
sekaligus “Seteru”. Seperti yang saya sebutkan tadi dalam sejarah Bulungan,
khususnya Pra Kesultanan atau di era Wira pernah terjadi pernikahan antara putri
Datuk Mancang dengan seorang bangsawan Sulu bernama Singa Laut. Keturunan Singa
Laut inilah yang kemudian melanjutkan kepemimpinan hingga Kesultanan Bulungan
dibentuk pada tahun 1731 oleh Wira Amir atau Amiril Mukminin bertujuan untuk
menghindari atau menahan serangan orang-orang Sulu terjadi pada masa-masa itu.
Pernikahan politik ini membentuk aliansi kekuatan antara orang-orang Bulungan
dan orang-orang Sulu. Namun perkembangannya pula khususnya selepas Kesultanan
Bulungan didirikan, banyak aktifitas Sulu yang terjadi dikawasan sekitar
Kesultanan Bulungan yang cendrung merugikan, ini tak lain karena sebagian besar
pundi-pundi keuangan Kesultanan Sulu didapati dari penjualan Budak. Orang-orang
Sulu berburu dan berjualan budak hingga kawasan pantai utara dan timur Kalimantan khususnya diera perniagaan abad 18 hingga 19 Masehi. </span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Pecahnya konflik
Bulungan-Sulu menyebabkan munculnya ekspedisi milter yang dilakukan oleh
Kesultanan Bulungan untuk mendesak orang-orang Sulu dan kerabat dekat mereka
orang Iranun untuk menjauhi wilayah Kesultanan Bulungan, diantaranya ekspedisi
yang pernah dilakukan dimasa Sultan Alimuddin yang komando pelaksananya diambil
langsung oleh putra beliau Laksamana Ni’I menyerang posisi orang Sulu atau <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Solok</b> dalam bahasa Bulungan, yang
berpangkalan di Tawau, kota itu akhirnya jatuh ketangan Bulungan. Lebih tua
lagi cerita konflik Bulungan-Sulu terjadi diera Sultan Amiril Mukminin,
dikisahkan bahwa perahu-perahu Solok yang kemungkinan besarnya adalah ekpedisi perburuan budak, dihancurkan oleh Bulungan ketika mereka mencoba
memasuki Salimbatu, akibat peristiwa itupula yang menjadi satu dari sekian
alasan Sultan Alimuddin memindahkan ibu kota dari Salimbatu ke wilayah dalam
(Tanjung Palas) untuk faktor pertahanan dan keamanan. <o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Dalam catatan
sejarah Bulungan tidak pernah pula ditemui bahwa Bulungan ditaklukan oleh Sulu,
dari Ibu Kota Pemerintahan masih di Salimbatu hingga dipindahkan ke Tanjung
Palas, dan dilaksanakannya perjanjian awal dengan Belanda di tahun 1850,
Pasukan Kesultanan Sulu sama sekali tidak pernah menaklukan Ibu Kota Kesultanan Bulungan. Hal
inipun berlaku pula pada salah satu Kesultanan pecahan kerajaan Berau Kuno yang
mencoba menaklukan Bulungan, namun niat itu tidak pernah kesampaian. <o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[B]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> Kesultanan Sulu bukanlah kekuatan tunggal di wilayah
selatan Filipina dimasa itu, ada kerajaan lain semisal Kesultanan Maguindanou dan konfederasi Kesultanan di Lanou yang terdiri dari 4 kerajaan merdeka yakni Unayan, Masiu, Bayabou dan Baloi, serta kekuatan orang Iranun dan Balanguingui yang
menjadi saingan sekaligus sekutu Sulu. Kesultanan Sulu berkedudukan di Pulau
Jolo, sampai kedatangan Amerika, tidak pernah benar-benar dapat ditaklukan oleh Spanyol. Buktinya
budaya dan bahasa Sulu tidak pernah “terspanyolkan” seperti tetangga mereka di
utara. Bahkan ketika Jolo dihancurkan oleh Spanyol ditahun 1876, Orang-orang Sulu memindahkan pusat ibu kota ke Maimbung dan memulai bisnis baru yaitu perniagaan permata.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Kesultanan Sulu
memang pernah mencapai kejayaan mereka khususnya ketika Brunei menyerahkan
sebagian wilayah Sabah kepada Kesultanan Sulu, setelah itu wilayah itu diambil
alih oleh Inggris dan dikemudian hari terjadi perbicaraan tapal batas antara
Belanda Inggris, yang membagi wilayah perbatasan antara Sabah dan wilayah
Kesultanan Bulungan yang baru selesai pada masa Sultan Azimuddin. Mengenai perjanjian
Spanyol-Belanda atas Bulungan adalah hal baru bagi saya mengetahuinya,
sayangnya penulis Faisal A.G tidak mencantumkan seperti apa perjanjian antara
Belanda-Spanyol tersebut yang terjadi pada tahun 1879 tersebut.<o:p></o:p></font></span></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[C]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> Perjanjian Bulungan-Belanda yang jadi ditahun 1850,
berlaku ketika Bulungan dibawah pemerintahan Aji Muhammad atau Sultan
Kaharuddin Pertama, sedang penulis Faisal A.G mengatakan bahwa perjanjian
tersebut dilakukan oleh Sultan Muhammad Alimuddin Amirul Mukminin Kaharuddin,
mungkin penulis merujuk kepada Sultan Kaharuddin Pertama, namun dalam literature
Kesultanan Bulungan nama Sultan Muhammad Alimuddin Amirul Mukminin Kaharuddin
tidak ada, sehingga ada sedikit kerancuan dalam hal tersebut.<o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><font face="arial"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">[D]</span></b><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"> dalam daftar nama Sultan Bulungan yang dinukilkan
oleh penulis Faisal A.G, ada beberapa kesalahan yang cukup fatal. Misalnya Wira
Amir (1731-1777) dan Aji Muhammad digambarkan sebagai orang yang sama, padahal
kedua sosok ini berbeda. Selain itu dalam daftar nama tersebut tidak pula
dicantukan nama Sultan Ahmad Sulaiman. <o:p></o:p></span></font></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Dalam keterbatasan
saya, semoga tulisan saya ini bisa menjadi bahan perbaikan serta dapat didiskusikan. Dan apa bila ada hal yang perlu dikoreksi ulang, kritik para
pembaca yang budiman sangat diharapkan. By M. Zarkasyi.</font></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">Note</font></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;"><span lang="" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><font face="arial">#. Sejarah Perbudakan di Dunia Muslim (</font></span><a href="https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_slavery_in_the_Muslim_world&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search" style="text-align: left;">https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_slavery_in_the_Muslim_world&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search</a>)</p><p class="MsoNormal" style="text-align: left;">#.Kesultanan Sulu (<a href="https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Sultanate_of_Sulu&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search" style="text-align: left;">https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/Sultanate_of_Sulu&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search</a>)</p>Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-46071784656612274002020-06-16T08:32:00.002-07:002020-08-18T19:44:33.515-07:00Bagaimana Sejarah Kesultanan Bulungan yang ditulis dalam Buku Babon Sejarah Kerajaan-kerajaan Nusantara?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaq0yX2VcmnTJI1E0IRlL3FBtn3wMbxRhdxsN7_v8Xy757OkrXtSnYcszZpAczEEv9-b8-ncKSNneaxqX0Z3XrLNbuLdsawNQNnERS-sxchODjUJHRdEnnx9vsnFe1agQU1siwk97TdKA/s2048/Dokumen+18_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1389" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaq0yX2VcmnTJI1E0IRlL3FBtn3wMbxRhdxsN7_v8Xy757OkrXtSnYcszZpAczEEv9-b8-ncKSNneaxqX0Z3XrLNbuLdsawNQNnERS-sxchODjUJHRdEnnx9vsnFe1agQU1siwk97TdKA/s640/Dokumen+18_1.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFq5ArKiI1u7ZMvyhihQs8OQsO62vtBCfD6OiC9YetB8KCN52-x48UOjojHeM5YQCgSLz5w5_FVqeI5RCl2x_ADOK_gdT0NSvOAcHIUNyitIq8Nwa9wFDXWcosxjhyB1-NEdJy5HFsPLI/s1847/Dokumen+18_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1847" data-original-width="1234" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFq5ArKiI1u7ZMvyhihQs8OQsO62vtBCfD6OiC9YetB8KCN52-x48UOjojHeM5YQCgSLz5w5_FVqeI5RCl2x_ADOK_gdT0NSvOAcHIUNyitIq8Nwa9wFDXWcosxjhyB1-NEdJy5HFsPLI/s640/Dokumen+18_2.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIXT2pRXMOrbowCeqBQGsR2zbzGpfTfs4yFvBgq6vHIZBKqy35LHMOd5jaNxBVr-dFEMXazhG99-DLl2qpLqrFJaxYxug6J9ZarCVzzRHIjqhSHXwGvgX3mjewYkj12kMunYO-yrElCiw/s2048/Dokumen+18_3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1296" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIXT2pRXMOrbowCeqBQGsR2zbzGpfTfs4yFvBgq6vHIZBKqy35LHMOd5jaNxBVr-dFEMXazhG99-DLl2qpLqrFJaxYxug6J9ZarCVzzRHIjqhSHXwGvgX3mjewYkj12kMunYO-yrElCiw/s640/Dokumen+18_3.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh__5JkvQIr0QLi2OJyejAGY_q46IcSAGOh4IjrBvoWddDVELoyCNRo9_QHh4mH4ayHL0Eo1Jljm2Ga_X-kdsW0Pv38ta0WJ7Aeo7vgz1Kz8Jv5yteKyxckxI3STv1zb_UrWhyphenhyphenKflAuETA/s2048/Dokumen+18_4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1336" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh__5JkvQIr0QLi2OJyejAGY_q46IcSAGOh4IjrBvoWddDVELoyCNRo9_QHh4mH4ayHL0Eo1Jljm2Ga_X-kdsW0Pv38ta0WJ7Aeo7vgz1Kz8Jv5yteKyxckxI3STv1zb_UrWhyphenhyphenKflAuETA/s640/Dokumen+18_4.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSOTIO2RcoVmbdwVCjanDCFfT0_A1CkuZd9AUh0Yls6lGiHLa8t9r7WRqercvbD-Gw-h6DcV2crqo1T6mChmx_D0o2c5d4myPG_3XCp4PXBXv05FOQgxX_Z2PdrA2T9JLEDm8GdG_Y1MQ/s2048/Dokumen+18_5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1382" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSOTIO2RcoVmbdwVCjanDCFfT0_A1CkuZd9AUh0Yls6lGiHLa8t9r7WRqercvbD-Gw-h6DcV2crqo1T6mChmx_D0o2c5d4myPG_3XCp4PXBXv05FOQgxX_Z2PdrA2T9JLEDm8GdG_Y1MQ/s640/Dokumen+18_5.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sumber: Buku Babon Sejarah Kerajaan-kerajaan Nusantara Kesultanan Bulungan, Hal. 282-286</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-34433367009782673902020-05-28T09:55:00.004-07:002020-11-11T04:34:05.410-08:00Pulau Kalimantan dalam peta seratus tahun yang lalu, apa yang ingin kamu kisahkan tentangnya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX3E9x8mNEShVnrLHuUCCip6qkI4Ri6Xm8-w6JUKp-z8TzWHL3IZjp24KnPbjVIZXedtQkWk97maBWK2LIhVk6Ithzom65VXS_YX-phwOmB0gUzWulPH-917ejc4YmRDbEMic_KK1BZ6g/s1600/FB_IMG_1588381555198.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="501" data-original-width="612" height="522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX3E9x8mNEShVnrLHuUCCip6qkI4Ri6Xm8-w6JUKp-z8TzWHL3IZjp24KnPbjVIZXedtQkWk97maBWK2LIhVk6Ithzom65VXS_YX-phwOmB0gUzWulPH-917ejc4YmRDbEMic_KK1BZ6g/s640/FB_IMG_1588381555198.jpg" width="640" /></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5UY4VGex_pUfYZyjfZghkS936XqyEk4kTsso9oclBo28g_PCnqAWts7mmF-jTrWHfkYDS5tYymhj4oqylKDC6cHW5ORwl6OQTdrS4FDpTSOp0jsGb-xV62hz6ktQt0m8RNF-EPJVD9VQ/s1600/IMG_20200521_093919.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="698" data-original-width="544" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5UY4VGex_pUfYZyjfZghkS936XqyEk4kTsso9oclBo28g_PCnqAWts7mmF-jTrWHfkYDS5tYymhj4oqylKDC6cHW5ORwl6OQTdrS4FDpTSOp0jsGb-xV62hz6ktQt0m8RNF-EPJVD9VQ/s640/IMG_20200521_093919.JPG" width="498" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Peta Kalimantan yang dibuat sekitar tahun 1902. Sumber Pinteres.<br /><br /></span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Gambar diatas
merupakan sebuah Peta Pulau Kalimantan semasa dibawah pemerintahan Hindia
Belanda dan dibagian lainnya dibawah pengaruh pemerintahan Kolonial Inggris. Lalu
apa yang menarik dari peta diatas? Peta tersebut menceritakan kondisi politik
dan geografi Kalimantan hampir seratus tahun yang lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Poin <b>Pertama</b>
kita tengok dulu Peta wilayah Brunei yang berwarna hijau dibagian atas, sudah
kawan perhatikan? Ya, wilayah tersebut yang tergambar pada peta itu ternyata
tidaklah sama dengan kondisi geografi dimasa ini. Wilayah Brunei benar-benar
menyusut drastis akibat kolonisasi Inggris diutara Kalimantan tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span lang="EN-ID" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Orang-orang
Inggris mulai menjepit Brunei dari dua arah yang pertama seorang Contry Traider
bernama James Brook yang berhasil mendapat pengaruh di Serawak, ia bahkan sempat
menggertak Sultan brunei dengan membawa sebuah kapal miliknya yang dilengkapi
belasan meriam tepat didepan tempat duduk Sultan sebagai alat negosiasinya,
yang kedua dijepit dari arah Sabah oleh perusahaan Inggris<i> </i></span><span lang="NL" style="line-height: 107%;"><i><b>British
North Borneo Company</b></i></span><span lang="NL" style="line-height: 107%;"><i> </i>(BNB) </span><span>dan mendirikan
koloni di daerah itu, Brunei dikemudian hari bahkan harus berhadapan dengan Negara
baru yang bernama Malaysia dan sempat terlibat konflik perbatasan antara kedua Negara
diwilayah Limbang, Brunei sekali lagi mengalah dan tengoklah peta Brunei hari
ini, dimana wilayahnya mengecil dan ada celah diantara wilayahnya yang dikuasai
oleh Malaysia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b><span lang="EN-ID" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Kedua, </span></b><span lang="EN-ID" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Peta Berau tidak berubah sama sekali dalam
seratus tahun, mengapa ada yang janggal? Itu tak lain karena ditanah Berau terdiri
dari dua buah Kesultanan yang berdiri sendiri dan jejak sejarahnya masih dapat
ditemuai hari ini. Yaitu Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung,
menariknya dalam peta tersebut kedua identitas Kesultanan itu tampak hampir tak
terlihat. Seolah-olah Dua Kesultanan yang dijadikan satu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: medium; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span lang="EN-ID" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;">Saya sendiri
pernah mengulas bagaimana Hubungan Berau Bulungan dan latar belakang
terpecahnya Kerajaan Berau Kuno menjadi beberapa kesultanan, sila baca link ini
:</span><span style="line-height: 107%;"><a href="http://muhzarkasy-bulungan.blogspot.com/2020/01/seperti-apa-catatan-sejarah-hubungan.html">http://muhzarkasy-bulungan.blogspot.com/2020/01/seperti-apa-catatan-sejarah-hubungan.html</a><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; line-height: 107%;">Sebagai penyegar ingatan pasca Kerajaan Berau kuno terpecah,
wilayanya secara geografi dipisahkan oleh Sungai Segah, dengan rincian:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b><i><span style="background: white; line-height: 107%;">Sebelah Utara Sungai Berau (Kuran) serta tanah
kiri kanan sungai Segah menjadi Kerajaan Gunung Tabur diperintah oleh Sultan
Gazi Mahyudin (Sultan Aji Kuning II). Sebelah Selatan Sungai Berau (Kuran)
dan tanah kiri kanan sungai Kelay menjadi Kerjaan Sambaliung di perintah oleh
raja Alam (Sultan Alimuddin). Kedudukan Pemerintahan di Muara Bangun
dipindahkan. Sultan Aji Kuning memilih Gunung Tabur yang terletak di sebelah
kanan muara cabang sungai Segah sebagai pusat pemerintahannya dan Sultan
Alimuddin Raja Alam memindahkan pusat pemerintahannya di kampong Gayam sebelah
kanan masuk sungai Kelay, disebut Tanjoeng</span>. </i></b><span style="background-color: white;">Dari sini saja sudah jelas seharusnya ada dua
entitas berbeda yang digambarkan dalam peta tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b><span style="background: white; line-height: 107%;">Ketiga,</span></b><span style="background: white; line-height: 107%;"> yaitu gambar
pada wilayah Kesultanan Bulungan atau dikemudian hari nanti disebut Kabupaten
Bulungan (sebelum dipecah menjadi
beberapa Kabupaten dan Kota di Kaltara). Apa yang menarik dalam gambar tersebut,
sudah kawan perhatikan? Ya, ada nama <b><i>Tidoeng</i></b> disana. Mengapa ini menjadi
menarik, menurut catatan sejarah, Kesultanan Bulungan adalah penguasa yang wilayahnya cukup
luas hingga keperbatasan wilayah Koloni Inggris di utara. Bagi yang memperhatikan peta lama <b><i>Kabupaten Bulungan</i></b>,
nama wilayah yang menjadi Kawasan <b><i>Tidoeng Landens</i></b> boleh dikata hampir tidak
ditemukan lagi pada peta modern tersebut, justru nama tersebut ada pada peta
lama yang dibuat hampir seratus tahun sebelumnya. Mengapa bisa seperti itu?<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span style="background: white; line-height: 107%;">Sebenarnya apa bila dilacak, nama tanah Tidung
sebenarnya buka wilayah yang benar-benar baru, dan tentu saja wilayahnya lebih
luas dari wilayah Kabupaten Tanah Tidung itu sendiri, catatan sejarah Bulungan
sendiri menyebutkan yang dimaknai Tanah tidung adalah sebuah wilayah yang
letaknya di Timur Laut dari wilayah inti Kesultanan Bulungan. Dalam catatan
sejarah tersebut yang ditulis oleh Dt. Pedana Ibn Dt Mansyur, Tanah Tidung menjadi bagian
dari taklukan Kesultanan Bulungan. <o:p></o:p></span><br /><br />
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: medium;"><span lang="NL" style="line-height: 107%;">Dalam
catatan pemerintahan Belanda, pada tanggal 2 Februari 1877 diterbitkan <i>Ordonantie
</i>berupa <i>Staatsblad</i> (surat keputusan) nomor 31 tentang kekuasaan
mengatur kerajaan Bulungan yang membawahi <b>Tanah
Tidung</b>, Pulau Tarakan, Nunukan, Pulau Sebatik, dan Beberapa pulau kecil di
sekitar. Bahkan, Surat Keputusan itu di kukuhkan kembali pada 15 maret 1884
oleh Sekretaris kerajaan Belanda di Bogor. Setahun kemudian pada bulan Juni
1878 disepakati perjanjian kerjasama <i>(Konteverklaring de tweede II)</i> antara Bulungan-Belanda<i> </i>dengan
pokok perjanjianya yaitu: <b><i>Belanda
dapat menentukan kebijakan sultan Bulungan termasuk urusan pajak dan Sultan
Kaharuddin II terjamin keamanannya</i></b></span><b><i><span lang="NL" style="line-height: 107%;">.</span></i></b><i><span lang="NL" style="line-height: 107%;"> </span></i><span lang="EN-ID" style="line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="NL" style="font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="background: white; font-size: medium; line-height: 107%;">Kembali ke pembahasan sebelumnya, mengapa dalam
seratus tahun setelah peta tersebut dibuat, Tanah Tidoeng hilang dari peta, bisa jadi hal
ini nampaknya akibat warisan administrasi Belanda, baik Kesultanan Bulungan dan
Tidung pada awalnya adalah wilayah yang memilki pemerintahan sendiri, memiliki
budaya masing-masing walau keduanya adalah kerabat. Belanda menggabungnya
menjadi satu dibawah admistrasi dibawah Kesultanan Bulungan. Bagaimana proses penggabungan itu sendiri dan
apa implikasinya bagi keduanya, penulis tak dapat menuliskannya pada tulisan ini,
mungkin lain waktu. By. Muh. Zarkasyi</span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-67738335965459550452020-03-13T19:28:00.005-07:002020-11-28T07:55:57.092-08:00Berladang, Simbol Perlawanan Kesultanan Bulungan di zaman Jepang.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwUzlIi97JKgpvuGe6QNzmSAe9hYpWWRgfWC1EyAdO7fgvl_4taKQxz0Ysv81pn65H7VEUScvBZ8dyEPjc5wN1S41lmvh3YaDH_HRbV16GbIKDo4JoMPC6JayvAx4MunMa3vXmkx8MRok/s1600/IMG_20200121_074836_665-colorized.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="717" data-original-width="1004" height="285" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwUzlIi97JKgpvuGe6QNzmSAe9hYpWWRgfWC1EyAdO7fgvl_4taKQxz0Ysv81pn65H7VEUScvBZ8dyEPjc5wN1S41lmvh3YaDH_HRbV16GbIKDo4JoMPC6JayvAx4MunMa3vXmkx8MRok/s400/IMG_20200121_074836_665-colorized.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Meriam Sebenua, foto diambil sebelum kedatangan Jepang<br /><br /></span></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span face="calibri, sans-serif">D</span><span style="font-family: arial;">itangkapanya sejumlah peladang
karena sangkaan melakukan kejahatan Karhutla atau kebakaran hutan dan ladang
berbuntut panjang, orang-orang turun menuntut dilepaskannya peladang yang
ditangkap oleh aparat berwajib.</span></span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Kasus kebakaran hutan memang menjadi
momok tersendiri setidaknya dibeberapa Provinsi yang terletak di Kalimantan dan
Sumatra, walaupun demikian menyalahkan peladang sebagai sumber terjadinya
Karhutla, menurut saya tidaklah bijak. Kegiatan berladang, khususnya
dikalimantan sudah menjadi kegiatan turun temurun sejak masa lalu, dan tidak
pernah terjadi kebakaran massive yang terjadi seperti dizaman ini.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Berbicara mengenai kegiatan
berladang, apabila kita menengok sejarah Kesultanan Bulungan, ternyata pernah
menjadi semacam symbol perlawanan terhadap pemerintahan Jepang di Bulungan.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Bagaimana bisa? Ketika Jepang
berhasil menduduki Tarakan pada bulan Januari tahun 1942, pasukan Jepang
dikirim ke daratan Kalimantan untuk memasuki Ibu Kota Kesultanan Bulungan di
Tanjung Palas dan membuat sejumlah pos di Tanjung Selor pada tanggal 05
Februarai 1942 jam 03.00. Kedatangan Jepang disambut baik oleh Sultan Djalaluddin,
walaupun baginda sendiri sudah mendengar kabar kekejaman tentara Jepang di
Tarakan.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Maulana Muhammad Djalaluddin, Sultan
Bulungan yang Ke sepuluh ini tipikal orang yang tidak pernah menunjukan
emosinya dihadapan orang lain, sehingga orang tidak pernah dapat benar-benar
menebak jalan pikirannya. Menurut penulis sikapnya yang menerima kedatangan
Jepang masuk kewilayah Kesultanan Bulungan adalah bentuk pemikiran yang lebih
realistis mengingat kondisi pada masa itu.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Pasukan KNIL yang bermarkas di Tanjung
Selor, sudah tidak nampak batang hidungnya dihari pertama pasukan Jepang
menginjakan kakinya di Tanjung Selor, melawan pasukan Jepang tanpa persiapan
matang hanya membawa maut yang sia-sia, demikian nampaknya jalan pikir Sultan
Djalaluddin.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Melawan Jepang tentu saja bukan
hanya dengan otot semata, jalan lain pun dapat ditempuh agar Survive. Sudah
menjadi rahasia umum kekejaman Jepang selama penjajahan, Sikap Jepang tehadap
Kesultanan yang ada khususnya di Kalimantan berbeda-beda tak selalu sama, mereka
bahkan bisa lebih keji dari penjajah sebelumnya, peristiwa Mandor Berdarah dan
penyerangan dan penangkapan pasukan Jepang terhadap petinggi Kesultanan Gunung
Tabur dan Sembaliung adalah contoh yang menegaskan hal tersebut.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">lalu bagaimana cara meringankan
beban pada masa itu, jawabnya ternyata cukup sederhana. Berladang.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Sultan membawa rakyatnya pergi
meninggalkan ibu kota dan melakukan usaha membuka lahan untuk menanami tanaman
pangan, sehingga membuat suasana kota Tanjung Selor dan Tanjung Palas menjadi
agak sepi. Mata-mata Jepang juga tidak menangkap maksud dari Sultan Maulana
Muhammad Djalaluddin sebagai bentuk pembangkangan, sehingga pemerintahan Jepang
hanya terpaku di Tanjung Selor.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Peristiwa ini sendiri digambarkan
oleh M. Said Karim dalam bukunya, halaman 41</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">“…Sultan dan para menterinya yang
diiringi rakyatnya mengungsi sambil berladang disungai Pimping, Sungai Sebanar,
Sungai Selor [ilur kapal], Sungai Sebuda, Sungai Kapuk sambil berpindah-pindah.
Berarti pemerintahan hanya dilaksanakan oleh Jepang saja”.</b></span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Dimasa tersebut, untuk mengelabui
pihak Jepang, para gadis sengaja menggunakan pupur dingin tebal dan mengunyah
sirih sehingga tentara Jepang enggan mendekati para gadis tersebut, hal ini
dibenarkan oleh seorang penduduk Tanjung Selor, Pak Makarno yang tinggal di PMD
sekarang ini, beliau juga menceritakan ketika pasukan Jepang datang mereka
menangkapi ayam-ayam penduduk yang tinggal di daerah Jl. Semangka dilokasi
asrama yang akan dibangun Kantor Korem sekarang ini, beliau juga mengisahkan
bahwa sebuah pos jaga lengkap dengan cermin besar dibuat disekitar Boom atau
pelabuhan Tanjung Selor, tiap orang yang melewati pos tersembut harus
membungkukkan badan. di Tanjung Selor, Jepang juga membawa kebiasaan untuk
melakukan Taiso atau membungkukkan badan kearah matahari terbit, karena mereka
percaya dengan keberadaan Dewa Matahari.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Nasib pasukan Jepang di Tanjung
Selor dan sekitarnya mengalami kondisi yang buruk ketika pasukan sekutu memburu
mereka selepas Tarakan jatuh ke tangan Pasukan Australia, mereka sempat
bersembunyi di gua-gua dan yang cukup kuat melanjutkan jalan kearah Apo Kayan
dan Long iram, termasuk Kumatsu petinggi Jepang yang menyerahkan bendera merah
putih sebelum pamit meninggalkan Tanjung Selor, ditengah jalan banyak dari mereka
yang dihabisi oleh orang-orang Dayak, Bulungan dan Tidung dihulu sungai, ada
yang apes nasibnya dimakan buaya. </span></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;"><br /></div>
<div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Sumber:</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">Wawancara dengan Pak Muhammad
Makarno, Th. 2019</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: medium;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: arial; font-size: medium;">M. Said. Karim, “ Mutiara Abadi
[Restruksi Historis Pejuang-pejuang Kemerdekaan Bulungan], Tanjung Selor 2011</span></div>
<span style="font-family: arial;"><o:p></o:p></span><div style="margin: 0cm; text-align: justify;">
<a href="https://www.tagar.id/peladang-tradisional-dayak-bukan-penyebab-karhutla"><span style="font-family: arial;">https://www.tagar.id/peladang-tradisional-dayak-bukan-penyebab-karhutla</span></a></div>
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-11280680231386744492020-02-18T08:46:00.002-08:002021-03-19T06:04:34.366-07:00Sedikit ulasan tentang "Nama Orang Jang Bergelar" koleksi Museum Kesultanan Bulungan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWgQKjfSG-pFNyLVG76rF44m9a6bVdRMZadI38NZSXAsGah3cOYywlPg7pTptBWOQa_rCGfk9vm-m50wyKBXFqhEG2tppYAqeUJ-C0r0RvatI5Fok8TncdJl_G4zTTSOZiAH8wxvOQXVc/s1600/result.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="732" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWgQKjfSG-pFNyLVG76rF44m9a6bVdRMZadI38NZSXAsGah3cOYywlPg7pTptBWOQa_rCGfk9vm-m50wyKBXFqhEG2tppYAqeUJ-C0r0RvatI5Fok8TncdJl_G4zTTSOZiAH8wxvOQXVc/s640/result.jpg" width="292" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Apabila kita menggali sejarah
Bulungan, banyak hal baru yang mungkin saja membuatmu berfikir agak aneh pada
awalnya, sayapun demikian, diantaranya ketika saya menjumpai salinan ketikan
“Nama Orang Jang Bergelar”, disalin oleh A. Abdurrahim pada Surat keputusan
yang ditulis buat oleh Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin bertarikh 21 Januari
1948, yang menarik adalah tulisan dibawah surat tersebut yang menegaskan bahwa
gelaran tersebut diberikan kepada sejumlah orang yang wajib “hoekoemnja”
digunakan oleh yang bersangkutan dan apabila tidak digunakan oleh individu yang
diberi gelar maka ia akan dihukum sesuai adat istiadat Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Seperti yang tertulis dalam salinan
tersebut, <b>“Apabila Orang2 jang telah mengetahoei hal ini tidak
menjeboet gelaran itoe, maka akan dihoekoem denda menoeroet adat istiadat
Keradjaan Boelongan”.</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Apabila ditafsirkan, nampaknya Sultan
memilki maksud agar mereka yang dianugrahkan gelar dapat dikenal luas oleh
masyarakat Kesultanan, pun demikian secara tersirat menyampaikan bahwa individu
istimewa yang diberikan gelar tersebut selayaknya menjadi pribadi yang menjadi
suri tauladan dalam masyarakat adat Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Kepada kepada daftar gelar tersebut,
apa bila kita inventaris maka akan ditemukan beberapa gelaran yang umum
diketahui digunakan oleh para bangsawan atau kerabat Kesultanan Bulungan,
paling banyak adalah gelaran Datoe, kemudian ada juga Radja Moeda (ini hanya
disandang oleh Putra Mahkota), Adji, Pengiran, Pengian, Dayang dan Andin. Ada
juga yang secara khusus seperti Temenggong, Panglima dan Punggawa yang bila
ditelisik diberikan oleh Baginda Sultan Sultan Djaluddin kepada orang-orang
terkemuka dari kalangan Beroesoe (Berusu).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Dalam tulisan yang dibuat oleh
Martinus Nanang dengan judul” Sejarah Penyebaran dan Kebudayaan Suku Bulungan
di Malinau”. Hal. 11, memberikan kepada kita sedikit gambaran mengenai gelar
kebangsawan Bulungan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">“Garis strata sosial Bulungan terdiri
dari tingkat-tingkat sebagai berikut: Tertinggi di bawah sultan adalah “Datu”.
Hanya keturunan sultan yang bisa menjadi Datu. Jadi status sosial datu adalah
adalah <i>“ascribed status”</i> atau status yang diperoleh karena
kelahirannya atau hubungan darah dengan orangtuanya. Selanjutnya hanya
keturunan Datu yang bisa menjadi Datu dan Sultan. Seorang perempuan keturunan
Datu disebut “Aji.” Jika seorang perempuan bangsawan (Aji) menikah dengan
lelaki dari golongan non-bangsawan, maka keturunannya bukan bangsawan dan tentu
saja tidak bisa menjadi Datu atau Aji. </span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 2.2pt; mso-line-height-alt: 11.4pt; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Di bawah Datu ada “Pangeran” yang
merupakan penasihat atau staf inti sultan. Status Pangeran adalah <i>“assigned
status”</i> atau status yang diperoleh karena penganugerahan dan
pengangkatan oleh sultan. Jadi anak seorang pangeran belum tentu bergelar
pangeran juga. Hanya sultan, melalui perdana menteri, yang memiliki wewenang
untuk mengangkat seorang pangeran. Selanjutnya pada tingkat sosial di bawah
pangeran ada “Aji” dan “Andin”. Aji juga sebutan untuk keturunan pangeran
(laki-laki atau perempuan). Sedangkan Andin sebenarnya diadopsi dari gelar
bangsawan Tidung dari Sembakung”. </span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 2.2pt; mso-line-height-alt: 11.4pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 2.2pt; mso-line-height-alt: 11.4pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Terakhir satu gelaran yang menarik perhatian saya adalah gelar
Kimas atau Ki Mas yang merupakan gelaran umum yang digunakan oleh Orang-orang
dari Kesultanan Palembang. Tentunya yang menjadi menarik adalah mengapa baginda
menganugrahkan gelar yang terdengar asing ditelinga sebagian orang
tersebut, setidaknya terdapat lima orang yang dianugrahkan gelar Kimas,
yaitu:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">1. Kimas
Arif gelar kepada Enci Mohammad Tanjung Selor<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">2. Kimas
Moeda gelar kepada Toswao Salimbatu<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">3. Kimas
(Aji) Kertasono gelar kepada Tardi Pembakal Karang Anyar<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">4. Kimas
Agoeng gelar kepada Oesoep Sekatak<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="color: black; line-height: normal; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">5. Kimas
Praboe gelar kepada Seman Pembakal Pengian.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Dari kelima daftar gelar Kimas ada
dua yang sangat dikenal, yaitu Kimas Arif atau H. Encik Mohammad Hasan dan
Kimas (Aji) Kertasono. Sebelum lebih jauh membahas kedua tokoh ini ada baiknya
kita mengetahui sedikit mengenai istilah Kimas dan Encik yang akan kita temui
dalam tulisan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Gelar Kimas atau Kyai Mas, seperti
yang sudah penulis sebutkan sebelumnya merupakan gelar yang digunakan di
Kesultanan Palembang yang mendapat pengaruh jawa khususnya berasal
dari pendatang Demak </span><span style="background: white; color: #222222; font-size: 12.0pt;"> Ki Gede Ing
Suro bin Pangeran Sedo Ing Lautan </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">yang
datang ke tanah tersebut yang kemudian hari berpengaruh besar dalam pembentukan
Kesultanan Palembang. Lalu bagaimana kisahnya Sultan Djalaluddin menambahkan
gelar Kimas dalam daftar Orang yang bergelar dalam Kesultanan Bulungan?
Sayangnya bagi penulis masih menjadi misteri, namun yang pasti kelima orang
orang bergelar tersebut bisa jadi adalah tokoh yang disegani dimasyarakat namun
tidak memilki garis keturunan langsung dengan Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Kemudian adalah gelar Encik, gelar
ini umumnya dibawa oleh orang melayu perantauan. Di kota Tanjung Selor tidak
banyak yang menggunakan gelar Encik ini, dalam sebutulisan yang berjudul “Susur
Galur Melayu Bugis”, terdapat keterangan mengenai asal mula gelar Encik Ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">“Salah
satu sumbangan utama orang-orang Melayu di kawasan yang kini disebut Indonesia
Timur, khususnya di Sulawesi, ialah upayanya dalam menyebarkan agama Islam dan
penyebaran kebudayaan Melayu. Pada 1632, rombongan migran Melayu dari Patani
tiba di Makassar. Rombongan besar ini dipimpin oleh seorang bangsawan Melayu
dari Patani bernama Datuk Maharajalela. Turut serta dengannya kemanakannya
suami istri yang bergelar Datuk Paduka Raja bersama istrinya yang bergelar
Putri Senapati. Raja Gowa memberinya tempat di sebelah selatan Somba Opu,
ibukota Kerajaan Gowa, karena di sana telah berdiri perkampungan Melayu asal
Patani. Sejak saat itu, Salajo diganti menjadi kampung Patani, hingga sekarang.</span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Tidak
dapat diketahui tahunnya secara pasti kapan orang-orang Melayu Patani dan
Minangkabau bermukim di Salajo, satu daerah pesisiran Negeri Makassar. Dari
beberapa sumber lokal diketahui bahwa orang-orang Melayu mungkin sudah bermukim
di Salajo sekitar tahun 1512, tak lama setelah keruntuhan Malaka di tahun 1511.</span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Datuk
Leang Abdul Kadir bersama istrinya, Tuan Fatimah, dikenal sebagai cikal bakal
keluarga Melayu asal Patani di Salajo. Sedang Datuk Makkota bersama istrinya,
Tuan Sitti, adalah cikal bakal keluarga Melayu Minangkabau dari Pagaruyung di
Salajo. Merekalah generasi pertama migran Melayu di Salajo, sebuah perkampungan
di Kerajaan Sanrobone, daerah bawahan Kerajaan Gowa.</span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><i><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Pada
generasi ke–II Masyarakat Melayu di Salanjo lahir dari perkawinan antara
orang-orang Melayu Minangkabau. Ikatan ini ditandai dengan perkawinan Tuan
Aminah, Putri Datuk Leang Abdul Kadir dengan Tuan Rajja Putra Datuk Makotta,
Generasi ke–III masyarakat Melayu Salajo ditandai dengan
penggunaan titulatur “Incek” Ali, “Incek” Talli, “Incek”
Hasan, dan sebagainya. Dan sejak saat
itulah titulatur “Incek” digunakan oleh orang-orang keturunan
Melayu terpandang….”.</span></i></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Gelar
Encik dalam keterangan tulisan tersebut merupakan perpaduan unsur Melayu dan
Bugis, dalam sejarah keberadaan orang-orang Melayu yang tinggal menetap sebagai
pedagang di Makassar, banyak dari mereka yang bergelar Encik, nampaknya dari
sanalah sedikit gambaran asal usul nama Encik ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Kembali kepada kedua tokoh bergelar
Kimas tadi. Yang pertama adalah Encik Mohammad Tanjung Selor, nama ini
nampaknya merujuk kepada Enci Mohammad Hasan yang tinggal tak jauh disekitar
kampong Tanah Seribu Tanjung Selor, dekat Langgar Al Inayah. Beliau merupakan tokoh
agama yang disegani, pernah pula menyusun Makalah mengenai Sejarah Masuknya
Islam di Bulungan sekitar tahun 1981.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Yang kedua adalah Kimas Kertasono,
dalam salinan surat yang dibuat oleh Baginda Sultan Maulana Muhammad
Djalaluddin, nama yang memegang Gelar tersebut adalah Tardi Pembakal Karang
Anyar. Sayangnya tidak banyak sejarah mengenai tokoh bernama Tardi tersebut
yang dapat penulis gali lebih jauh dan mengapa ia dianugrahi gelaran penting
ini. Yang pasti nama Kimas Kertasono dewasa ini sudah digunakan secara resmi di
sekitar kawasan Karang Anyar Tanjung Palas sebagai nama jalan untuk menghormati
beliau, hanya saja ada tambahan gelar Aji, sehingga dikenal dengan nama jalan
Kimas Aji Kertosono.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Jika kita mau mengupas lagi sedikit
ada informasi tersirat yang menarik tentang Kimas Aji Kertosono ini, kata
“Pembakal” pada gelar tersebut merujuk kepada istilah jabatan Kepala Kampung,
seperti misalnya Datoe Meradjadinda gelar kepada Datoek Kemat Pembakal
(Tanjung) Palas Ilir dan Datoe Saboedin gelar kepada Datoe Abai Pembakal
(Tanjung) Palas Tengah, begitu pula Kimas Praboe gelar kepada Seman Pembakal
Pengian. Pertanyaan tentunya menarik adalah apakah kampung Karang Anyar yang
terdapat di Tanjung Palas sudah berdiri sejak era Kesultanan Bulungan? Mengapa hal
ini` menarik? Karena mayoritas penduduk Kampung Karang Anyar adalah Orang Jawa
dan nama Tardi pun demikian kental dengan Jawa itu. sedangkan seperti diketahui
transmigran yang Jawa yang datang ke Tanjung Palas sekitar era Presiden
Soeharto pada decade 70 atau 80-an. Jika benar Karang Anyar sudah memiliki
Kepala Kampung sendiri, apakah dapat dikatakan sudah terdapat migran jawa
sebelum era kemerdekaan atau tepatnya sudah ada diera Kesultanan Bulungan? Saya
kira perlu ada kajian sejarah tersendiri mengenai hal tersebut. Jika benar
tentu akan jadi temuan yang menarik mengingat sejarah Migran Jawa sedikit
sekali yang diketahui tentang mereka khususnya pada era Kesultanan Bulungan.
(pen)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Daftar Pustaka</span></b><span style="color: black; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">“Nama Orang Jang Bergelar”, disalin
oleh A. Abdurrahim pada Surat keputusan yang ditulis buat oleh Sultan Maulana
Muhammad Djalaluddin bertarikh 21 Januari 1948, Museum Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Martinus Nanang, “Sejarah Penyebaran
dan Kebudayaan Suku Bulungan di Malinau” sebanyak 20 halaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt;">Susur Galur Melayu Bugis Lentera
Timur : rchive.lenteratimur.com/2012/10/susur-galur-melayu-bugis/.</span></div>
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-406484942481855732020-01-13T07:49:00.001-08:002021-03-19T05:58:26.746-07:00Revisi: Seperti apa catatan sejarah hubungan Bulungan-Berau, dilihat dari versi sejarah yang ditulis dari sudut pandang pihak penulis Belanda?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEHLK-FB-_lH24g1VgRBVAAOXfoBsaubYKTdz0e4kXN-ZLsfT6YxDZsWBn5fF87mBzAxSpcyQxZEUgjNxdesV3ig-M_vdFNwp3fOIk1gkMhT5wNvoxwxCsWl4dnKTaztzWHimWqYYWXkI/s1600/IMG_20190405_190036.JPG" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="272" data-original-width="224" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEHLK-FB-_lH24g1VgRBVAAOXfoBsaubYKTdz0e4kXN-ZLsfT6YxDZsWBn5fF87mBzAxSpcyQxZEUgjNxdesV3ig-M_vdFNwp3fOIk1gkMhT5wNvoxwxCsWl4dnKTaztzWHimWqYYWXkI/s1600/IMG_20190405_190036.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin II, Sultam Bulungan Ke-X</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" dir="rtl" style="text-align: right;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Baiklah, tulisan ini dapat dianggap sebagai tulisan “pembuka” saja,
mengingat tidak banyak studi sejarah mengenai hubungan Bulungan-Berau dimasa
lalu. Mendapatkan catatan atau sumber sejarah mengenai isu tersebut tidaklah
mudah. Namun saya terbantu oleh oleh sebuah bernama “Tjabutan” yang bisa jadi merupakan
terjemahan dari “Kroeniek Der Zuider En Oosterafdeling Van Borneo”, sayangnya
naskah ketikan tersebut, yang penulis jumpai hanya mengisahkan periodesasi dari
tahun 1800 – 1874. Catatan ini disusun oleh J.Eisenberger pada tahun 1939.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Dalam catatan periodesasi sejarah tersebut terjalin catatan peristiwa
yang disusun oleh penulisnya mengenai hubungan Berau dan Bulungan, dalam hal
ini penulis hanya mencoba mengambil poin-poin penting dalam tulisan tersebut
yang bersentuhan dengan Kesultanan Bulungan saja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Mari kita mencoba membandingkan antara catatan periodesasi tersebut
dengan sejarah versi Bulungan. Ada beberapa poin yang nampaknya dapat kita
diskusikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: 1pt solid windowtext; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 467.5pt;" valign="top" width="623"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">1800, “Asal Kerajaan Beraoe terdiri dari
Goenoeng Taboer, Sembalioong, demikian joega Batoe Poetih dan Daerah Tidoeng.
Pada masa Itoe Boelongan dapat membentuk Kerajaan dan berdiri Sultan sendiri
sehingga terlepas dari kerajaan Beraoe”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Apa bila kita jeli membaca buku-buku tentang sejarah Berau atau yang
bersinggungan dengannya, hampir selalu penulis mendapati pembukaan kalimat
dimana pada tulisan itu selalu menyebutkan Bulungan adalah wilayah Berau yang
melepaskan diri dan membentuk pemerintahan sendiri, artinya dalam versi sejarah
Berau secara umum, Bulungan dapat dianggap telah melakukan semacam
pemberontakan atau upaya melepaskan diri dari pengaruh Berau. Jika demikian
maka ada semacam claim sejarah yang secara tak langsung menyebutkan bahwa Bulungan
pernah bagian dari Kerajaan Berau kuno. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Lalu bagaimana dari sisi Bulungan, apakah ada catatan yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyebutkan bahwa dari awal Bulungan
merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Berau Kuno, sejauh yang penulis ketahui
dari buku-buku maupun naskah sejarah yang ditulis oleh penulis dari pihak
Kesultanan Bulungan, baik dalam tulisan Datuk Perdana Ibn Datuk Mansyur, H.S.
Ali Amin Bilfaqih, HE. Mohd. Hassan, dll hampir tidak pernah menyinggung hal
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Karya yang cukup berani mengisahkan bagaimana Bulungan pernah
“memisahkan diri” dari Berau justru dapat dilihat karya dari H. Dachlan
Syahrani, menyebutkan bahwa Bulungan diera Sultan Amiril Mukminin (1731-1777)
pernah membangun hubungan diplomatic dengan wakil Kerajaan Berau di Tanah
Kuning, selebihnya hubungan Bulungan-Berau hanya diceritakan mengenai
pernikahan antara Sultan Alimuddin dengan Istri keduanya Pengian Intan. Pada
masa Sultan Alimuddin inilah, Bulungan memisahkan diri dari Berau. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Dalam catatannya H. Dachlansyahrani menulis, hal. 11-12<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">“…Terjadilah kericuhan di kerajaaan Berau, yakni pertentangan antara
kedua Kesultanan berkenaan masalah siapa yang berhak menjadi Raja Berau sesuai
dengan perjanjian semula – yaitu secara bergantian memerintah. Pada masa itu
yang memerintah Sultan Mohammad Zainal Abidin (1779-1800) dari Kesultanan
Gunung Tabur, yang menjadi Raja Berau ke-14. Beliau digugat oleh Sultan
Alimuddin Raja Alam (tahun 1810-1852) bahwa Raja Berau ke-15 adalah gilirannya,
bukan putra Sultan Mohammad Zainal Abidin, yang bernama Badaruddin seperti yang
di Isyukan. <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Perpecahan terus memuncak, apalagi penjajah Belanda membantu Gunung
Tabur sedangkan Sembaliung di bantu oleh Orang-orang Bugis dan Solok. Didalam
kekacauan Kerajaan Bulongan mengambil kesempatan memisahkan diri, terlepas dari
Kerajaan Berau, yang diumumkan oleh Sultan Muhammad Alimuddin pada tahun 1800”.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Dalam tulisan tersebut, H. Dachlan Syahrani, memuat gambaran singkat
tentang bagaimana Bulungan menjadi Kesultanan mandiri lepas dari pengaruh
Kerajaan Berau Kuno yang nasibnya diambang senja akibat konflik saudara
tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Lalu apakah dari pihak Berau terdapat penjelasan yang sama mengenai hal
itu?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Menariknya dalam sebuah tulisan yang berjudul, “Tinjauan Historis mengenai
Kerajaan Berau (Kuran), gambaran mengenainya ternyata kurang lebih sama.* <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">(“…. Pada permulaan abad ke XVII
pergantian raja secara teratur dari ayah kepada anak seperti yang terjadi 9
generasi terdahulu tidak terbagi lagi. Masalahnya Aji Dilayas raja ke IX
berputera dua orang Pangeran yang berlainan ibu yaitu Pangeran Tua dan Pangeran
Dipati. Sesudah Aji Dilayas mangkat kedua pangeran ini, masing-masing didukung
keluarga ibunya bersikeras mau menjadi raja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br />
Akhirnya keputusan musyawarah kerajaan kedua pangeran dan seterusnya, keturunannya
berganti-ganti menjadi raja. Pergantian raja secara bergiliran itu adalah
sebagai berikut : Oleh penulis sejarah tradisional tidak pernah dicantumkan
masa tahun pemerintahan raja-raja itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Pertama ialah Pangeran Tua<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Kedua saudaranya Pangeran
Dipati<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Ketiga Sultan Aji Kuning anak
Pangeran Dipati<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Keempat Sultan Hasanuddin
Marhum di Kuran anak dari Pangeran Tua.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Kelima Sultan Zainal Abidin</span></i></b><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">
kemenakan Sultan Aji Kuning turunan Pangeran Dipati. Menurut Kontler J.S. Krom
dalam memorinya, kira-kira tahun 1720 pada pemerintahannya Sultan Zainal
Abidin, menerapkan syariat islam di kerajaan Berau. Semasa hidupnya sangat
dihormati rakyat. Makamnya dianggap keramat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Keenam Sultan Badaruddin</span></i></b><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">
menjadi raja pihak keturunan Pangeran Tua melakukan protes, karena turunan
Dipati sudah ingkar perjanjian. Mereka sudah empat kali mendapat giliran
menjadi raja, sedang turunan Pangeran Tua baru dua kali. Insiden dapat diatasi,
pihak keluarga Pangeran Dipati memberikan kompensasi, sesudah habis masa
pemerintahan Sultan Badaruddin turunan Pangeran Tua memperoleh giliran 2 kali
berturut-turut menjadi raja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Giliran Ketujuh Sultan Salehuddin
turunan Pangeran Tua.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Sultan Amirilmukminin bin Sultan
Hasanuddin turunan Pangeran Tua Si Taddan Raja Tua atau Sultan Zainal Abidin II
Putera tertua dari Sultan Badaruddin turunan dari Pangeran Dipati. Beberapa
tahun ia memerintah, raja ini ditimpa penyakit cacar yang sangat parah. Ketika
sembuh dari penyakitnya itu, ia berbicara seperti orang bisu sehingga
perkataannya tidak dapat dipaham. Hasil kesepakatan orang tua-tua kerajaan, raja
harus diganti. Pada waktu menentukan giliran siapa diantara turunan kedua
pengeran itu akan menggantikan Si Taddan Raja Tua, terjadi kericuhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Bulungan dan Tidung Memisahkan Diri
Membentuk Kesultanan Sendiri. Karena terjadinya kericuan dan insiden pada waktu
menetapkan giliran siapa yang harus menjadi raja dari kedua keturunan pangeran
itu, kekuasaan pusat pemerintahan yang berkedudukan di Muara Bangun hampir
tiada berfungsi lagi. Dalam situasi yang tidak menentu itu, daerah Bulungan dan
Tidung berkesempatan melepaskan diri dari kesatuan wilayah kekuasaan Berau dan
membentuk kesultanan sendiri pada tahun 1800. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Wilayah Inti Kerajaan Berau Terpecah
Dua Pemerintahan kerajaan Berau terpaksa harus pasrah kasus Bulungan dan
Tidung, karena segala tenaga dan pikiran mereka dipusatkan untuk mengatasi
kekacauan perebutan kekuasaan antara turunan Pangeran Tua dan Turunan Pangeran
Dipati. Gazi Mahyudin adik Sultan Zainal Abidin II bersikeras menggantikan
kakaknya yang sakit-sakitan itu alasannya kakaknya baru beberapa tahun menjadi
raja. Raja Alam Putera Sultan Amiril Mukminin turunan Pangeran Tua, merasa
lebih berhak mendapat giliran menjadi raja, alasannya turunan Pangeran Tua baru
empat kali. Suasana semakin tegang, yang mengakibatkan terjadinya insiden di
beberapa tempat. Musyawarah kerajaan dan kedua keluarga Pangeran, karena hampir
setiap giliran yang akan menjadi raja, timbul persengketaan yang berbahaya bagi
kelangsungan hidup kedua keluarga itu, dapat memutuskan lebih akan bermanfaat
wilayah itu dibagi atas kesultanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Pertama
:</span></b><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">
Sebelah Utara Sungai Berau (Kuran) serta tanah kiri kanan sungai Segah menjadi
Kerajaan Gunung Tabur diperintah oleh Sultan Gazi Mahyudin (Sultan Aji Kuning
II). <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Kedua :</b> Sebelah Selatan Sungai
Berau (Kuran) dan tanah kiri kanan sungai Kelay menjadi Kerjaan Sambaliung di
perintah oleh raja Alam (Sultan Alimuddin). Kedudukan Pemerintahan di Muara
Bangun dipindahkan. Sultan Aji Kuning memilih Gunung Tabur yang terletak di
sebelah kanan muara cabang sungai Segah sebagai pusat pemerintahannya dan
Sultan Alimuddin Raja Alam memindahkan pusat pemerintahannya di kampong Gayam
sebelah kanan masuk sungai Kelay, disebut Tanjoeng. Sesuai dengan keputusan
Seminar Hari Jadi Kota Tanjung Redeb tahun 1992 peristiwa itu terjadi pada
tahun 1810, sepuluh tahun sesudah Bulungan dan Tidung memisahkan diri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Sultan Raja Alam Alimuddin inilah
sultan pertama dari Tanjung yang kemudian bernama kerajaan Sambaliung, sedang
ayahnya Sultan Amiril Mukminin atau marhum di Rijang (sungai kecil dekat
kampong Gurimbang) adalah raja giliran ke IX kerajaan Berau. Gazi Mahyudin atau
Sultan Aji Kuning II, sultan pertama dari kerajaan Gunung Tabur sedang kakaknya
Raja Tua Si Taddan (Sultan Zainal Abidin II adalah Raja Berau giliran ke X….”)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Demikian versi mengenai sejarah awal Kesultanan Bulungan dari sudut
pandang sejarah Berau yang ternyata oleh penulis Belanda diyakini kebenarannya,
komentar mengenai hal tersebut terlontar dari tulisan seorang ilmuan Belanda
bernama </span><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">H.
J. Grizen seperti berikut : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">“Pada
zaman dahulu beberapa Kepala Pemerintahan di daerah Kalimantan Utara Berasal
dari Berau sebelum Berau terpecah menjadi dua kerajaan, Bulungan dan Tidung
termasuk wilayahnya. Bahkan kerajaan Alas dan Tungku yang sekarang diduduki
Inggris, termasuk kawasan Berau.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt;">____________________________________________________________________</span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: 1pt solid windowtext; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 467.5pt;" valign="top" width="623"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">1839, “Sedjak Boelongan beradja dengan
sendirinja, perhoeboengan dengan Goenoeng Taboer, ja’ni radja jang asal
memberi hak kepadanja, selaloe baik sahadja, tetapi berhoeboeng dengan
pertjek tjokan yang disebabkan oeroesan perkawinan dalam tahoen 1839 maka
perhoeboengan jang baik ini menjadi perselisihan”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">1866, “Perselisihan antara Goenoeng Taboer
dengan Boelongan jang sejak beberapa tahoen lamanja, dengan perantaraan
Assisten Residen dari Samarinda dapat didamaikan”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Pada kedua poin catatan laporan mengenai Bulungan pada tahun 1839,
menarik untuk di perhatikan, disebutkan bahwa hubungan antara Bulungan dan
Gunung Tabur baik-baik saja sebelum sebuah masalah yang berkaitan dengan
perkawinan mejadi penyulut masalah antara kedua Kesultanan tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Apabila kita melakukan pengecekan ditahun tersebut, bertepatan pada
tahun memerintahnya Aji Muhammad atau Sultan Kaharuddin I, pada masa
kepemimpinannya diperiode pertama, sejauh yang penulis tahu tidak ada catatan
pasca Sultan Alimuddin, tentang perkawinan antara kedua kerajaan seperti yang
ditulis dalam laporan tersebut, apakah ada bagian dari catatan sejarah Bulungan
yang tidak menyebutkan peristiwa tersebut? Saya kurang tahu pasti. Namun satu
hal yang pasti, dalam catatan yang dibuat oleh </span><span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Adrian B. Lapian dalam bukunya berjudul <i>Orang
Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">Hal. 214, (Kol. Archief, 30 Oktober 1863,
no. 31 NA)<i> </i>beliau menuliskan tentang peristiwa perang antara Kesultanan
Bulungan dan Gunung Tabur, Penulis menyusun informasinya sebagai berikut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><span style="mso-bidi-font-style: italic;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Pemerintah Kolonial Belanda sendiri dikejutkan
dengan keberadaan berita yang mengisahkan tentang konflik antara
Bulungan-Gunung Tabur, berita tersebut berasal dari Surat Asisten Residen Kutai
bertanggal 15 Oktober 1862)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">(…” Saat
terjadinya hubungan yang sempat memanas antara Kesultanan Bulungan dan Gunung
Tabur pada tahun 1862, petualang Inggris juga melibatkan diri dalam hal ini,
kapten kapal niaga berbendera Inggris <i>Swan</i>, William Lingard berpihak
pada Gunung Tabur atas permintaan Sultan dari kerajaan tersebut. </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">William Lingard dikenal
sebagai seorang nakhoda yang berpengalaman dan sering berlayar antara
Singapura, Bali, Lombok dan pantai timur Kalimantan. Atas jasa-jasanya tersebut
ia diberi gelar Raja Laut, menurut laporan 4 Maret 1863, gelarnya adalah
‘Pengeran Laut, Kapitan Berau’. Peristiwa ini disertai pula dengan tembakan
kehormatan dan pemberian sebuah <i>Mandau </i>beserta tombak yang bertahtakan
emas sebagai ‘Barang Kerajaan’. Belanda dibuat cemas karena ada berita yang menyebutkan
bahwa Sultan menyerahkan sebidang tanah pada William Lingard tempat ia
mendirikan rumah dan gudangnya. William Lingard nampaknya ingin mengikuti jejak
James Brook, namun Belanda dengan cepat mengirim utusannya untuk mengadakan
penyelidikan, disamping itu kunjungan kapal perang Belanda secara berkala
didaerah tersebut membuat William Lingard tidak mungkin melanjutkan
rencananya”). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Pada laporan tersebut
disampaikan bahwa terjadi konflik dimulai pada tahun 1839 , sempat terjadi
konflik terakhir yang dimulai pada tahun 1862 dan baru Selesai 1866, memberikan
pemahaman menarik mengenai konflik perbatasan yang berawal dari masalah perkawinan
yang terjadi hampir 27 tahun lamanya, dan konflik terakhir Kesultanan Gunung
Tabur bahkan sampai harus meminta bantuan seorang petualang Inggris, seorang
Kapten Kapal bernama William Linggard untuk memimpin Angkatan Laut Gunung
Tabur. Lamanya 27 tahun bukan waktu yang pendek, ia juga dapat digambarkan
bagaimana tangguhnya Armada Kesultanan Bulungan yang baru berdiri menghadapi
Kesultanan Gunung Tabur waktu itu. Jika kita menoleh kebelakang, Armada
kesultanan Bulungan di bangun di era Sultan Alimuddin, armada tersebut pernah
dikerahkan untuk memukul posisi bajak Laut di Tawau dibawah pimpinan Laksaman
Muda Nik, putra lain dari Sultan Alimuddin, siapa sangka armada yang sama
dikemudian hari digunakan pula dalam konflik beberapa kali yang berhadapan
dengan kekuatan luar seperti Gunung Tabur yang ingin meluaskan wilayahnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><span style="mso-spacerun: yes;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Sayangnya pasca perdamaian
ditahun 1866, tidak pernah lagi terdengar mengenai Armada Laut Kesultanan
Bulungan tersebut, disinyalir Armada Kesultanan dibubarkan pada akhir konflik
tersebut sebagai bagian dari konpensasi perjanjian bersejarah antara Bulungan
dan Belanda yang salah satu poinnya menyebutkan bahwa “Belanda mengusai
Sungai-Sungai, muara dan laut yang berada diwilayah Kesultanan Bulungan dan
sebagai gantinya menjamin keamanan bagi Kesultanan Bulungan” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Masih banyak pertanyaan belum
terjawab, misalnya seberapa banyak Kapal-kapal dan perahu milik Angkatan Laut
Bulungan yang dihasilkan dan berdinas pada periode itu? Bagaimana struktur
Komandonya? Siapakah Laksama terakhir yang memimpin pertempuran pada konflik
panjang tesebut? Bagaimana mereka mendapatkan mesiu dan persenjataan pada
periode tersebut? Dimana gudang senjatanya? Bagaimana komposisi awak kapalnya?,
Apakah meriam-meriam kecil yang disimpan di Museum Kesultanan Bulungan tersebut
pernah digunakan dalam konflik laut tersebut? dan banyak lagi yang menjadi
misteri yang belum terpecahkan. Yang pasti, bahwa Kesultanan Bulungan pernah
memilki pasukan yang berorientasi laut dapat dirasakan pada penyematan gelar
pada salah menteri di era Sultan Maulana Mohammad Djalaluddin yaitu Menteri
Ketiga, Yakni Gelar Laksamana Setia Diradja. Tentu saja dimasa Sultan Terakhir
itu Sultan tidak memiliki pasukan Laut, hanya Opas saja, namun gelar itu secara
simbolik mengingatkan pada masa jayanya Kesultanan Bulungan memang pernah
memilki Armada Laut yang tangguh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">__________________________________________________________________<o:p></o:p></span></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border: 1pt solid windowtext; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 467.5pt;" valign="top" width="623"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">1873, “Dalam Tahoen 1873 Sultan dari
Boelongan telah mangkat dan diganti oleh toeroenan jang berhak”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">1874, ”Setahoen kemoedian dalam boelan April
1874 di Boelongan berhoeboeng dengan tida ada pengganti Sultan djang sah,
maka banjak candidaat2 mengemoekakan dirinja, sehingga hampir terdjadi perang
saudara oentoenglah toean Assisten Resident dari Samarinda (boleh djadi- G.G
Villenneuve) dapat segera menjelesaikan dan sebagai penggantinja diangkat
Datoe Maoelana dan dalam boelan April 1875 diakui sjah oleh Gouvernement”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Pada poin laporan tarakhir yakni pada tahun 1873 dan 1874, disebutkan
bahwa Sultan Bulungan telah mangkat dan penganggantinya yang sah telah siap
diangkat menjadi Sultan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Tahun 1873, merupakan tahun kemangkatan bagi baginda Sultan Kaharuddin I
Bin Sultan Alimuddin. Peristiwa bersejarah ini menjadi peristiwa penting bagi
Bulungan, karena kehilangan pemimpin yang mampu bertahan dari usaha agresi
pihak luar. Dan seperti yang digambarkan pula dari poin tersebut, ternyata
putra mahkota yang akan disiapkan naik tahta tidak cukup umur. Sehingga
diangkatlah Sultan Datu Alam Muhammad Adil atau Muhammad Khalifatul adil Bin
Maoelana selama tiga tahun dan mangkat di tahun 1875 kemudian digantikan oleh
Sultan Muhammad Kaharuddin II Bin Maharaja Lela hingga tahun 1889.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Pada laporan yang ditulis pada poin diatas, disebutkan Datoe Maoelana disyah
oleh Gubernur Belanda pada April 1875, laporan ini agak ganjil bagi penulis
karena tidak dijelaskan siapa Datoe Maoelana tersebut. Selain itu laporan itu
memberikan gambaran bahwa terjadi kekosongan kekuasaan di kesultanan Bulungan
pada akhir periode setelah Mangkatnya Baginda Sultan Kaharuddin I di tahun 1873
hingga bulan April 1875, apabila kita kembali melihat versi sejarah Bulungan
kekosongan kekuasaan tidak terjadi dimasa tersebut. Karena hal tersebut penulis
belum dapat memahami laporan yang mengisahkan hampir terjadinya perang saudara
antara Kesultanan Bulungan pada periode tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Penutup.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Demikian tulisan ringan yang penulis buat sebagai analisis awal mengenai
hubungan sejarah Bulungan-Berau berdasarkan poin-poin laporan yang ditulis
dalam “ Naskah Tjabutan”, tentu saja sebagai tulisan “ringan” jauh dari
kesempurnaan, semoga akan ada informasi tambahan atau analisis lainnya, yang
bisa menyempurnakan dan menambah khazanah dari tulisan ini. Terimakasih. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Note:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">*</span></b><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"> Pertanyaan yang tak kalah menarik untuk
disodorkan adalah, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bagaimana awalnya
Bulungan dalam konteks sejarah Berau dianggap sebagai wilayah yang pernah
menjadi satu naungan dibawah pengarah Kerajaan Berau? Ternyata salah satu
pejabat Belanda pada waktu itu bernama J.S. Krom pernah meminta bantuan pihak
Kesultanan Gunung Tabur dan Sembaliung untuk menyusun sejarah Berau, maka
disusunlah tim kecil yang terdiri dari kedua pihak yakni: </span><span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Klerk
Lauw. Aji Berni Masuarno juru tulis kelas 1 Datu Ullang putera dari Sultan
Amiruddin Sambaliung, Aji Raden Ayub putera dari Sultan H. Siranuddin Gunung
Tabur dibantu beberapa magang seperti Abdul Wahab, Adam, Khirul Arip. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Berdasarkan data-data otentik yang dapat dihimpun
dari kedua kerajaan itu serta naskah-naskah tradisional milik perorangan,
berhasil disusun sejarah Berau<span style="color: black;">. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><span style="color: black;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Secara ringkas dalam tulisan tersebut, tim penulis menyebutkan bahwa
wilayah inti yang membentuk kerajaan Berau kuno (Kuran) terdiri dari lima
Nagari atau Benua dan 2 kampung. Saya tidak membahas mengenai kesemua nagari
atau benua penyusun wilayah inti kerajaan tersebut, perhatian saya berfokus
pada informasi mengenai salah satu Banua tersebut, yaitu Nagari Marancang yang
disebut paling pertama dari wilayah tersebut, dengan ulasannya yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">“</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Nagri Marancang.
Kepala Nagri atau Orang tuanya bernama Rangga Si Kannik Saludai. Pengarappan
atau Punggawanya Bernama Harimau Jantan, Lambu Tunggal dan Kuda Sambarani.
Wilayah kekuasaannya dari Bulalung Karantigau, Kubuan Pindda, <u>Mangkapadi,
Bulungan Selimbatu, Sekatak Buji, Sekata Jelanjang, Betayu, Sesayap</u>,
Simangarris, Tawau, Segarung, Talluk Silam dan Kinabatangan berbatasan dengan
Brunei.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Perhatikan nama-nama wilayah yang saya garis bawahi, cukup familiar
bukan? Beberapa nama tersebut masih bisa kita temukan sampai hari ini. Hubungan
sejarah Bulungan-Berau layak dikaji lebih dalam lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Sumber Pustaka<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">“Naskah Tjabutan” yang merupakan terjemahan dari “Kroeniek Der Zuider En
Oosterafdeling Van Borneo”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Copy naskah ketikan Datuk Perdana</span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">, “Risalah Riwayat
Kesultanan Bulungan th 1503 M atau th 919 H”</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">, t.th<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Ali Amin Bilfaqih, H. Said. 2006. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: Calibri;">“Sekilas Sejarah
Kesultanan Bulungan dari Masa ke Masa”.</span></i><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"> Tarakan : CV. Eka Jaya Mandiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Dachlansjahrani, H. 1991. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Beberapa
Usaha Menemukan Hari Jadi Kota Tanjung Selor”. <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Adrian
B. Lapian, <i>Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi
Abad XIX. Th. </i><span style="mso-bidi-font-style: italic;">2009<i>.<o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="NL" style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><span style="mso-bidi-font-style: italic;"><i><br /></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;">Mika
Okushima <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Latar Belakang Etnis Tidung:
Penyelidikan terhadap kerajaan-kerajaan kuno di pesisir Kalimantan timur laut.
Th. </i>2002</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 14pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ansi-language: EN-ID; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;">Sejarah Berau, Tinjuan Historis Tentang Kerajaan Berau Kuran, diposting
31 May 2008, jam 20:53, By. </span><span style="font-size: 14pt; line-height: 107%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><a href="http://www.betalphi.com/index.php/library/7-bks"><span style="color: black; mso-themecolor: text1;">www.betalphi.com/index.php/library/7-bks</span></a><span style="color: black; mso-themecolor: text1;">.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="text-align: right;">
<br /></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-69661905095146815162019-12-08T07:30:00.001-08:002020-03-13T08:00:08.031-07:00[Sejarah Islam di Bulungan] Bagaimana menggambarkan peran dari tokoh sejarah Sayyid Abdurrahman Bilfaqih atau Tuan Kali Abdurrahman dalam perjalanan awal sejarah Kesultanan Bulungan?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br />
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sejarah
awal Kesultanan Bulungan nampaknya tidak dapat dilepaskan dari kisah kedatangan
ulama seperti Said Abdurahman Bilfaqih di Bulungan, beliau dikenal pula dengan
nama Tuan Kali Abdurahman. </span><span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Literature sejarah
Bulungan seperti tulisan Datuk Perdana dan H. E. Mohd. Hasan dkk, hanya
menjelasakan bahwa beliau seorang perantau Arab dari Demak (Jawa). momentum ini
dapat pula disebut sebagai kontak kedua kedatangan Islam di Bulungan yang
tercatat dalam sejarah Bulungan. Sayangnya tidak ada literature lebih jauh yang
menceritakan apa yang menjadi motif kedatangan beliau di Bulungan secara pasti
dan apakah beliau sendiri datang karena memenuhi undangan penguasa Bulungan
atau karena ada misi lainnya?.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedikit menengok kebelakang, menurut penelitian tim
penulisan sejarah Banjar, pada masa pangeran Samudra, Sultan pertama Kesultanan
Banjar yang bergelar Sultan Suriansyah, Demak pernah mengirim angkatan
perangnya untuk membantu Banjar untuk mengalahkan kerajaan Daha yang
berpusat di Muara Hulak dengan Bandar perdagangannya di Muara Bahan. Bersamaan
dengan dikirimnya bantuan pasukan, diikut sertakan juga Khatib Dayan, seorang
penghulu mesjid yang dipersiapkan untuk mengislamkan orang-orang Banjar setelah
kerjaan banjar berhasil mengalahkan kerajaan Daha, sesuai janji pangeran
Samudra. Kesultanan Banjarmasin pun akhirnya didirikan setelah mengalahkan
kerajaan Daha pada tanggal 24 September 1526 bertepatan dengan tanggal 8
Zulhijjah 932 Hijriah. Khatib dayan sendiri meninggal dan dikuburkan dikompleks
makam Sultan Suriansyah di kuwin utara. Ada yang berpendapat bahwa Khatib Dayan
adalah seorang Arab dari golongan Ahlul Bait yang bernama Sayyid Abdurahman.
Orang jawa lazim menyebutnya Sayyid Ngabdul Rahman. Mereka berpendapat
kemungkinan khatib Dayan adalah orang jawa keturunan Arab karena sepanjang
pantai utara yaitu Tuban, Demak, Gresik merupakan pusat pemukiman orang Arab.<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn1" name="_ednref1" style="mso-endnote-id: edn1;">1</a> Fakta ini setidaknya
memberikan kita informasi awal bahwa pada masa Kesultanan Demak, perkampungan
Arab memang sudah ada disekitar pesisir pantai utara Jawa.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Penulis berpendapat tujuan kedatangan Said Abdurahman
Bilfaqih di Bulungan erat kaitannya untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas
keimanan para penguasa maupun rakyat Bulungan yang sudah mengenal agama Islam
sebelumnya, walaupun saat itu bentuk pemerintahan yang dianut bukanlah
Kesultanan, namun sebuah kerajaan kecil lebih terlihat sebagai sistem kepala
suku. Jika memperhatikan begitu mudahnya beliau bergaul dengan wira Amir dan
sempat diangkat menjadi penasehat sekaligus guru agama Islam oleh
wira Amir, maka kita dapat kita menarik kesimpulan awal bahwa Said Abdurahman
pada saat itu sudah sangat dikenal baik oleh Wira Amir maupun rakyatnya, jadi
pengucapan kalimat Syahadat oleh Wira Amir itu sendiri bukanlah berarti Wira
Amir belum menjadi muslim sebelumnya, melainkan hanya sekedar formalitas belaka
karena Wira Amir sudah mengenal Islam sebelumnya. Satuhal yang disayangkan
adalah tidak ada catatan sezaman atau sesudahnya yang menceritakan secara rinci
bagaimana alur pelayaran yang dilintasi oleh Said Abdurahman Bilfaqih dari
Demak hingga sampai ke Bulungan.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lalu bagaimana status Said Abdurahman Bilfaqih sendiri
dalam usaha beliau mendakwahkan Islam di Bulungan?, apakah beliau memiliki
hubungan dengan penguasa Demak sebagai duta kerajaan seperti yang dilakukan
oleh Khatib Dayan di Kesultanan Banjar? untuk menjawab pertanyaan tersebut kita
harus melihat posisi Kesultanan Demak sendiri pada saat awal-awal munculnya
Kesultanan Bulungan. Fakta sejarah menyebutkan bahwa Kesultanan Demak pada masa
tersebut sudah tidak ada lagi dan menjadi salah satu wilayah dari Kesultanan
Mataram Islam.</span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ada kemungkinan kepergian beliau keluar wilayah
Kadipaten Demak berhubungan dengan situasi politik yang tidak stabil di tanah
Jawa, semenjak Kesultanan Mataram berperang untuk menguasai tanah Jawa
khususnya kota-kota pelabuhan dipantai utara jawa, ini artinya secara politik
Said Abdurahman Bilfaqih bukanlah duta politik Kesultanan Demak, walaupun bukan
sebagai duta politik Kesultanan Demak seperti yang dilakukan oleh Khatib Dayan
pada masa awal berdirinya Kesultanan Banjar, sebagai seorang pendakwah beliau
bersama Wira Amir nampaknya telah mempersiapkan pondasi agama Islam bagi
masyarakat Bulungan, hal ini sebenarnya dapat di pahami, didalam agama
Islam <i>Amir</i> atau pemimpin negara sekaligus agama keberadaannya
adalah mutlak, itulah sebabnya pemberian gelar oleh Said Abdurahman Bilfaqih
pada Wira Amir sebagai Amiril Mukminin yang secara politik dapat dipahami oleh
Wira Amir sebagai legitimasi politik untuk membentuk Kesultanan Islam di kawasan
yang pada masa itu kebanyakan dihuni oleh suku Bulungan. Karena itu
terbentuknya Kesultanan Bulungan maka agama Islam yang dianut oleh sebagian
besar <i>Ulun Bulungan</i> akan semakin kokoh dan legal atau sah
karena didukung oleh Negara dalam hal ini adalah Kesultanan Bulungan. Mulai
memudarnya pengaruh kerajaan Berau kuno (Kuran) karena perselisihan antara para
penerus tahta nampaknya menjadi salah satu faktor lain yang juga ikut
menentukan dalam perjalanan Kesultanan Bulungan di pentas sejarah dimasa awal
tersebur.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hal ini senada dengan apa yang disebut oleh Prof. Dr.
Azyumardi Azra, M. A, sebagai bahasa politik Islam di Asia Tenggara, yang
penulis kutip dalam bukunya <i>“Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah
Wacana dan Kekuasaan”</i>, beliau menuturkan:</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">(“... ketika Islamisasi kepulauan Nusantara berlangsung
dalam gelombang besar setidaknya sejak paruh abad ke-13, pengadopsian dan
penggunaan kosakata politik Islam menemukan momentumnya pula. Seperti
diisyaratkan, banyak historiografi (karya sejarah) Islam dikawasan ini, proses
konversi bahkan dimulai pada ranah politik. Hampir semua historiografi
tradisonal ini meriwayatkan bahwa tegaknya institusi politik Muslim bermula dan
korvensi penguasa lokal ke dalam Islam, yang kemudian diikuti para elit istana
selanjutnya disusuli seluruh rakyat.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<b><o:p></o:p>
</b><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dengan konversi penguasa ke Islam, entitas politik yang
digunakan selama ini adalah “kerajaan”, kini secara resmi disebut dengan
“kesultanan”. Gelar sultan juga diambil alih untuk digunakan, selain sebutan
lokal “raja”. Perubahan seperti ini tampaknya tidak mengandung kesulitan
apa-apa atau proses yang berbelit-belit. Memang kadang-kadang ada resistensi
dari penguasa lokal ketika penyebar Islam mengajak mereka masuk Islam, begitu
mengucapkan dua kalimah Syahadah, merekapun mengambil alih nama-nama Muslim dan
term-term politik Islam tanpa kesulitan apa-apa. Kasus ini misalnya terlihat
pada penguasa Pasai, Merah Silau, yang begitu diislamkan Syekh Ismail segera
mengambil nama dan gelar Sultan Malik al-Shalih. Bisa dipastikan, secara politis
tidak ada kesulitan bagi Merah Silau dan penggantian sebutan entitas politiknya
dari “kerajaan” kepada “kesultanan”. Toh, di Timur Tengah tidak ada perbedaan
antara keduanya; setali tiga uang.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></b></div>
<b><o:p></o:p>
</b><div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><b>Gelar sultan lengkap dengan nama Muslim, seperti bisa
diduga umumnya diberikan oleh guru-guru pengembara pembawa Islam, yang jelas
tahu banyak tradisi dan bahasa politik yang berlaku di Timur Tengah, karena itu
pula, dalam kasus Kesultanan Samudra Pasai, misalnya, banyak gelar yang
digunakan penguasa lokal mirip dengan nama-nama penguasa Dinasti Ayyub yang
berjaya di Timur Tengah sepanjang abad XII-XIII. Jika di Samudra Pasai kita
mengenal Malik al-Shalih atau Malik al-Zahir, nama-nama semacam itu juga dengan
mudah dapat ditemukan dalam genelogi penguasa Dinasti Ayyub”)</b>.<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn2" name="_ednref2" style="mso-endnote-id: edn2;">2</a></span><span style="mso-bookmark: _ednref2;"></span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jika mengacu pada konteks yang disampaikan oleh Prof. Dr.
Azyumardi Azra, M. A, kita akan menemukan keselarasan didalam konsep ini,
seperti yang sebutkan sebelumnya Said Abdurahman Bilfaqih yang kemudian
mendapat gelar Tuan Kali Abdurahman merupakan guru pengembara yang kemudian
mendapatkan tempat dihati masyarakat Bulungan. Jika diperhatikan lebih jauh
pemberian gelar Amiril Mukminin pada Wira Amir sangat kental dengan nuansa
tradisi Kesultanan-Kesultanan Muslim Sunni di Timur Tengah, walaupun ia berasal
dari Demak menurut sumber sejarah lokal Bulungan, namun ia sama sekali tidak
memberikan gelar-gelar Islam yang bernafaskan Jawa kepada Wira Amir.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Maka dapat dimengerti bahwa Said Abdurahman Bilfaqih
nampaknya cukup memahami kondisi politik yang terjadi pada masa-masa itu, iapun
nampaknya memiliki pengetahuan yang cukup baik pula mengenai sejarah dan
tradisi politik para penguasa Dinasty Muslim Sunni di Timur Tengah yang menjadi
banyak acuan para Sultan di nusantara pada masa tersebut. Sebab
tidak sedikit bahkan para penguasa Muslim yang berusaha mendapat gelar tersebut
dari otoritas politik di Timur Tengah, khususnya dari pemegang kunci “gerbang
suci” yaitu Syarif Mekah. Kesultanan Aceh Misalnya dikenal memiliki hubungan
yang erat dengan penguasa Turki Utsmani dan Syarif Mekah. Begitupula Kesultanan
Palembang dan Makasar juga diketahui menjalin hubungan khusus dengan penguasa
Mekah.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, M. A, hal
ini tidak hanya menunjukan adanya hasrat yang kuat oleh para penguasa Muslim
untuk mendapatkan legitimasi tambahan, namun juga mengisyaratkan kenginan untuk
mengasosisikan diri dengan pusat-pusat poltik keagamaan Islam. Dengan kata
lain, entitas dan muslim <i>polities</i> dikawasan Asia Tenggara
ingin diakui sebagai bagian integral dari <i>“Dar al Islam”</i> atau
Negeri Islam.<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn3" name="_ednref3" style="mso-endnote-id: edn3;">3</a> Dengan demikian
dapat pula dipahami Kesultanan Bulungan dimasa tersebut ingin memiliki status
dan kedudukan yang dipandang sama serta diakui dalam pergaulan internasional
negeri-negeri Islam, khususnya yang berada di kawasan Laut Sulawesi seperti
Kesultanan Sulu, Mindanao dan Brunei Darussalam maupun yang berada di pantai
timur Kalimantan seperti kutai Kertanegara maupun Berau yang kemudian pecah
menjadi dua Kesultanan kembar, Gunung Tabur dan Sembaliung.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lalu kapan berdirinya Kesultanan Bulungan? tidak ada
catatan pasti memang kapan Kesultanan Bulungan berdiri secara tepat, namun bila
mengacu pada tahun awal kepemimpinan Wira Amir pada tahun 1731 M bertepatan
pada 1144 H,<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn4" name="_ednref4" style="mso-endnote-id: edn4;">4</a> maka diperkirakan
Kesultanan Bulungan berdiri sekitar tahun tersebut, dengan beribukotakan di
desa Baratan lalu kemudian dipindahkan ke Salimbatu masih di era Amiril
Mukminin juga. Sejak itu penyebaran Islam di wilayah Kesultanan Bulungan secara
terus menerus berlangsung, umumnya lebih cepat tersebar dikawasan pesisir yang
memang dibeberapa tempat di nusantarapun, Islam cepat berkembang dikawasan
tersebut. Bahkan tidak hanya terkonsentrasi pada Bulungan saja, namun juga
beberapa suku bangsa lainnya seperti suku Tidung bahkan adapula orang-orang
Dayak Berusu<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn5" name="_ednref5" style="mso-endnote-id: edn5;">5</a> yang memeluk
agama Islam walaupun jumlahnya memang tidak banyak awalnya. Karena itu dapat
disimpulkan bahwa sejarah terbentuknya Kesultanan Bulungan tidak lepas dari
peran yang saling mengisi antara ulama dan umara atau pemimpin yang dalam tahap
awal diwakili oleh Said Abdurahman Bilfaqih yang kemudian diteruskan oleh para
pendakwah lainnya seperti Syekh Al-Magribi dan lain sebagainya dengan pihak
penguasa yang diwakili oleh Wira Amir atau kelak dikenal sebagai bapak pendiri
dari Kesultanan Bulungan yang bergelar Sultan Amiril Mukminin dan keturunannya. </span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ada beberapa indikasi yang menyatakan telah lama
terbentuknya masyarakat Islam di Bulungan bahkan jauh dimasa awal-awal
berdirinya Kesultanan Bulungan, yang pertama menurut penuturan H. E. Mohd.
Hasan dkk, di desa Baratan yang pernah menjadi pusat pemerintahan wira Amir
ditemukan sisa-sisa pondasi mesjid yang sudah tua, ini menegaskan bahwa jauh
sebelum masa awal pemerintahan Sultan Amiril mukminin sudah terdapat pemukiman
Islam di Baratan pada masa itu.<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn6" name="_ednref6" style="mso-endnote-id: edn6;">6</a> Satu hal yang
telah banyak dirumuskan oleh para ahli sejarah maupun para arkeolog islam,
bahwa syarat terbentuknya sebuah Kesultanan muslim yang biasa disebut dengan
tahap <i>Ketiga </i>kedatangan<i> </i>Islam yaitu melembaganya
Islam berbentuk sebuah Kesultanan, ia tentunya harus melewati tahap <i>Kedua</i> yaitu
agama Islam mulai dianut dan dipeluk oleh orang-orang disuatu daerah, itu
artinya masyarakat Islam telah terbentuk sebelumnya di Bulungan.</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"><br /></span></div>
<o:p></o:p>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="NL" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Indikasi kedua adalah penggunaan beduk atau tabuh, Beduk
yang saat ini berada di mesjid Kasimuddin saat ini merupakan beduk yang diambil
pada mesjid yang ada di Baratan,<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_edn7" name="_ednref7" style="mso-endnote-id: edn7;">7</a> bahkan sampai
hari ini masih bisa digunakan, tradisi beduk sendiri pertama kali dimulai oleh
mesjid Agung Demak sebagai pertanda bahwa waktu shalat sudah dekat, sangat
mungkin beduk ini sendiri muncul pase yang cukup awal setelah kedatangan Said
Abdurahman Bilfaqih di Bulungan. []<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 18.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref1" name="_edn1" style="text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Catatan Kaki.</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">1. Drs. H.
Syarifuddin dkk,<i>“Sejarah Banjar”</i>, (Banjarmasin: Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selata, Oktober 2005). hlm 94<o:p></o:p></span><o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref2" name="_edn2" style="mso-endnote-id: edn2;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">2</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> .Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. <i>“Renaisans
Islam Asia Tenggara Sejarah dan Wacana”</i>, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya. Cet-1. September 1999 hlm. 78<o:p></o:p></span><o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref3" name="_edn3" style="mso-endnote-id: edn3;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">3</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> . Ibid, hal. 79<o:p></o:p></span><o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref4" name="_edn4" style="mso-endnote-id: edn4;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">4</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> .Tahun 1144 H merupakan hasil
Konversi dari tahun 1731 M, menggunakan program Software <i>Hijri
Gregorian Conventer</i>. Conversi dilakukan oleh penulis pada 23 Desember 2008. <o:p></o:p></span><o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref5" name="_edn5" style="mso-endnote-id: edn5;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">5</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> .Dt. Mohd. Saleh gelar Dt. Perdana
bin Alm Dt. Mansyur.<i>“Risalah Riwayat Kesultanan Bulungan th 1503
M atau th 919 H.”</i> t.th. lihat tentang statistik data tahun 1948 dan
1951 dari Kantor Urusan Agama Kabupaten Bulungan, jumlah penduduk kurang lebih
90.000 jiwa. Orang Bulungan dan Tidung 100 % penganut agama Islam, di Kajan
Hilir; orang Melaran 95 % Heiden sedangkan 5 % Muslim sedangkan orang Berusu 15
% Muslim dan 85 % Heiden. Heiden dimasa itu masih mengacu kepada istilah
penganut kepercayaan lokal, dalam hal ini berlaku kepercayaan adat istiadat
suku Dayak yang bersangkutan. lihat hlm. 10<o:p></o:p></span><o:p></o:p></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<a href="file:///D:/Bulungan/Word/BAB%20V.docx#_ednref6" name="_edn6" style="mso-endnote-id: edn6;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">6</span></a><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> .H. E. Mohd. Hasan dkk,<i>“Sejarah
Masuknya Agama Islam di Kabupaten Bulungan”,</i>(Tanjung Selor: Panitia Abad XV
H Kabupaten Bulungan, 26 November 1981). hlm 24</span></div>
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-19524476199159887362019-11-14T04:02:00.006-08:002021-03-01T10:36:43.136-08:00Seperti apa sejarah Vierkante-paal di Tanjung Selor?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaKTKyZI2jbmxkpX7ekNqtIpvkg8ChIHEH77vLj8VlWCTlwE4hRwkzaNz3Xc7VFm1xpQOE_AhGz2pbj7ogSep6L4voc8_hpWJ_buYewrLeY77UjcW6MHoP78GhkEtWmYLx1a9Et-5QQ8Y/s1600/img222.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1369" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaKTKyZI2jbmxkpX7ekNqtIpvkg8ChIHEH77vLj8VlWCTlwE4hRwkzaNz3Xc7VFm1xpQOE_AhGz2pbj7ogSep6L4voc8_hpWJ_buYewrLeY77UjcW6MHoP78GhkEtWmYLx1a9Et-5QQ8Y/s400/img222.jpg" width="340" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Vierkante Paal ya?, kalau kawan menanyakan itu kepada
masyarakat Tanjung Selor, saya yakin tidak banyak </span><span style="font-size: 12pt; text-align: justify;"> </span><span style="font-size: 12pt; text-align: justify;">yang tahu, tapi bila kawan menanyakan tentang
sejarah Tanah Seribu, saya yakin sebagian dari mereka, khususnya orang-orang tua dulu
pasti ada yang tahu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Yup, Vierkante-paal tak lain adalah sebutan untuk
wilayah Tanah Seribu, suatu kawasan yang terletak di Tanjung Selor kota saat
ini. Seperti apa gambaran mengenai batas-batas lokasi ditanah seribu, sayangnya
saya kurang tahu pasti, namun gambaran mengenainya dituturkan oleh salah satu
penduduk setempat bernama Jamal*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Sebagai salah satu kampung
tertua di Tanjung Selor sebutlah Tanah Seribu yang batasnya dimulai dari bangunan
‘Gedung Semambu’ (sekarang Kantor Perusda). Disebut demikian karena bangunan
itu menjadi satu-satunya gudang tempat penyimpanan atau pengumpulan bambu jenis
semambu sebelum dikirim ke Tarakan atau ke Jawa. Dari batas inilah kampung
Tanah Seribu mulai dan berakhir di ‘ujung aspal’ persis di jalan Nangka
sekarang. Sedangan ke timur berbatasan dengan jalan Skip II (Wisma Idaman)
jalan Makam Pahlawan (Crown Square) belok ke jalan Haji Maskur selanjutnya
berakhir di jalan pasar Ikan lama yang terletak didepan Toko Batu.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tetua-tetua kampung Tanah
Seribu yang dulu dikenal sebagian besar sudah meninggal dunia<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>antara lain; Mohammad Galeba, Haji Enci’
Muhammad Hassan, Saleh, Haji Muhammad Arif, M. Ukuy dan masih banyak lagi.
Sedangkan bangunan paling monumental di kampung tersebut adalah Langgar Al
Inayah yang sudah direnovasi lebih dari tiga kali dan juga Gedung Semambu dan
Gesung Asap.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Semua bangunan monumental
tersebut sudah tidak dijumpai lagi keasliannya, kecuali Langgar Al Inayah yang
sudah beberapa kali direnovasi dan Gudang Semambu yang sudah direnovasi menjadi
Asrama Pelajar dan terakhir kini menjadi Kantor Perusahaan Daerah Berdikari dan
satu lagi tempat bersejarah, dulu di Tanah Seribu, terdapat Taman Makam
Pahlawan yang oleh pemerintah dipidah ke samping Bandara Tanjung Harapan menjadi
Taman Makam Pahlawan Telabang Bangsa sampai sekarang. Sedangkan bekas Taman
Makam Pahlawan yang dulu, sekarang telah menjadi pusat perdagangan kaki lima
(sekarang bangunan Lapakan, berderet dengan penginapan Bulungan Indah)” <o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Lalu bagaimana sejarahnya wilayah ini
sempat menjadi milik Belanda? Pada tahun 1897 di era Sultan Azimuddin, Belanda
meminta wilayah 1000 meter persegi di Tanjung Selor, tercantum dalam lembaran
Negara No.83 tahun 1897. Sama seperti diwilayah lainnya, Vierkante-paal umumnya
juga menjadi wilayah kota berkembang dikemudian hari seperti diwilayah
Samarinda dan Banjarmasin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keterangan mengenai luas wilayah
“tanah seribu’, lebih rinci dijelaskan dalam tulisan H. Dachlansyahrani,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Didalam Staatsblad No. 83
yang berisikan Besluit Gouvernor General No. 32 Tanggal 1 Maret 1879, yang
menyatakan wilayah Vierkante-paal di Tanjung Selor dengan luas 291, - Ha
(disebelah Utara dan Selatan masing-masing sepanjang 1.489,6 m, disebelah Timur
sepanjang 1.690 m dan disebelah Barat sepanjang 2.200 m”.<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Taktik Belanda meminta wilayah seluas
1000 meter persegi dulunya juga digunakan oleh Serikat Dagang Hindia Belanda,
ketika mereka berhasil mempengaruhi penguasa setempat, bedanya dahulu digunakan
untuk perbentengan, diera pemerintah Belanda menjadi semacam kawasan
perkantoran dan pemukiman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kawasan tanah seribu kemudian
dikembalikan lagi kepada Kesultanan Bulungan oleh pemerintah Kolonial Belanda pada
1 Januari 1946, sekitar 41 bulan sebelum peristiwa 19 Agustus 1949, status
Vierkante-paal kembali menjadi Landschap Bulongan. Demikian informasi ini saya sampaikan, semoga
bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Note<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">* Sumber, Blog Zarkasyi Van
Bulungan: “Nostalgia Tanjung Selor Tempo Doeloe”, Gempar (Gema Parlemen) Edisi
Perdana April 2008, Buletin DPRD Kabupaten Bulungan, Nostalgia, Hal. 32 – 33.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">** M. Said Karim, “Mutiara
Abadi Restruksi Perjuangan Kmerdekaan Bulungan” 2011. Pemerintah Kabupaten
Bulungan. Hal. 28<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">*** H. Dachlansjahrani,
“Beberapa Usaha menemukan Hari jadi kota Tanjung Selor”, 1991. Hal. 18 dan 25</span></b></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-72268679723525006122019-10-19T07:08:00.000-07:002019-10-19T20:07:55.901-07:00Apakah di Tanjung Selor masih ada situs peninggalan era Bupati Bulungan yang pertama?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCRvHJ4YR3WBKf1wG6t-iWtZh3ADgKsyQZq7yvQVk4JgTpDOLeTnt6tXea1Fd2WH2ZbpXDu8sWHVmq6uL8TiraFvmHCkvMJP8XbiKXRpH57uCw1FpX_mIVoPTL46wxSp7OX9wEq7972z4/s1600/Dokumen+72_1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="1600" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCRvHJ4YR3WBKf1wG6t-iWtZh3ADgKsyQZq7yvQVk4JgTpDOLeTnt6tXea1Fd2WH2ZbpXDu8sWHVmq6uL8TiraFvmHCkvMJP8XbiKXRpH57uCw1FpX_mIVoPTL46wxSp7OX9wEq7972z4/s400/Dokumen+72_1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam salah satu episode sejarah Bulungan, era dimasa
kesultanan Bulungan mulai beralih secara penuh dibawah kontrol Pemerintaha
Republik Indonesia ketika Status daerah istimewa Kesultanan Bulungan diubah
menjadi daerah tingkat II Kabupaten Bulungan, ditandai dengan peristiwa
pemindahan pusat pemerintahan dari Tanjung palas ke wilayah seberang yakni
Tanjung Selor oleh pak Andi Tjatjo yang dikenal dikemudian hari sebagai Bupati
Bulungan yang pertama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Cerita menarik mengenai peristiwa tersebut di
gambarkan oleh M. Said Karim, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Perkembangan selanjutnya sesuai
dengan Undang-undang No.27, tahun 1959, Daerah Istimewa Bulungan menjadi
pemerintahan Kabupaten. Bupatinya yang pertama terpilih dari Andi Tjatjo gelar
Datuk Wihardja. Beliau dilantik pada 12 Oktober 1960 di Tanjung Selor oleh
Gubernur Kalimantan Timur Aji Pangeran Temenggung Pranoto. Perlu saya sisipkan
cerita pada waktu itu belum ada hotel tempat tamu menginap. Rombongan Samarinda
tidur di kapal. Peristiwa tadi dijadikan tanggal peringatan hari ulang tahun Bulungan
dengan istilah Birau Bulungan”.*<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kembali ke pertanyaan awal, apakah kita dimasa
sekarang masih bisa melihat Situs-situs peninggalan era Bupati lama di Tanjung
Selor? Sayangnya untuk sekian kalinya, periode pemerintahan kabupaten Bulungan khususnya era 60 an hingga
70an, dapat dikatakan hampir hilang sepenuhnya**. Pada tahun 70an seperti yang
diketahui, kantor Bupati pertama Kabupaten Bulungan mengalami peristiwa
kebakaran sehingga banyak data dan foto penting yang mewakili era itu hilang
dimakan api. Itu belum termasuk tidak terdokumentasi dan tidak terdatanya
situs-situs kantor pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat serta rumah jabatan
bupati yang kita ketahui, sebelum kota Tanjung Selor diperluas dan kantor
pemerintahan dipindah di Jl. Kol. Soetadji.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Salah satu peninggalan yang dapat dikatakan cukup utuh
mewakili era tersebut adalah bangunan rumah jabatan Bupati Bulungan yang
pertama, dikemudian hari berubah fungsi menjadi Penginapan seperti kondisinya
saat ini, justru karena hal itulah bangunan tersebut masih dapat berdiri kokoh
untuk menandai era sejarah awal pemerintahan Kabupaten Bulungan. Bangunan
dikenal sebagai Hotel Assoy yang posisinya berhadapan dengan pelabuhan Tanjung
Selor, dulu sekali di pertigaan jalan didekat bangunan tersebut terdapat sebuah
monumen patung berbentuk singa yang kemudian dibongkar dan diganti lampu jalan***.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya beruntung dapat menggali informasi mengenai
bangunan tersebut dari penduduk setempat yang yang menjadi saksi hidup
keberadaan rumah jabatan Bupati Bulungan pertama itu. Pak Raden -umur 77 tahun,- biasa beliau dipanggil
dengan nama tersebut, sehari-hari bekerja sebagai pengemudi perahu tambang Tanjung
Palas-Tanjung Selor, beliau mengisahkan;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i>“Rumah
itu dulu milik Pak Andi Caco waktu itu menjabat sebagai Bupati Daerah Tingkat
II Bulungan, disebelahnya Rumah saudara beliau Andi Saleh yang waktu itu jadi
wedana Tanjung Selor, kantor Bupati ada di di kantor BRI sekarang ini sedangkan
kantor Wedana ada di lapangan Volly itu, setelah Andi Caco tidak lagi menjabat,
rumah itu dijual kepada pengusaha Cina (Tionghoa) namanya Naming, setelah itu
di urus lagi sama saudaranya namanya Muming jadilah hotel Assoy sekarang ini,
lalu rumah Andi Saleh juga dijual, sekarang jadi warung kopi”****<o:p></o:p></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sayangnya narasumber tidak mengetahui bahwa apakah
rumah tersebut sudah ada sebelumnya atau dibangun ketika Pak Andi Tjajo awal
bertugas sebagai Kepala Daerah Tingkat II Bulungan. Namun apabila menurut
informasi mengenai pemindahan pusat pemerintahan dan lokasi rumah itu saat ini,
kuat dugaan bahwa rumah tersebut sudah ada jauh sebelum Andi Tjatjo bertugas
sebagai kepala daerah tingkat II Bulungan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mengapa ada asumsi seperti itu? Yang pertama ketika
Dr. Soemarno Satroatmodjo dijemput di pelabuhan Tanjung Selor, ada pejabat
wakil pemerintah Belanda yang datang secara langsung menghadiri kedatangan
beliau saat itu, yaitu Asisten Residen Brekland dan istri. Seperti yang
diketahui Dr. Soemarno dan istri tidak menetap di rumah tersebut melainkan
dirumah yang berada tak jauh dari lokasi rumah sakit, tepatnya didepan kantor
pos lama Tanjung Selor, artinya Asisten Residen Breekland dan keluargalah yang
kemungkinan besar menempati rumah tersebut mengingat lokasinya yang sangat
dekat dengan pelabuhan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kedua, ketika Pak Andi Tjatjo diangkat sebagai Bupati
tingkat II Bulungan, periode perpindahan dari Tanjung Palas ke Tanjung Selor
terlalu dekat, sebagaimana kita tahu, ketika Sultan Mualana Muhammad
Djallaluddin wafat 1958 dan pemerintah Republik Indonesia menetapkan perubahan
status Bulungan yang Sk-nya baru keluar tahun 1959, pusat pemerintahan masih di
Tanjung Palas dan berlangsung di Istana tingkat dua tersebut, sehingga apabila
memindahkan pusat pemerintahan dan ditugaskan sejak 12 oktober 1960, maka
perangkat pendukung pemerintahan sudah harus siap, dalam waktu yang sempit itu
tidak mungkin dapat membangun gedung pemerintahan dan rumah dinas pada masa itu
yang sudah siap pakai, kecuali perangkat pendukung pemerintahan berupa bangunan
dan rumah tersebut sudah berdiri sebelumnya, artinya di zaman Kolonial Belanda,
bangunan tersebut sudah ada. Tentang posisi rumah tersebut yang lokasinya bersebelahan
dengan Rumah Sakit pertama Tanjung Selor, menguatkan pandangan tersebut. Sebab
baik sekolah SMP negeri Tanjung Selor yang pertama</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-ID;"> (Dahulu
bangunan itu digunakan sebagai Sekolah Rendah Kelas II tahun 1908)</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">dan rumah sakit tersebut dibangun di
era belanda, begitupula dengan lokasi bangunan yang tak jauh darinya merupakan
bangunan-bangunan lama yang masih bersambung dengan wilayah kampung Arab lama.
Demikianlah catatan penulis mengenai Situs bangunan bersejarah era Bupati
tingkat II Bulungan yang pertama, semoga bermanfaat. []<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Note<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">*Pak Andi Tjatjo menjabat sebagai Bupati Bulungan pada periode 1960-1963,
dikemudian hari posisi beliau digantikan oleh Pak Damus Frans yang pada masa
Daerah Istimewa Bulungan sempat menjabat sebagai Anggota Dewan rakyat
Perwakilan Sementara dari Persatuan Pegawai Pemerintah Cabang Malinau.</span><span lang="EN-ID" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-ID;">
M. Said Karim. 2011. Hal. 51<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">**Kisah mengenai hal tersebut, pernah diangkat dan
dibahas dalam artikel berjudul “Saksi
bisu dibalik hari jadi Bulungan” Sumber Liputan6.com pada 15 Oktober 2018,
pukul 12:31 WIB, hanya saja dalam artikel tersebut membahas mengenai rumah lama
yang dahulu sempat dihuni oleh Dr. Soemarno Sastroatmodjo dan </span><span lang="EN-ID" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-ID;">Pak
</span><span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Damus Frans.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">***Sultan Kasimuddin dalam kunjungannya di Belanda
tahun 1923, pernah menghadiahkan monumen Singa kepada Ratu Wihekmina yang terbuat dari logam, didesain oleh
Frans Werner dan dibuat oleh pabrikan Art Bronze And Metal Foundry “De Kroon” (Haarlemsche
Edelsmederij). Ada kemungkinan yang dibuat di Tanjung Selor tersebut adalah
tiruannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-size: 12pt;">****Wawancara dengan Pak Raden, 77 th, tanggal 18
Oktober 2019, Sore.</span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-75611158757669543162019-10-10T12:03:00.005-07:002020-11-28T07:23:02.132-08:00Menurutmu seperti apa peran Salimbatu, sebagai wilayah yang pernah menjadi ibu kota Kesultanan Bulungan?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGibd-vXS-Fuu9J2i4mttnKl0EeMh3Mx7DeF6BdXk0zsjHdb83C-wvPPLj5Dadx7jHuRWvh82cQE7BMRJvXlri5KuKa9F08tFOl1WT7Fhp5GwKKODnOZF4dBzfxeRZE7ZpKsAKDUdhtw/s1600/IMG_20200209_124406.JPG" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="574" data-original-width="720" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYGibd-vXS-Fuu9J2i4mttnKl0EeMh3Mx7DeF6BdXk0zsjHdb83C-wvPPLj5Dadx7jHuRWvh82cQE7BMRJvXlri5KuKa9F08tFOl1WT7Fhp5GwKKODnOZF4dBzfxeRZE7ZpKsAKDUdhtw/s400/IMG_20200209_124406.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;">Ilustrasi Salimbatu zaman dulu</span><br /><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Saya sejujurnya penasaran mengenai hal tersebut, seperti
yang kita tahu dalam sejarah banyak sekali kerajaan dan Kesultanan yang pernah
memindahkan ibu kota kerajaan dari satu wilayah ke wilayah lainnya karena
berbagai alasan, entah karena faktor ekonomi maupun karena faktor pertahanan
dan ke</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">a</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">manan, bisa pula karena faktor lainnya. Dan
baru-baru ini pertama kali dalam sejarah, Republik Indonesia</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"> juga</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"> memindahkan Ibukota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara.</span><br />
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"><br /></span>
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Demikian pula dalam sejarah Kesultanan Bulungan, sebelum
Tanjung palas menjadi Ibu kota, tempat kedudukan Sultan bertahta, Bulungan
sejak era Kesatria Wira, sudah </span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">pernah</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"> memindahkan pusat pemerintahannya.</span><br />
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"><br /></span>
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Kembali ke pertanyaan awal, bagaimana sebenarnya
kedudukan strategis wilayah Salimbatu ini dalam sejarah</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"> dimasa-masa
awal Kesultanan</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"> Bulungan, apakah wilayah ini memang
secara kebetulan saja dipilih atau mungkin ada alasan lain yang tak banyak
banyak disinggung dalam sejarah Bulungan itu sendiri, dan misteri apa yang
masih belum dapat dijelaskan mengenai Salimbatu sampai hari ini.</span><br />
<br />
Tentu saja dalam hal ini saya mencoba menggali sejarah
Salimbatu itu sendiri, namun dengan batasan waktu hingga ketika pusat
pemerintahan dipindahkan ke Tanjung Palas.<br />
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;"><br /></span>
<span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Dari banyak literatur Bulungan yang penulis baca</span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">,
dipindahkannya pusat pemerintahan dari Salimbatu ke Tanjung Palas Ulu, hanya
disinggung selintas saja, baik dari karya tulis yang diterbitkan oleh
Pemerintah Kabupaten Bulungan, maupun yang ditulis oleh kerabat dan keluarga
Kesultanan Bulungan seperti karya Datuk Perdana*, H.S Ali Amin Bilfaqih
(2006)** dan lain sebagainya. </span><br />
<br />
Salimbatu
digambarkan sebagai pusat lumbung pangan Kesultanan, wilayah ini disiapkan
sebagai kawasan penyangga sebelum masuk ke wilayah Ibu kota, hanya itu saja
gambaran besar peran strategisnya.<br />
<br />
Jika
kita mencoba merunut peristiwa sebelum pemindahan pusat pemerintahan dari
Salimbatu ke Tanjung Palas, ada baiknya kita mencoba melihat peristiwa
sebelumnya yang nampaknya bisa jadi memberikan penafsiran lain yang jarang
dibahas mengenai kedudukan Salimbatu dalam sejarah Bulungan itu sendiri.<br />
<br />
Dalam
Tarikh resmi, yang diakui oleh mayoritas penulis sejarah Bulungan, bahwa
pendiri Kesultanan ini dimulai dimasa pemerintahan Sultan Amiril Mukminin,
putra dari Wira Digedung tahun 1731 Masehi. Beliau kemudian memerintah untuk
memindahkan pusat pemerintahan dari Baratan ke Salimbatu, untuk apa baginda
melakukan hal tersebut?<br />
<br />
Dalam
tulisannya, H. Dachlansyahrani (1991)*** maupun M. Said Karim (2011)****
memberikan ulasan singkat namun cukup padat mengenai peristiwa tersebut;<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">“Sultan
ini berpikiran jauh kedepan di dalam mengembangkan pengaruhnya. Dengan
memperhatikan letak pusat kerajaan di Baratan yang agak kepedalaman, kemudian
ditakutkan lagi pengaruh Raja Tidung diwilayah pantai, walaupun Raja Tidung ini
adalah ipar dari Sultan, karena saudaranya Sinaran Bulan (Putri Raja Wira
Digedung) kawin dengan Raja Tidung, maka memperhatikan pula hubungan lebih
mudah dengan perwakilan Kerajaan Berau di Tanah Kuning, maka Sultan Amiril
Mukminin memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke daerah Muara- di
Salimbatu,- pada tahun 1769.</span></i></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">Daerah
sekitar Salimbatu lebih banyak dataran rendah yang cocok untuk pertanian dan
usaha-usaha perikanan dan perdagangan. Sehingga dalam waktu yang tidak lama,
Salimbatu sudah berkembang pesat sekali, malah diramaikan lagi oleh Orang-orang
Tidung yang ikut bermukim dan berusaha disini”.</span></i></b><br />
<br />
Jika
kita membaca pandangan H. Dahlansyahrani mengenai peristiwa pemindahan ibu kota
dari Baratan ke Salimbatu, ada beberapa factor mengapa kawasan daratan rendah
di muara ini menjadi penting bagi pemerintahan awal kesultanan Bulungan,<br />
<br /><b>
Yang
pertama</b> adalah faktor Politik, Sultan Amiril Mukminin memiliki pandangan dan
ambisi politik yang kuat, baginya kawasan Baratan di pedalaman tidak cukup
besar untuk mewujudkan cita-citanya menjadikan Kesultanan Bulungan disegani
dikawasan, ia menginginkan tempat lain sebagai pijakan politik strategis, maka
Salimbatu dipilih untuk memanggul beban dari visi tersebut. Karena kedudukan
pemerintahan di Salimbatau, maka Kesultanan Bulungan memiliki akses penuh
membangun kekuatan politik dengan relasi tetangganya seperti Tidung dan
khususnya lagi dengan wakil Berau di Tanah kuning.<br />
<br /><b>
Kedua,</b>
akses Ekonomi penguasaan terhadap muara memungkinkan ketersedian sumber pangan
bagi kesultanan, baik dari segi perikanan maupun pertanian, daerah subur
dialiran sungai besar tersebut, dapat mencukupi ketersedian makanan bagi
masyarakat Kesultanan yang tumbuh diawal Abad ke-18 tersebut.<br />
<br />
Penafsiran
H. Dahlansyahrani tentang kedudukan strategis Salimbatu dimasa awal Kesultanan
sepertinya selaras dengan pandangan M. Said Karim, ia menulis;<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">“Pada
tahun 1769***** beliau memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke Salimbatu,
agar mudah berhubungan dengan Kerajaan Tidung dan Kerajaan Berau. Selain itu
daerah sekitarnya terhampar luas dataran rendah yang sangat luas baik untuk
pertanian, usaha-usaha perdagangan dan perikananpun sangat baik di daerah ini,
karena tidak jauh dari laut. Tak lama kemudian daerah ini cepat dikenal yang
menyebabkan banyaklah orang-orang Tidung bermukim disini, negeri-negeri luarpun
banyaklah berdagang disini. Saat inilah kerajaan Bulungan terkenal dan
termasyur dimana-mana.</span></i></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">…
“untuk mempererat hubungan dengan kerajaan Berau dikawinkanlah putra beliau
yang bernama Aji Ali dengan putri Berau (Sambaliung) itu dinamai pengian Intan.
Aji Ali sudah pula dikawinkannya, istri pertamanya bernama Aji Isa (dari
kerajaan Tidung) dan telah mempunyai dua orang anak, yang laki-laki bernama
Maulana dan perempuan bernama Aji Galu.</span></i></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">Dari
Istri kedua, yakni Pengian Intan lahir seorang laki-laki Muhammad yang
dipanggil Simad”.</span></i></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">…”masa-masa
itu kerajaan-kerajaan yang ada didaerah ini masing-masing berdaulat, hubungan
keakraban dilaksanakan dengan perkawinan antara putra-putri keturunan dari
kedua kerajaan seperti dengan Berau (Sembaliung) dan dengan keturunan Tanah
Tidung. Oleh karena persahabatan itu menimbulkan keadaan yang aman damai dan
sejahtera”.</span></i></b><br />
<br />
Terlepas
dari kontroversi sejarah mengenai pandangan tentang keberadaan
kerajaan-kerajaan lokal tersebut, baik H. Dahlansyahrani maupun M. Said Karim
memberikan gambaran menarik tentang narasi mengenai kedudukan Salimbatu dalam
sejarah awal kesultanan Bulungan itu sendiri. Kedudukan Salimbatu yang dimasa
awalnya diproyeksikan sebagai Ibu Kota kerajaan seperti membentuk pola
pembangunan dimasa yang akan datang mengenai tata kota Kesultanan. Umumnya
dalam pola kesultanan tradisional tersebut dimana lokasi kerajaan mengikuti
pola garis sungai, bisa jadi dahulu Salimbatu sebagaimana lazimnya pusat
pemerintahan pernah dibangun rumah kediaman Raja, Mesjid, kawasan pekuburan,
perumahan rakyat, pelabuhan dan kawasan perbentengan.<br />
<br />
Pada
tahun 1777, Sultan Amiril Mukminin mangkat di Salimbatu, kedudukan sebagai
sultan digantikan oleh putranya, sayang sekali penulis belum mengetahui pasti
siapa ibu dari Sultan Alimuddin tersebut. Sultan yang naik tahta pada tahun
tersebut dikemudian hari memindahkan lagi pusat pemerintahan dari Salimbatu ke
wilayah Hulu kembali, nampaknya peristiwa ini menjadi titik balik bagi
kedudukan Salimbatu dalam sejarah Kesultanan Bulungan.<br />
<br />
H.
Dahlansyahrani menceritakan peristiwa bersejarah ini dalam tulisannya;<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">“Kemajuan
yang diperoleh kerajaan dengan pusatnya di Salimbatu, mengundang terus para
pendatang baru, sehingga areal berusaha terasa bertambah sempit. Selain itu
dikhawatirkan serangan dari Solok******, maupun dari usaha penjajah Belanda
yang sudah memperhatikan kerajaan ini. Dengan pertimbangan itulah Sultan
Alimuddin memindahkan pusat kerajaan kepedalaman kembali. Daerah yang dipilih
adalah sebelah hulu kota Tanjung Palas sekarang, kejadian ini dicatat pada
tahun 1790.</span></i></b><br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br /></span></i></b>
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">Untuk
menjalankan pemerintah di Salimbatu, ditunjuk Maulana bersama saudaranya,
sedangkan Simad karena masih kecil ikut pindah ke Tanjung Palas. Dikota baru
inilah Sultan membangun pusat pemerintahannya, tahap demi setahap hingga
mencapai posisi layaknya pusat pemerintahan pada masa itu, seperti Kraton,
masjid, lapangan dan rumah para bangsawan dan perumahan rakyat”.</span></i></b><br />
<br />
Demikianlah
pemaparan mengenai sejarah Salim Batu sebagai wilayah yang dalam perjalanan
sejarahnya pernah menjadi lokasi Ibukota Kesultanan Bulungan<br />
<br />
Sampai
saat ini penulis sendiri masih bertanya-tanya tentang kedudukan Salimbatu
sebagai lumbung pangan kerajaan, yaitu bagaimana kapasitas produksi beras yang
dihasilkan tiap tahunnya? Bagaimana distribusi bahan pangan itu sampai ke Ibu
kota, dan siapa pejabat yang menerimanya? Itu belum termasuk sampai kapan
status sebagai lumbung pangan kerajaan itu disandang oleh Salimbatu?. Banyak
masih mengenai sejarah khususnya mengenai Salimbatu yang penulis tak banyak
ketahui, dan menjadi misteri yang rasanya layak untuk ditelusuri.<br />
<br />
Sebelum
menutup tulisan kecil ini, penulis menghaturkan mohon maaf bila ada kata atau
kalimat dalam tulisan ini yang kurang berkenan dihati pembaca, Terimaksih.</span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><b>Note:</b></span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">* </span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Copy naskah ketikan Datuk Perdana<i style="mso-bidi-font-style: normal;">, “Risalah Riwayat
Kesultanan Bulungan th 1503 M atau th 919 H”</i>, t.th.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">** </span><span face=""" sans-serif "" , "serif"" lang="IN" style="color: black;">Ali Amin Bilfaqih, H. Said. 2006. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Sekilas Sejarah
Kesultanan Bulungan dari Masa ke Masa”.</i> Tarakan : CV. Eka Jaya Mandiri.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">***
Dachlansjahrani, H. 1991. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Beberapa Usaha
Menemukan Hari Jadi Kota Tanjung Selor”. </i>t.th. Hal. 8-10</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">****
Said Karim, M. 2011. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“Mutiara Abadi
(Restruksi Historis pejuang – pejuang Kemerdekaan Bulungan”</i>. Tanjung Selor.
Pemkab. Bulungan. Hal. 19-21</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br />
<o:p></o:p>***** Versi sejarah
lainnya menyebutkan bahwa pemindahan lokasi Ibu Kota dari Baratan Ke Salimbatu
dimulai diawal masa pemerintahan Amiril Mukminin ditahun 1731.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;">******
Solok dalam tulisan tersebut mengacu kepada sebutan umum untuk Bajak Laut Sulu.</span><span style="color: black;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; font-variant-caps: normal; font-variant-ligatures: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; orphans: 2; text-align: justify; text-decoration-color: initial; text-decoration-style: initial; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span style="font-size: medium;"><span face=""" sans-serif "" , "serif"" style="color: black;"><br />
Sumber Gambar; Pinterest</span></span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-49684853530370504832019-09-27T04:59:00.002-07:002019-12-14T05:51:22.021-08:00Apa saja fakta menarik tentang Dr. Soemarno Sastroatmodjo selama bertugas di Tanjung Selor.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR_HtrUKUX_U71EEpdMc64h5NG2hYXPv_VIUkoGp6gzszGxQbIpkYXbPRAeIdTqBEEuri_x35dlenMcUQe8XJlTa8uzsVi-BBwO074W-7_F2YW4iAfULTjuyB3s4Nk55TmmaKC3ZwCDvs/s1600/Dr.+Soemarno.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1337" data-original-width="1538" height="347" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR_HtrUKUX_U71EEpdMc64h5NG2hYXPv_VIUkoGp6gzszGxQbIpkYXbPRAeIdTqBEEuri_x35dlenMcUQe8XJlTa8uzsVi-BBwO074W-7_F2YW4iAfULTjuyB3s4Nk55TmmaKC3ZwCDvs/s400/Dr.+Soemarno.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dr. Soemarno Sastroatmodjo, yang saya ketahui tentang beliau tidaklah banyak kecuali fakta bahwa Ia adalah Kakek dari Kaka dan Bimbim Slank sekaligus pernah menjabat sebagai Gubernur Pertama Daerah Khusus Jakarta Raya dan menjadi Menteri Dalam Negeri dikemudian hari di era Presiden Soekarno</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bagaimana ketika ia betugas di Tanjung Selor? sayangnya minimnya dokementasi mengenai sejarah perjalanan hidupnya ketika setahun ia bertugas di kota pelabuhan kecil tersebut, membuat tak banyak fakta menarik yang bisa disuguhkan apa lagi beliau sendiri tak lama bertugas, kerena dipindahkan di Kuala Kapuas tahun 1939. Saat ini nama beliau resmi digunakan untuk Rumah Sakit tipe B di Tanjung Selor untuk mengenang jasa-jasanya. </span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Lalu fakta apa saja yang menarik tentang sang Dokter selama bertugas di Tanjung Selor;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Kedatangan Dr. Soemarno Sastroatmodjo disambut oleh pejabat Belanda di Bulungan, diwakili oleh Asisten Residen Breekland berserta istri, di Pelabuhan Boom Tanjung Selor setelah melakukan perjalanan dari kota Tarakan. Tanjung Selor merupakan kota pertama dimana sang Dokter bertugas sejak Ia menerima Ijasah pada tanggal 2 April 1938.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Dr. Mas Sapuan Sastrosatomo adalah Dokter Rumah sakit di Tanjung Selor* yang posisinya digantikan oleh Dr. Soemarno Sastroatmodjo, kelak beliau kemudian menjadi Direktur Rumah Sakit Umum Tasikmalaya tahun 1948-1949.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Dr. Soemarno hanya bertugas selama 1 tahun di Bulungan, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Djaluddin, sekitar 7 tahun setelah beliau naik tahta.</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Ibu Armistiani, Istri Dr. Soemarno melahirkan anak keduanya di Tanjung Selor, dimana proses persalinannya langsung ditangani sendiri oleh beliau, putri kedua pasangan ini dinamakan Sri Soesilorini. Selain itu selama menemani suami bertugas di Kota pelabuhan kecil tersebut, Ibu Armistiani juga membuat perhimpunan bernama Rukun Istri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5. Rumah dinas dokter yang sempat dihuni oleh beliau sekeluarga selama di Tanjung Selor, masih berdiri sampai hari ini namun dalam kondisi kurang terawat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Demikianlah beberapa fakta menarik tentang beliau selama bertugas di Tanjung Selor, semoga bermanfaat.</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Note<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">*Rumah sakit ini dahulu di bangun pemerintah Belanda dimasa Sultan
Kasimuddin, letaknya berada persis di depan SMP 01 Tanjung Selor lama atau
gedung Perpustakaan Daerah saat ini, sebelum dibongkar sempat menjadi rumah bangsal dan cukup lama ditempati masyarakat, lokasi tersebut sudah disulap menjadi Kantor Kelurahan Tanjung Selor Hulu dan Kantor Kanwil DJPb Prov. Kaltara & KPPN Tanjung Selor di jalan Soetoyo.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sumber Foto: Istimewa</span></div>
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-16548730521625972712019-08-30T20:34:00.001-07:002021-03-19T06:05:33.020-07:00Sultan Bulungan diawal Abad ke-20<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="371">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy6dzU3G_RJIcp1DgCzaUsH3E266iP-oEmcVP4VvaN8oRSktb7n9sYI-g0cABiG82dBfAmPwAX05izkSaxUEvSTtMlF7M9eLU9HPA77Kd-M9z_91ZN4lZp_Sni4kICg54AUt2cmyqCLPk/s1600/FB_IMG_1549776000026.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="604" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy6dzU3G_RJIcp1DgCzaUsH3E266iP-oEmcVP4VvaN8oRSktb7n9sYI-g0cABiG82dBfAmPwAX05izkSaxUEvSTtMlF7M9eLU9HPA77Kd-M9z_91ZN4lZp_Sni4kICg54AUt2cmyqCLPk/s320/FB_IMG_1549776000026.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin, gelar yang
beliau pegang itu kurang lebih berarti “Pelayan Agama”. Naik tahta diawal tahun
1901 menjadikan beliau sebagai Sultan Bulungan yang mengawali pergantian dari
Abad ke 19 menuju abad 20. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mulai memerintah
dimasa Gubernur Jendral Willem Roosebom dan berakhir dimasa Gubernur Jendral
Dirk Fock. Diawal pemerintahannya hampir separuh wilayah Kesultanan Bulungan
sempat bergolak namun dapat diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Dimasa yang sama, Bulungan memasuki pase baru
sebagai kekuatan Ekonomi yang yang layak diperhitungkan di Hindia Belanda,
dengan ditemukannya cadangan minyak kualitas sangat baik di Tarakan maka
Bulungan menjadi salah satu Kesultanan yang kaya dengan pendapatan terbesar
dari hasil bagi minyak bumi tersebut, begitupula dibidang perkebunan, komuditi
karet mulai ditanam secara serius begitu pula dibidang perikanan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan juga mulai melakukan reformasi dibidang
pendidikan, ia membangun sekolah-sekolah baru, begitupula dibidang kesehatan,
rumah sakit baru mulai di bangun di Tanjung selor, daratan luas yang terdapat
didepan Tanjung Palas, tempat kediaman Sultan bertahta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan Kasimuddin merupakan sultan pertama pula
yang mengunjungi negeri Belanda, beliau tampak ganteng ketika mengunjungi
negeri Ratu Wihelmina tersebut menggunakan topi dan jas hitam. Kemampuan dalam
membangun relasinya juga sangat baik, dia tampak mudah menerima pola perubahan
yang terjadi diabad tersebut, salah satunya adalah menyiapkan putranya yang
kelak menjadi Sultan untuk menimba ilmu di luar Bulungan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan Kasimuddin juga menunjukan kelasnya
sebagai pemimpin Kesultanan Bulungan ketika menolak kebiasaan untuk menjemput
pejabat Belanda yang berkunjung ke Bulungan, baginya Sultan hanya akan
menyambut pejabat pemerintah Hindia belanda tersebut di Istana miliknya, bukan
didermaga kayu didekat sungai tersebut. Baginya pemerintah Belanda harus mampu
menghormati dirinya sebagai Sultan Bulungan sekaligus mewakili Rakyat
kesultanan Bulungan yang memiliki hak yang sama sebagai warga Negara dalam
lingkup Hindia Belanda tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sultan Kasimuddin mangkat di Tanjung Palas
sekitar tahun 1925, warisannya yang masih berdiri kokoh hari ini berbentuk masjid
agung Sultan Kasimuddin yang didirikan di paruh pertama abad 20 sampai hari ini
menjadi saksi kejayaan Kesultanan Bulungan dimasa lampau[].</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sumber Foto : FB Kesultanan Bulungan </span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-66396017588068487842019-07-08T09:57:00.007-07:002021-03-19T06:01:42.987-07:00Menengok dokumentasi Meriam Sebenua tanpa kain selubungnya<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaz_zZydnNEJAaQDA5cEewtA26MhFuVBV-UGXQlG_ek7XVpQz0GP6ca6r5jpgC_7DcKE6KkF_nDJ5YbyPO-4PEHKF8nrhrIKszeAvdp1JL22qijqodImQY9s4rM_who-k-1Vl_e0wsw7Y/s1600/IMG_20190716_131851.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1316" data-original-width="1482" height="284" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaz_zZydnNEJAaQDA5cEewtA26MhFuVBV-UGXQlG_ek7XVpQz0GP6ca6r5jpgC_7DcKE6KkF_nDJ5YbyPO-4PEHKF8nrhrIKszeAvdp1JL22qijqodImQY9s4rM_who-k-1Vl_e0wsw7Y/s1600/IMG_20190716_131851.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;">Melihat secara langsung meriam legendaris tersebut tanpa selubung penutupnya seperti saat ini, ibarat pepatah seperti menunggu “ayam jantan bertelur” karena sejak Museum Kesultanan aktif beroperasi sebagai tempat tujuan wisata dan edukasi, sampai detik ini meriam Sebenua yang merupakan barang pusaka sekaligus unsur dari Simbol Ningrat Bulungan itu hampir selalu dilapisi kain kuning sebagai lambang kebesaran Kesultanan Bulungan dimasa lampau.</span></span><br />
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><span style="font-family: "times new roman" , serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Setiap kali berkunjung ke museum itu, meriam
dengan diameter garis tengah laras 2,5 Inci selalu tampak gagah dengan
kondisinya saat ini, seperti yang penulis sampaikan sebelumnya, walau begitu
bukan berarti meriam tersebut tidak pernah mengalami masa yang sulit, pasca kejadian
tahun 1964, kondisi meriam tersebut cukup terawat walaupun hanya dapat disimpan
seadanya saat itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Anda dapat melihat foto diatas pada tulisan ini? Ya,
itulah foto ketika meriam pusaka tersebut tidak diselubungi dengan kain kuning
tanda kebesaran kesultanan yang lazim kita lihat hari ini, foto tersebut merupakan dokumentasi yang diambil sekitar tahun 1996, sejauh yang saya tahu itu dokumentasi yang cukup jelas menggambarkan Meriam Kesultanan Bulungan tanpa kain penutupnya, saat itu sedang dilakukan perayaan hari jadi Kabupaten Bulungan atau yang sering disebut dengan Birau atau "Pesta Rakyat", sebuah tradisi yang memiliki sejarah panjang sejak era Kesultanan Bulungan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-ID" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%;">Sekilas rupa dari Meriam Sebenua itu memiliki
kemiripan dengan desain ukir pada meriam koleksi Museum Kesultanan Bulungan
yang berukuran sedang yang terdapat dibagian tengah, mungkinkah meriam tersebut merupakan bentuk “mini”
dari Meriam Sebenua? Rasanya hal tesebut perlu penelitian lebih lanjut, setidaknya
gambar tersebut mengobati rasa penasaran khalayak ramai tentang bagaimana
bentuk Meriam pusaka Kesultanan Bulungan itu ketika dalam kondisi apa adanya,
sekaligus sebagai penanda bagi kita untuk menjaga dan melestarikan asset
sejarah dan purbakala dari Kesultanan Bulungan baik dimasa kini dan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang akan datang.[]</span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-84878137744888369202019-07-06T10:54:00.006-07:002021-03-19T05:59:42.116-07:00Menafsirkan arti angka ‘50’ dalam salah satu tugu peninggalan milik Kesultanan Bulungan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBg5OR6xvrjMpudLXIn7pGmJMYiuyxRpg7iDyjeAnIQhE-YB1Cx68xdvqyuAarfJelz5eJufVsVOXkkMO6z9t_3PkjyXMxj8i8hm9K_cCrN0GV9uqhZc-V90SEGqfdZgjA7P2rqm-N9_I/s1600/IMG_20190607_174808.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBg5OR6xvrjMpudLXIn7pGmJMYiuyxRpg7iDyjeAnIQhE-YB1Cx68xdvqyuAarfJelz5eJufVsVOXkkMO6z9t_3PkjyXMxj8i8hm9K_cCrN0GV9uqhZc-V90SEGqfdZgjA7P2rqm-N9_I/s400/IMG_20190607_174808.jpg" width="300" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption"><span style="font-size: medium;">Tugu Kesultanan Bulungan</span><br /><br /></td></tr></tbody></table><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Untuk memahami mengapa terdapat angka ‘50’ yang
terpahat pada salah satu tugu Kesultanan Bulungan tentu tidak lepas dari
konteks sejarah yang melingkupinya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Penulis mencoba untuk menafsirkan hal
tersebut dengan mencoba melihat kaitan-kaitan sejarah Kesultanan Bulungan
khususnya dalam periode paska pengibaran Bendera Pusaka Merah Putih di Istana
kesultanan pada Agustus tahun 1949. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Jika angka ‘50’ pada monument tersebut merujuk pada
tahun 1950, maka jika membuka lagi sejarah Kesultanan Bulungan dan
hubungkaitnya dengan peristiwa sezaman, kita akan menemukan sejumlah fakta
menarik, yang bisa saja mewakili arti dari symbol tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-size: medium;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "times new roman", serif;">1). Tahun 1950, adalah terhitung satu tahun sejak
Kesultanan Bulungan secara utuh bergabung dengan NKRI setelah proses pengibaran
Bendera Merah Putih pemberian seorang Perwira Jepang bernama Kumatsu yang
memiliki simpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia, ia pula yang
mengabarkan kepada Sultan Djalaluddin dan Datuk Bendahara Paduka Radja, bahwa
di tahun 1945 negara baru bernama Indonesia sudah memproklamirkan
kemerdekaannya. Menurut catatan dari keterangan foto yang berasal dari tulisan M. Said Karim* terdapat keterangan pada bagian depan tugu tersebut dipahat teks Pancasila dan dibagian belakangnya disertakan pahatan teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, artinya ada kemungkinan besar tugu tersebut
merupakan sebuah peringatan sekaligus tanda bahwa Bulungan adalah bagian tidak
terpisahkan dari Negara Republik Indonesia.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif; text-indent: -18pt;"><br /></span><span style="font-family: "times new roman", serif; text-indent: -18pt;">2). Tahun 1950, berdasarkan keputusan Presiden Republik
Indonesia Serikat, dalam hal ini Presiden Sukarno No.127 tahun 1950 pada tarikh
24 Maret 1950, wilayah Kalimantan Timur resmi bergabung menjadi bagian NKRI sekaligus menandai bubarnya Swapraja Federasi Kalimantan Timur yang terdiri
dari Kesultanan Kutai, Berau, daerah Pasir dan Kesultanan Bulungan.</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;"> 3). Tahun 1950, adalah tahun pertama pemerintah
Republik Indonesia melalui Presiden Sukarno* mengutus utusan istimewa diwilayah
Kesultanan Bulungan, yakni kunjungan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang membawa misi
mengunjungi Tarakan dan Nunukan pada tahun tersebut, dan diwaktu bersamaan juga
mengutus Datuk Madjo Urang ke Istana Kesultanan Bulungan sebagai wakil resmi Negara
untuk bertemu dengan Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin dan para mentrinya.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;"> 4). Tahun 1950, berdasarkan SK Gubernur Kalimantan
No.186/ORB/92/14 bertanggal 14 Agustus 1950, dan dengan disahkannya
Undang-undang Darurat Nomor 3/1953 oleh pemerintah Republik Indonesia, wilayah
Kesultanan Bulungan secara resmi menjadi Daerah Istimewa Bulungan dengan Sultan
Maulana Muhammad Djalaluddin sebagai Kepala Daerah Istimewa hingga tahun 1958.**</span></div>
<span style="font-size: medium;"><br />
</span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Demikian hal hasil penelusuran penulis yang meyakini
bahwa, symbol angka ‘50’ tersebut, memiliki arti yang istimewa bagi Kesultanan
Bulungan secara khusus, maupun bagi Negara kesatuan Republik Indonesia secara
umumnya. Semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat.[]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Note<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">*) </span></b><span style="font-family: "times new roman", serif;">Monumen tersebut menurut pak M. Said Karim merupakan "Tugu Peringatan Penyerahan Kedaulatan Tahun 1959", </span><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">M. Said Karim, Hal. 93</span><br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">**) </span></b><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">Tahun 1950, Presiden Sukarno juga mengunjungi Kota
Samarinda pada bulan Februari ditahun tersebut, salah satu agendanya adalah
peletakan batu pertama Taman Pahlawan yang diprakarsai oleh Front Nasional kala
itu dan pada bulan September ditahun yang sama itu, Bung Karno kembali
mengunjungi kota Samarinda dengan status sebagai Presiden Republik Indonesia,
bukan lagi sebagai Presiden Indonesia Serikat, Bung Hatta juga berstatus sama,
beliau resmi kembali sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dengan melepas
statusnya yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana Mentri RIS.<o:p></o:p></span></span></div>
<span style="font-size: medium;"><br />
</span><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">***) </span></b><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 107%;">Status Bulungan sebagai Daerah Istimewa, barulah
dicabut setelah Kepala Daerah Istimewa Pertama dan satu-satunya di Bulungan,
Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin mangkat ditahun 1959. Hal ini diperkuat
pasca keluarnya dekrit presiden bertanggal 5 juli 1959, Bulungan bersalin
status menjadi Kabupaten Bulungan sesuai Undang-undang No.27/1959 dengan Bupati
pertamanya yang masih kerabat Kesultanan, yakni Bupati Andi Tjatjo gelar Datuk
Wihardja.[]<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;">Sumber Pustaka<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium; line-height: 107%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;">Ali Amin Bilfaqih, H. Said. 2006. <i>“Sekilas
Sejarah Kesultanan Bulungan dari Masa ke Masa”.</i> Tarakan : CV. Eka Jaya
Mandiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span style="font-family: "times new roman", serif;">Moeis Hassan, H. A. 1994. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">“H.A. Moeis Hassan Ikut Mengukir Sejarah”. </i>Jakarta
: Yayasan Bina Ruhui Rahayu Jakarta.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman", serif;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br />
M. Said Karim. 2011. <i>"Mutiara Abadi (Rekonstruksi Historis Pejuang-pejuang Kemerdekaan Bulungan)". </i>Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.<br />
<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman", serif; font-size: medium;">Sumber Foto : Koleksi Pribadi.</span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-68921095992200499082019-06-29T10:03:00.004-07:002021-03-19T06:15:49.952-07:00Catatan Kecil tentang Meriam di Museum Kesultanan Bulungan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFn6zbVf2KE4xzWP_F1f6740N_711GZqrJJPNi0cfZlIJxa-IMoRbY7LxknakhpkdTZ1CuTPPfOL5og5w-NGGWfF-PgH657vuNkZtvnXQXhYcpO9vqOTwgOTKnydi3v7U7hFghfCE1xrM/s1600/800px-Museum_Kesultanan_Bulungan.JPG" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="533" data-original-width="800" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFn6zbVf2KE4xzWP_F1f6740N_711GZqrJJPNi0cfZlIJxa-IMoRbY7LxknakhpkdTZ1CuTPPfOL5og5w-NGGWfF-PgH657vuNkZtvnXQXhYcpO9vqOTwgOTKnydi3v7U7hFghfCE1xrM/s400/800px-Museum_Kesultanan_Bulungan.JPG" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bagian depan Museum Kesultanan Bulungan dengan Meriam dihadapannya<br /><br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Jika seandainya ada sebuah pertanyaan Apabila Seandainya ketiga meriam berukuran sedang milik Kesultanan Bulungan digunakan sebagai pertahanan kota, apa saja yang perlu saya lakukan sebagai operator meriam tersebut?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Ada banyak, tapi yang paling penting adalah
ketersedian mesiu dan peluru. Jika seandainya meriam-meriam pusaka itu digunakan
sebagai pertahanan kota dan tak ada pilihan lain, maka pasukan pertahanan
hanya bisa menggunakan meriam ukuran sedang yang dinamakan meriam Melati, Rindu
dan Dendam* (meriam Sebenua adalah pusaka utama kerajaan, iya berfungsi sebagai
regalia kesultanan dan digunakan hanya dalam upacara khusus kerajaan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Jika ditanya jenis puluru apa yang menjadi
pilihan utama, saya mungkin akan memilih peluru jenis Canister*, peluru ini
jenisnya sebesar biji kelereng, biasanya disimpan dalam wadah tabung atau
dibungkus kain. Kenapa harus Canister, selain karena dimaksud sebagai anti
personel, peluru yang apabila ditembakkan dari moncong meriam ini akan
berhamburan menuju posisi musuh layaknya menembakkan senapan shotgun atau
penabur diera modern. Pertimbangan lain mengapa harus menggunakan peluru jenis ini adalah, pada kenyatannya walaupun dicetak bersamaan dan berasal dari bengkel
yang sama, namun diameter masing-masing meriam bersaudara ini tidaklah sama, kami sebagai operator meriam ini tentu akan kesulitan dalam menggunakan bola meriam yang bentuknya hampir sama namun memiliki diameter laras yang berbeda, tentunya antara peluru satu dan peluru lainnya belum tentu pas.[]<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><b>Note:</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">*Kesultanan Bulungan memiliki beberapa buah
meriam, diantara meriam-meriam yang menjadi pusaka istana itu adalah tiga buah
meriam yang saat ini diletakan dihalaman Museum Kesultanan Bulungan. Tidak ada
catatan memang yang menyebutkan penggunaan meriam ini dalam konflik, namun
keberadaannya disinyalir kuat digunakan untuk melindungi area Kraton Kesultanan
apabila memang diperlukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><o:p></o:p></span><span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Pada tanggal 07 Juni 2019, saya telah melakukan
sejumlah pengukuran pada ketiga buah meriam itu untuk mendapatkan data mengenai
diameter garis tengahnya. Saya dibantu sejumlah aplikasi ukur untuk menemukan
konversi ukuran dari Inci ke mm. Hasilnya meriam tersebut yang memiliki ukuran
bervariasi dari yang terkecil hingga yang besar memiliki diameter:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">1. Ukuran 8,99 cm sama dengan 3,54 Inci atau
setara 89,9 mm (meriam ini terletak di bagian kanan, apabila pengunjung menatap
meriam dari depan Museum Kesultanan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">2. Ukuran 10,08 cm sama dengan 3,97 Inci atau
setara dengan 100,8 mm (meriam ini letaknya di sayap kiri didepan halaman
Museum Kesultanan Bulungan, meriam ini memiliki wujud dan ukiran yang sama
dengan meriam dibagian kanan)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">3. Ukuran 10,78 cm setara dengan 4,24 Inci atau
107,8 mm untuk garis tengahnya, meriam ini ada dibagian tengah halaman Museum
kesultanan Bulungan, dan memiliki ukiran yang berbeda dengan kedua meriam yang
ada disayap kiri dan kanannya). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">**Canister shoot adalah jenis peluru yang umum
dikembangkan di era Napoleon dan Civil War di Amerika, jenis peluru ini
mempunya dampak yang sangat menghancurkan baik moril maupun fisik dari korban yang
sebagian besar adalah tentara yang bertempur saat itu.[]</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sumber Foto : https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Museum_Kesultanan_Bulungan.JPG</span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-3343464086820474742016-03-21T19:51:00.003-07:002020-08-04T06:52:30.107-07:00Jejak protes rakyat Kesultanan Bulungan terhadap Kolonial Belanda.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:DocumentProperties>
<o:Version>12.00</o:Version>
</o:DocumentProperties>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]-->
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUH6sVX0yUziWGmL4rko1h-CyxcH7zhWWnNn2GN4umtsa3OQcrJ-6uQEVJLPaatW-h0IfaZsw7xyWFFbHS8uycEVCRK9IjcwhabffW8i6a4itUSh2-rSpgeEPjnLVHIvMn_ekLNA7r-S8/s720/FB_IMG_1549776049582.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="502" data-original-width="720" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUH6sVX0yUziWGmL4rko1h-CyxcH7zhWWnNn2GN4umtsa3OQcrJ-6uQEVJLPaatW-h0IfaZsw7xyWFFbHS8uycEVCRK9IjcwhabffW8i6a4itUSh2-rSpgeEPjnLVHIvMn_ekLNA7r-S8/w410-h286/FB_IMG_1549776049582.jpg" width="410" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pasukan KNIL di Bulungan<br /><br /></td></tr></tbody></table>Dalam hikayat, salah satu instrumen pendukung politik yang penting di miliki oleh Kolonial Belanda ketika masuk dan berpengaruh di Bulungan adalah Militer. KNIL diperkirakan masuk ke Bulungan bersamaan pasca perjanjian 1850, namun secara efektif keberadaan mereka makin mengakar setelah berkuasanya Sultan Kaharuddin II. </div>
<b><br />Peran KNIL dibidang Politik dan Militer di Bulungan.</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di Bulungan, walaupun suasana terlihat tenang, bukan tidak pernah terjadi protes rakyat terhadap Belanda. Sejarah mencatat dizaman Sultan Azimuddin, pernah terjadi perlawanan dari kawasan pedalaman. Pangkal permasalahannya adalah kebijakan pemerintah Belanda yang memungut pajak yang dirasa terlalu berat. Pada masa pemerintahan Sultan Azimuddin (1889-1899). setidaknya terjadi serangkaian perlawanan dipedalaman, serangkaian aksi tersebut diselesaikan dengan menggunakan pendekatan diplomasi yang santun.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perlawanan pertama ini dipimpin oleh para panglima tanah hulu dari suku bangsa Segai yang dikepalai oleh Wanpai Luhung, Anyi Luhung, Pangeran Lihpai dan Datu Layak. Pasukan-pasukan ini membangun basis pertahanan disebelah Busang Arau hingga di Pak Aru, dan memerintah beberapa panglimanya untuk meneror kota Raja, namun hal itu tidak berlangsung lama karena sultan mengirim delegasi perdamaian yaitu Datu Mansyur untuk berdamai dan perdamaian pun disetujui.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Protes secara besar-besaran terjadi pada masa pemerintahan Sultan Kasimuddin (1901-1925). Pemicunya adalah kebijakan pajak Kolonial Belanda terhadap rakyat. Pada tahun 1909 meletus lagi perlawanan panglima Segai Wanpai Luhung, dalam hal ini militer Belanda KNIL (Koninkluk Nederlandsch Indisch Leger) yang bermarkas di Tanjung Selor turun tangan memadamkan kemelut yang terjadi diawal pemerintahan Sultan Kasimuddin tersebut, dikirimlah sepasukan Ekspedisi kepedalam dipimpin oleh Kaptein J. Cox, karena kalah persenjataan dan strategi, panglima Wanpai Luhung dan pasukannyapun ditaklukan, beliau dan pengikutnya dikirim ke Nusakambangan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Serangkaian Perlawanan terhadap kebijakan Kolonial Belanda akhirnya mulai bermunculan, separuh Tanah Tidung yaitu Malinau pun memproklamirkan melepaskan diri dari kesultanan Bulungan yang dikepalai oleh mendiang Panembahan Maharaja Pandita, perlawananpun akhirnya dapat teratasi setelah pemerintah Kolonial Belanda mengirim pasukan ekspedisi memasuki pusat perlawanan mendiang Panembahan Maharaja Pandita dan berhasil menangkap beliau dan para pengikutnya, pada akhirnya mereka dikirim pula ke Nusa Kambangan.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Belanda semakin gelap mata, setelah memadamkan perlawanan bersenjata, pihak Belanda mulai membidik para bangsawan yang “dipandang” oleh Belanda tak memihak pada mereka, sehingga akhirnya Belanda juga menangkap beberapa kaum bangsawan. Beberapa dari mereka akhirnya dipindahkan ke Nusakambangan. Diakhir hayat mereka ada juga yang sempat dipulangkan dan dimakamkan di Salimbatu, protespun terhenti secara total.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemerintah Kolonial Belanda nampaknya menganggap serius ancaman Perlawanan ini, mereka khawatir jika Perlawanan makin meluas, hal ini tidak lain karena pada masa itu Belanda baru saja selesai perang Banjar yang ditandai menyerahnya Gusti Muhammad Seman, keturunan Pangeran Antasari tahun 1906.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Perang yang mengorbankan banyak biaya dan tenaga tersebut dirasa sangat berat oleh Pemerintah Kolonial Belanda, akibat pengalaman pahit mengatasi perlawanan bersenjata tersebut maka pemerintah Belanda memilih menggunakan pendekatan militer. mereka sangat paham, untuk bisa menghancurkan perlawanan rakyat maka para pemimpinnya harus segera di asingkan, dan memang terbukti bahwa para pemimpin perlawanan terhadap Belanda akhirnya dikirim ke Nusakambangan untuk mengisolasi mereka dan memutus hubungan perlawanan rakyat terhadap pemerintah belanda dan kesultanan. Namun patut disayang tidak banyak data tentang tokoh-tokoh perlawanan tersebut dan hubungkait mereka selama terjadinya Perlawanan. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Namun satu hal yang sangat terasa adalah, pada masa sultan Kasimuddin, campur tangan militer lebih dominan dari pada diplomasi, sultan nampaknya tidak menginginkan hal itu, namun suara Sultan Kasimuddin tak begitu didengar oleh pemerintah Kolonial Belanda karena merasa masalah keamanan dan ketertiban adalah bagian dari urusan mereka. Bagi pemerintah Kolonial menegakkan wibawa Ratu untuk mendukung Fax Nederlanica adalah harga mati yang tak bisa ditawar. Akibatnya pemerintah Kolonial yang sejak awal berusaha memegang kendali secara administratif dan militer, lebih cendrung menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Bagi Belanda ujung bayonet lebih mampu menyelesaikan masalah dari pada menggunakan ujung lidah (diplomasi).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini sebenarnya dapat dipahami, karena kekuasaan kesultanan Bulungan mulai dilemahkan sejak diterbitkannya Ordonantie berupa Staatsblad (surat keputusan) nomor 31 pada 2 Februari 1877 tentang pengaturan kekuasaan atas seluruh wilayah kesultanan Bulungan dan Staatsblad nomor 83 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Hindia Belanda A. D. H. Heringa. Isinya mengatur penyerahan tanah beberapa kerajaan di kalimantan kepada Belanda, kesultanan Bulungan sebenarnya sudah mulai diatur oleh Kolonial Belanda ini dapat dilihat pada perjanjian kerjasama (Konteverklaring de tweede II ) pada bulan Juni 1878, yang ditanda tangani Sultan Kaharuddin pokok perjanjianya yaitu: Belanda dapat menentukan kebijakan sultan Bulungan termasuk urusan pajak dan Sultan Kaharuddin terjamin keamanannya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan pada perkembangan selanjutnya walaupun berbentuk Zelfbestuurende Landschapen atau pemerintahan istimewa, namun pada hakikatnya kesultanan Bulungan sebenarnya berada dibawah pengawasan Asisten Residen yang kaki tangannya disebut Controleur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Controleur merupakan sebuah jabatan yang berlaku aktif sejak tahun 1827, dulunya sebelum Controleur jabatan sejenis disebut dengan Opziener. Sesuai dengan fungsinya mereka bertugas mengumpulkan pajak bumi di wilayah Karesidenan yang menjadi wilayah kerjanya. Petugas ini kemudian menjadi Directie voor de Cultures. Jenjang karier Controleur ini dibagi menjadi tiga tingkatan yang dapat naik pangkat sampai pada jabatan dalam dinas pemerintahan yaitu Asisten Residen atau Residen. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pembenahan di lingkungan pemerintahan lokal juga dilakukan secara bertahap. Controleur yang semula bertugas sebagai pegawai pajak, sesuai dengan Stbl. 1872 nomor 225 secara definitif digabungkan dengan Dinas Pangreh Praja yang sebenarnya hal ini sudah terjadi setengah abad sebelumnya. Kepada Asisten Residen diperbantukan dua atau tiga Controleur, sebagai pembantu Asisten Residen yang tidak mempunyai kekuasaan sendiri. Mereka bertugas mengawasi apakah perintah kepalanya (Asisten Residen) dikerjakan, mengamati tentang apa saja yang berkaitan dengan kesejahteraan dan perkembangan rakyat. Sebagai pejabat di tingkat bawah, Controleur mengetahui tentang adat istiadat masyarakat, kesehatan, pertanian, peternakan, dan lain-lain dalam wilayah Afdeeling tersebut. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Controleur juga diwajibkan membantu Pangreh Praja Bumi Putera dalam melaksanakan tugasnya, mengingatkan apabila ada kekurangan, dan sebagainya. Kepada Asisten Residen dan Residen, Controleur memberikan segala keterangan yang penting seperti apabila ada pejabat Bumi Putera yang bersikap kritis dan reaktif terhadap penguasa Kolonial bila perlu disertai dengan usul karena ia adalah mata-telinga Asisten Residen dan Residen. Untuk Kesultanan Bulungan Controleur di tempatkan di Tanjung Selor. Karena Kesultanan Bulungan masuk pada wilayah Asisten Residen yang berkedudukan di Tarakan kala itu. Bahkan karena besarnya kekuasaan Controleur atas wilayah kerjanya, untuk mengangkat seorang pejabat pada tingkat kecamatan atau Onder Distrik saja harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Controleur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besaran pajak yang dirasa berat oleh rakyat pada saat itu adalah bernilai 0,75 gulden atau picis, besaran nilai pajak ditetapkan oleh pemerintah belanda yang disebut dengan Commisie Aanslag, dan sistem pemungutan pajak dikenal dengan nama Collectellon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari sinilah kita dapat mengambil kesimpulan bahwa protes yang terjadi di era Sultan Azimuddin dan Kasimuddin yang berawal dari penolakan terhadap pajak yang tinggi, berakar dari kebijakan Controleur Belanda yang ada diwilayah Kesultanan Bulungan, bukan keinginan Sultan-Sultan Bulungan semata. Secara politik pengaruh Sultan di buat berkurang kewenangannya secara bertahap hingga tidak lagi berkuasa secara penuh di pemerintahan melainkan hanya pada rakyat dan adat istiadat saja. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa Raja dan Rakyatnya pada masa itu dari awal memang sengaja secara halus di benturkan oleh Belanda. (Zee)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Note:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di daerah yang tidak langsung dikuasai pemerintah Hindia belanda disebut Zelfbestuurende Landschappen atau daerah Swapraja, Daerah Istimewa. Pemerintahan daerah ini diatur berdasarkan kontrak-kontrak politik. Ada dua macam kontrak politik yaitu kontrak politik panjang dimana hubungan antara pemerintah lokal Swapraja dengan pemerintah Hindia Belanda diatur secara terinci. Adapun kontrak politik pendek berisi aturan tentang hubungan antara pemerintahan lokal swapraja dengan pemerintaha Hindia Belanda diatur secara rinci dalam format yang lebih pendek.</div>
<br />
Sumber: <br />
<br />
Alm Datu Mohammad Saleh Gelar Datu Perdana dalam tulisan beliau “ Risalah Riwayat Kesultanan Bulungan th 1503 M atau th 919 H., Hal. VI – VII.<br />
<br />
H.S. Ali Amin Bilfaqih, "Sekilas Sejarah Kesultanan Bulungan Dari Masa ke Masa", Tarakan, Cv. Eka Jaya Mandiri, Th. 2006<br />
<br />
Monografi daerah tingkat II Bulungan, Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen. Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I, Jakarta, Th. 1976, Hal. 03.<br />
<br />
Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Timur, terbitan Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1978. hal 36<br />
<br />
“Desentralisasi pemerintahan daerah di Indonesia” dalam http://sejarah.fib.ugm.ac.id/artdetail.php?id=11<div style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman", serif; line-height: 115%; text-decoration: none;"></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-13204692744208570342016-01-24T19:41:00.002-08:002016-01-24T20:02:14.187-08:00[FOTO] Tanjung Selor Tempo Doeloe Part 1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj2MaD12jtVY8Sv2n0kbmspKvmgT8Bv1KhhHtn9gb-v01Kr0lFZmjzAhpdvCsq7O7U6-WilMKw8fmCM411mpyGwK1UYIG_SSwOXmv37ULD5CF8XsDp6TmunCHSpjM8azJJdzFe2RQujbQ/s1600/Pemandangan+di+dermaga+tanjung+selor_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="338" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj2MaD12jtVY8Sv2n0kbmspKvmgT8Bv1KhhHtn9gb-v01Kr0lFZmjzAhpdvCsq7O7U6-WilMKw8fmCM411mpyGwK1UYIG_SSwOXmv37ULD5CF8XsDp6TmunCHSpjM8azJJdzFe2RQujbQ/s400/Pemandangan+di+dermaga+tanjung+selor_1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Pemandangan Kota Tanjung Selor dilihat dari dermaga </span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv8QUmSFmPBVdCF1J0km7SzGMV2czDNplvcAyxAxmaLD4kc_vXVK2SBeaSbtp5td4y6_HPeeXx3x9H8tehy9WjOBlj-eIffw0OB9fhDiILyRJDaNT9GyJvKbDM6Vkw9n6p4Zh6p6Tu0a4/s1600/rumah+Dokter+di+tanjung+Selor_1_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="348" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv8QUmSFmPBVdCF1J0km7SzGMV2czDNplvcAyxAxmaLD4kc_vXVK2SBeaSbtp5td4y6_HPeeXx3x9H8tehy9WjOBlj-eIffw0OB9fhDiILyRJDaNT9GyJvKbDM6Vkw9n6p4Zh6p6Tu0a4/s400/rumah+Dokter+di+tanjung+Selor_1_1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Potret salah satu rumah dokter di Tanjung Selor </span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHPwu56zt22NIMokNtovOzwlsU4rgvulKlrnPmqYfhpaO47lxqSX9gwlNUY3_LTYVlHxwj7kMscwj7Ivia5pt0JIoW5m77aDFZXpsktt6bX3BElkfr-Fz5RxIAr0nwDQZ-Ic297_r5WvQ/s1600/Kapal+KPM+di+dermaga+Tanjung+Selor_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="351" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHPwu56zt22NIMokNtovOzwlsU4rgvulKlrnPmqYfhpaO47lxqSX9gwlNUY3_LTYVlHxwj7kMscwj7Ivia5pt0JIoW5m77aDFZXpsktt6bX3BElkfr-Fz5RxIAr0nwDQZ-Ic297_r5WvQ/s400/Kapal+KPM+di+dermaga+Tanjung+Selor_1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Kapal barang milik perusahaan KPM Belanda yang menyuplai bahan pokok kebutuhan </span><br />
<span style="font-size: small;">masyarakat Kota Tanjung Selor</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIXqPT6tcaz7eLTwGd1GXm67-tKu0ufQ35xCcQraZO5pC9PJtq3gZVSWNzdltlKLVMQWlt05exYQLCJipgjH_Ow0tE-Os5w4Wo4vEk9_du50if-DGir7frzRAe2V85T_TJqW-JrlhabY/s1600/foto+tg+selor+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIXqPT6tcaz7eLTwGd1GXm67-tKu0ufQ35xCcQraZO5pC9PJtq3gZVSWNzdltlKLVMQWlt05exYQLCJipgjH_Ow0tE-Os5w4Wo4vEk9_du50if-DGir7frzRAe2V85T_TJqW-JrlhabY/s400/foto+tg+selor+1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Salah satu potret sudut kota Tanjung Selor tahun 90-an</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJPNjA3pIB3IATOa-XEnSwRCFhYuWEZLbLDXYFWgOU-TAdoLLGirpdtzW930Q06XOcJFVRTbe6Lf82yL3JEWoH6ysdTTwTOlDWeX4eOxOoHdjJiVRbUFqpuMJ9DnlvoMW4aDEtgrmjI2Q/s1600/foto+tg+selor+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJPNjA3pIB3IATOa-XEnSwRCFhYuWEZLbLDXYFWgOU-TAdoLLGirpdtzW930Q06XOcJFVRTbe6Lf82yL3JEWoH6ysdTTwTOlDWeX4eOxOoHdjJiVRbUFqpuMJ9DnlvoMW4aDEtgrmjI2Q/s400/foto+tg+selor+2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: small;">Pemandangan Kantor DPR Kab. Bulungan dari salah satu balkon kantor di komp. Kantor Bupati Lama (saat ini kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Utara)</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-61367204495555904922016-01-20T16:58:00.000-08:002016-03-21T18:52:01.456-07:00Hikayat kaum Hawa dalam perjalanan sejarah Bulungan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:DocumentProperties>
<o:Version>12.00</o:Version>
</o:DocumentProperties>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXOmdfzmL-eyT0bRtY5D7DyzFAi3r-p6smEUgMjxr4RfBKw41lB2vcl1tZcX0wmUZ2v-uEcbKKAxsByw1nDMa5SlSzFYE-RdGs5VzlQSw9pcwx6ZSstS_svecnTOy1rKlsOhofsGSkWf0/s1600/tumblr_nlvhqzZcpa1rnsa74o1_500.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXOmdfzmL-eyT0bRtY5D7DyzFAi3r-p6smEUgMjxr4RfBKw41lB2vcl1tZcX0wmUZ2v-uEcbKKAxsByw1nDMa5SlSzFYE-RdGs5VzlQSw9pcwx6ZSstS_svecnTOy1rKlsOhofsGSkWf0/s320/tumblr_nlvhqzZcpa1rnsa74o1_500.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sejarah Bulungan itu sejarah yang
maskulin, sejarah yang amat mengedepankan kisah para lelaki diatas pentas
peristiwa dan waktu. Tengoklah bagaimana kita banyak membaca hikayat Bulungan,
kita akan menemukan nama-nama besar seperti : Jau Iru, Datuk Mancang, Wira
Kelana, Singa Laut, Amiril Mukminin, Sultan Alimuddin, Sultan Khalifatul Alam
Muhammad Adil, Sultan Kaharuddin I & II, Datu Mansyur, Sultan Kasimuddin,
hingga Sultan Djalaluddin, serta banyak lagi tokoh yang tak dapat saya sebutkan
satu persatu. Sedikit sekali kita dapat membaca kisah-kisah para wanita, yang
apa bila kita melihat lebih seksama, juga layak dibincangkan dalam lintasan
sejarah Bulungan itu sendiri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tentu saja dalam membicarakan peran
seseorang dalam sejarah, khususnya dalam kilasan sejarah Bulungan, saya mencoba
untuk objektif sebisa mungkin walaupun harus diakui subjektifitas memang tidak
dapat dihindarkan sepenuhnya. Menafsirkan peran sejarah kaum wanita dalam
tulisan ini boleh dikatakan sebagai pengantar awal, beberapa tokoh yang saya
pilih dalam tulisan ini, tidak serta merta menghilangkan peran tokoh lainnya.
Tulisan ini hanyalah sebuah pengantar, saya yakin banyak sekali sebenarnya
wanita-wanita yang pantas berdiri dipentas sejarah Bulungan, Semoga tulisan
kecil ini bisa bermanfaat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Lemlai Suri, Ibu dari sejarah
asal usul kaum Bulungan </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apa bila kawan berkunjung ke
Tanjung Selor saat ini, kalian akan menemukan banyak sekali tugu maupun
patung-patung yang menghiasi lanskap kota tersebut, namun ada salah satu yang
menjadi ikon wanita yang terkenal karena keunikannya. Tentu saja patung yang
saya maksud adalah Patung Lemlai Suri, sayangnya nama besarnya justru tertutup
dengan sebutan orang-orang dengan panggilan putri “telor pecah”, tentu saja
panggilan itu bukan tanpa sebab, mengingat keunikan patung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berupa seorang putri yang keluar dari telur
ayam besar pecah, sehingga justru itulah yang lebih banyak tertangkap di memori
penduduk kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kembali mengenai sosok Lemlai
Suri, tokoh ini dalam hikayat adalah pasangan dari Jau Iru (Si Guntur Besar)
yang secara turun temurun di kisahkan sebagai asal muasal nenek moyang orang Bulungan.
Keduanya ditemukan oleh ayah angkatnya, Ku Anyi ketika masih belia di pedalaman
hutan, Jau iru berbentuk sepotong bambu betung, sedangkan Lemlai Suri berbentuk
sebuah telur ayam sebelum keduanya berubah bentuk menjadi sepasang anak
manusia. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Legenda keberadaan Lemlai suri
menjadi sangat penting, mengingat tanpa Lemlai Suri maka legenda asal usul
orang Bulungan tidak akan pernah lengkap. Lemlai suri menjadi wanita yang
dipasangkan menjadi istri Jau Iru karena keduanya bukan saudara kandung, bagi
orang Bulungan sendiri Lemlai suri sudah ditakdirkan menjadi pasangan Jau iru,
mengingat proses pertemuan dan kelahiran mereka yang spesial, dikemudian hari
kisah asal usul orang Bulungan dimulai dari pernikahan mereka berdua. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penulis sendiri pernah menyatakan
dalam tulisan sebelumnya (<i>Menafsir Ulang Mitos Asal Usul Nama Bulungan</i>),
legenda keduanya menjadi inspirasi dan menegaskan bahwa garis kepemimpinan atau
kebangsawanan orang Bulungan terkait dengan Jau Iru dan Istrinya Lemlai Suri.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Lahai Bara, bukti kepatuhan
seorang anak.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lahai Bara merupakan keturunan
Jau Iru dan Lemlai Suri, ia menggantikan posisi orangtuanya Paren Anyi’ di usia
yang cukup muda. Dikisahkan dalam hikayat ketika menjadi Kepala Suku, ia
dipersunting oleh seorang kesatria bernama Wan Paren.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Sebelum
berpulang, Paren Anyi’ pernah berpesan pada putrinya untuk menguburkan lungun
(peti mati) miliknya kearah hilir sungai Kayan. Namun sayang tak ada pihak
keluarga yang setuju dan menyembunyikan perahu-perahu mereka di daratan. Lahai
bara kemudian mengikat lungun tersebut dan menariknya seorang diri sambil
menyerat dayung miliknya, tekadnya yang kuat untuk memenuhi keinginan terakhir
mendiang Ibunya kemudian dituangkan dalam hikayat lisan orang Bulungan yang
disebut dengan hikayat Busang Mayun, dalam bahasa kayan disebut dengan pulau
hanyut. Dalam sembol ningrat Bulungan, dayung atau besai milik Lahai bara
menjadi salah satu ikon dalam lambang kesultanan Bulungan dikemudian hari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Asung Luwan, Keberanian
seorang putri cantik.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Asung Luwan adalah keturunan dari
Lahai Bara, orang tuanya bernama Simun Luwan dan memiliki saudara lelaki
bernama Sadang. Sama seperti Lahai Bara, Asung Luwan mengemban amanat menjadi
kepala suku di usia yang masih muda. Mengapa yang menjadi kepala suku adalah
Asung Luwan, bukan Sadang, kakak lelakinya. Disinilah kisah Asung Luwan
bermula.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sekitar tahun 1458 hingga 1555,
wilayah milik Asung Luwan menjadi kawasan konflik yang berkepanjangan,
penyebabnya tak lain adalah invasi suku Iban wilayah pesisir timur Kalimantan
bagian utara, serangan orang utara (Serawak) begitu dahsyat dan banyak
menghancurkan desa-desa yang dilaluinya.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Orang Iban yang bertubuh besar tersebut pada akhirnya juga melakukan
serangan diwilayah perkampungan milik keluarga Asung Luwan sehingga menyebabkan
kakaknya bernama Sadang tewas terbunuh oleh Sumbang Lawing, di saat yang sama
rombongan pengembara dari Brunai bernama Datuk Mancang tiba dikawasan tersebut,
kebetulan keluarga Asung Luwan sudah menuju kawasan Baratan yang tak jauh dari
daerah pantai.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kisah mengenai kecantikan kepala
suku muda itu rupanya sudah tersebar dikalangan penduduk hingga terdengar pula
sampai ke telinga Datuk Mancang, terbitlah keinginan lelaki muda itu untuk
mempersunting gadis manis kepala suku tersebut, sayangnya walaupun terdesak
Asung Luwan ternyata bukanlah wanita yang mudah membuat keputusan terburu-buru,
wanita cerdas tersebut paham bahwa bukan hanya orang jauh yang hendak
mempersunting dirinya tapi juga para kesatria dari suku-suku disekitar wilayah
kekuasaan sukunya. Asung Luwan memahami bahwa ia harus membuat keputusan cepat dan tepat untuk menyelamatkan sukunya dari kekejaman Sumbang Lawing yang juga
mengincar dirinya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dihadapan para pengikut Datuk
Mancang, Asung Luwan melakukan pertaruhan yang tak bisa ditolak oleh Datuk
Mancang, dengan cerdas ia meminta secara simbolik kepala Sumbang Lawing sebagai
mahar pernikahannya. Tentu saja aksi tersebut mengundang heran dan keterkejutan
baik oleh pengikut Datuk Mancang dan pengikut Asung Luwan sendiri. Bagi
keluarga Asung Luwan tawaran tersebut bukan hanya berbahaya tapi juga terdengar
lancang karena bisa saja justru dianggap sebuah penghinaan bagi sang pangeran,
mereka pun paham bahwa Sumbang Lawing terlalu tangguh dihadapan sang pengeran
muda, dikalangan pengikut Datuk Mancang sendiri terbit pula pertanyaan mengapa
wanita muda tersebut justru menginginkan kepala musuh sebagai mahar perkawinan,
selain diluar kebiasaan adat mereka, bukankah mereka sendiri sudah membawa
banyak perhiasaan untuk sang putri?, Datuk Mancang sendiri nampaknya paham bahwa
permintaan itu bukanlah permintaan yang sederhana sebab nyawanya sendiri
sebagai taruhannya, sadarlah ia bahwa yang dihadapinya bukan hanya seorang
putri mungil berparas cantik tapi juga cerdik. Asung Luwan yang cerdas itu
paham bahwa calon suaminya itu memiliki harga diri yang tinggi, jadi dari awal
permintaan itu tak akan mudah ditolaknya, kali ini Datuk Mancang dibuat
berpikir keras untuk memenangkan hati calon istrinya itu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Datuk Mancang dan pengikutnya
kemudian menghadapi Sumbang Lawing, karena keduanya miliki kemampuan bela diri
dan kesaktian yang setara, Datuk Mancang kemudian mempelajari tipikal pribadi
Sumbang Lawing yang juga memiliki harga diri tinggi, maka maka untuk
mengalahkan kesatri Iban itu tak cukup hanya dengan otot semata, maka dilakukanlah
dengan tipu muslihat yang sederhana. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Untuk kesekian kalinya, Datuk
Mancang kembali menantang Sumbang Lawing, bukan dengan adu senjata melainkan
adu kemampuan membelah buah jeruk. Masing-masing pihak dibekali sejumlah buah
jeruk yang digelindingkan dan dilemparkan kepada masing-masing pihak, siapa
yang mampu membelah jeruk yang paling banyk dinyatakan sebagai pemenangnya.
Siapapun yang kalah akan meninggalkan kawasan Baratan, keduanya kemudian
melakukan uji ketangkasan, Sumbang Lawing ternyata kalah dalam persaingan
tersebut sehingga meninggalkan kawasan Baratan. Selanjutnya Datuk Mancang
kemudian menikahi Asung Luwan dan memerintah bersama dikawasan Baratan serta
Busang Arau (Kuala Pengian) hingga tahun 1595.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pengian Kesuma (Putri Sibut),
Pemimpin perempuan pertama di Kesultanan Bulungan.</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sultan Kaharuddin II memiliki
seorang putri bernama Pengian Kesuma yang juga dikenal sebagai Putri Sibut,
pada masa itu pengaruh Belanda sudah mulai tertancap di Bulungan, Pengian
Kesuma menikah dengan seorang bangsawan bernama Si Gaeng yang kelak dikenal
dengan nama Sultan Adzimuddin yang menggantikan posisi Sultan Kaharuddin II
pada tahun 1889. Kepemimpinan Sultan Adzimuddin sendiri tidak begitu lama hanya
10 tahun saja. dimasa Sultan Adzimuddin serangkaian peristiwa penting terjadi
dimasa itu, seperti pergolakan / protes di pedalaman yang berhasil diredam
dengan diplomasi yang santun, hingga pembicaraan wilayah perbatasan kesultanan Bulungan
tentang pembagian wilayah Sabah yang selanjutnya diserahkan kepada Inggris.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dimulai pada tahun 1899, Pengian
Kesuma menggantikan posisi suaminya, Sultan Adzimuddin yang magkat pada tahun
tersebut. Walaupun statusnya bukanlah sebagai sultan, mengingat posisi beliau
hanya mengisi kekosongan jabatan sampai putra mahkota Datu Belumbung naik
tahta. Dalam menjalankan roda pemerintahan beliau dibantu oleh Mangkubumi yang
tak kalah bijak dan cerdas, Datu Mansyur (Pemangku Kesultanan Bulungan). Putri
sibut memimpin Kesultanan Bulungan selama 2 tahun. Selama masa pemerintahan
kondisi politik Kesultanan Bulungan relative aman dan terkendali, sehingga kehidupan
ekonomi, politik dan social dapat berjalan dengan normal. Pada tahun 1901,
putra tertua Pengian Kesuma, Datu Belembung kemudian naik tahta dan bersalin
nama menjadi Sultan Kasim Al Din (Kasimuddin) , yang artinya Bagian dari Agama.
<b>(pen)</b></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-8059478188639390842016-01-09T17:28:00.005-08:002021-03-19T07:45:00.548-07:00Menafsirkan Ulang Mitos Asal-Usul Nama Bulungan<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;">]<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC7Lz24WeM1mZntKP-2BRMSgxt7K66qWrNprgFRNCZTDuv7jRc4B4Pnaa3GB2CrFie7JwV62HLQsJmMDLFwdvwJGhhyphenhyphenJ61MPOyPFmyQCQk-QJ1S2BXZpaweWj7UMDcjQoBWq6_mZuYYcc/s1700/IMG_20200128_102659.JPG" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1700" data-original-width="1300" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC7Lz24WeM1mZntKP-2BRMSgxt7K66qWrNprgFRNCZTDuv7jRc4B4Pnaa3GB2CrFie7JwV62HLQsJmMDLFwdvwJGhhyphenhyphenJ61MPOyPFmyQCQk-QJ1S2BXZpaweWj7UMDcjQoBWq6_mZuYYcc/s640/IMG_20200128_102659.JPG" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">[Sultan Bulungan: Sultan Azimuddin, Sultan Kasimuddin dan Sultan Maulana Muhammad Djalaluddin]<br /><br /></td></tr></tbody></table></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam perjalan sejarah tentang suku Bulungan, tidak banyak
dari kita yang mengetahui dan melakukan kajian yang mendalam tentang suku
bulungan</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">baik dari segi pada asal usul,
pola panyebaran, hingga bagaimana mereka menjadi orang “melayu”, hanya yang
sampai pada kita adalah keberadaan tentang mitos asal usul mereka dari sebuah
bambu dan sebuah telor yang kemudian melahirkan suku menjadi suku bulungan
seperti yang kita kenal hingga saat ini. Sangat di sayangkan bahwa Suku
Bulungan yang membentuk Kesultanan Bulungan yang wilayahnya meluas dari utara
berau hingga selatan sabah dan serawak ini tidak banyak di ketahui. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Lebih disayangkan lagi dalam hal ini banyak sejarawan
Bulungan “</span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">menerima dengan utuh</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">” mitos atau legenda yang menjadi pegangan
asal-usul suku Bulungan ini dengan cara pandang yang </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tekstual</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">, bukan </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kontekstual</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
untuk mencari makna yang tersirat dan informasi yang terkandung dalam Legenda
atau Mitos (Sejarah Suci)</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">tersebut.
Memang dalam lintasan sejarah tidak sedikit para peneliti barat maupun lokal
yang mengulas tantang suku Bulungan ini sebut saja J. Thomas Linblad dengan
bukunya </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Between Dayak and Dutch: The Economic History of Southeast
Kalimantan Selatan 1880-1942</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> yang membahas sejarah yang menyangkut
Kesultanan Bulungan hanya disinggung selintas yakni hanya dalam konteks sejarah
perekonomian. Selain itu ada pula paneliti barat lain yaitu Cowie (1893) yang
membahas tentang bahasa bulungan</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
</span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">kemudian dijadikan dasar ulasan oleh peneliti lainnya yaitu Cense dan
Uhlenbeck namun informasi itu tidak jelas dan bukanlah informasi tentang bahasa
Bulungan secara keseluruhan. Sedangkan peneliti asal indonesia sebut saja M.
Aspandi Adul dkk, yang menulis buku </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Morfologi Dan Sintaksis Bahasa Bulungan</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">,
Penelitian bahasa Bulungan itu cukup mendalam, dan merupakan hasil penelitian
lanjutan yang pernah dilakukan M. Aspandi Adul dkk (1981-1982) tentang Struktur
Bahasa Bulungan</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1; text-align: justify; text-indent: 0.5in;" title=""><span class="MsoFootnoteReference">1</span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">. Penelitian lainnya
pernah juga dilakukan oleh balai Arkeologi Banjarmasin pernah melakukan
Penelitian Arkeologi Islam di Bulungan. Sasaran kajian adalah berbagai
peninggalan Kesultanan Bulungan, seperti makam, masjid, dan bekas keraton
Bulungan. Hasil kajian itu memperlihatkan bahwa di Bulungan</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">terdapat empat kompleks makam masing-masing
di Tanjung Palas (belakang Masjid Kasimuddin), Bukit Seriang I, Gunung Apit
(Salim Batu), dan Bukit Seriang II. Dari keempat tempat</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">tersebut hanya di dua tempat yang
inskripsinya dapat dikatakan lengkap sehingga mudah dikenali tokohnya yaitu di
Tanjung Palas dan Bukit Seriang II.</span><span class="MsoFootnoteReference" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: PMingLiU; mso-fareast-language: EN-US;"><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title="">[1]</a></span></span></span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun seperti yang disadari penelitian-penelitian ini tidak
secara langsung </span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">membahas tentang asal
usul suku bulungan melalui kajian etnografi dan etnoarkeologi. Dalam tulisan
kali ini penulis tidak membahas lebih jauh tentang asal usul bulungan dalam
sudut pandang kedua kajian tersebut (Etnografi dan Etno Arkeologi) melainkan
sudut pandang mitos melalui sudut pandang penulis sendiri. Hal yang membuat
penulis tertarik membahas mitos ini karena menurut penulis pribadi, legenda
atau mitos (dalam pandangan penulis) tersebut memiliki makna simbolis tertentu
itu artinya mitos ini harus dipandang sudut yang lain. Diperlukan kajian yang
lebih dalam untuk mencari “jejak-jejak sejarah” asal usul suku bulungan
ini.</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun sebelum kita mencoba menggali
lebih jauh tentang mitos asal usul suku bulungan yang konon di hubungkan dengan
kisah “bambu dan telur” ini</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seperti yang telah diketahui di atas, konon, ada seorang
laki-laki bernama Kuwanyi, beliau adalah seorang pemimpin suku bangsa Dayak
Hupan (Dayak Kayan) karena tinggal di hilir Sungai Kayan, mula-mula mendiami
sebuah perkampungan kecil yang penghuninya hanya terdiri atas kurang lebih 80
jiwa di tepi Sungai Payang, cabang Sungai Pujungan. Karena kehidupan penduduk
sehari-hari kurang baik, maka mereka pindah ke hilir sebuah sungai besar yang
bernama Sungai Kayan. Suatu hari Kuwanyi pergi berburu ke hutan, tetapi tidak
seekorpun binatang yang diperolehnya, kecuali seruas bambu besar yang disebut
bambu betung dan sebutir telur yang terletak di atas tunggul kayu Jemlay. Bambu
dan telur itu dibawanya pulang ke rumah. Dari bambu itu keluar seorang anak
laki-laki dan ketika telur itu dipecah ke luar pula seorang anak perempuan.
Kedua anak ini dianggap sebagai kurnia para Dewa. Kuanyi dan istrinya
memelihara anak itu baik-baik sampai dewasa. Ketika keduanya dewasa, maka
masing-masing diberi nama Jauwiru untuk yang laki-laki dan yang perempuan
bernama Lemlai Suri. Keduanya dikawinkan oleh Kuwanyi. Kisah Jauwiru dan
Lemlasi Suri yang mengingatkan kita tentang cikal bakal suku bulungan dan dalam
perjalanan sejarah berdirinya kesultanan Bulungan. Bulungan, berasal dari
perkataan “Bulu Tengon” (Bahasa Bulungan), yang artinya bambu betulan. Karena
adanya perubahan dialek bahasa Melayu maka berubah menjadi “Bulungan”. Dari
sebuah bambu itulah terlahir seorang calon pemimpin yang diberi nama Jauwiru.
Dan dalam perjalanan sejarah keturunan, lahirlah kesultanan Bulungan.
Disebutkan pula ada sebuah benda yang secara turun temurun menjadi benda pusaka
yang berbentuk mandau di kenal dengan “Batu Besi Kelu”.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dari cerita yang menarik ini yang di kelompokkan dalam
Legenda bersifat lisan dan merupakan cerita rakyat yang dianggap oleh yang
empunya cerita sebagai suatu kejadian yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya
yang tidak tertulis dan sering kali mengalami distorsi maka sering kali pula
dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya. Yang demkian itulah disebut dengan
folk history (sejarah kolektif)</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3; text-align: justify; text-indent: 0.5in;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: PMingLiU; mso-fareast-language: EN-US;">[2]</span></span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">. Dalam hal ini penulis
melihat dalam sudut pandang “kaca mata” yang sedikit berbeda, penulis lebih
melihat cerita ini sebagai sebuah mitos. Mitos yang termasuk dalam kelompok
hikayat, dongeng mapun legenda, meskipun pada tahap tertentu juga menjadi salah
satu sumber sejarah yang didekati secara kritis, ia tetap bukanlah sebagai
sejarah yang dikenal sebagai ilmu yang memiliki prosedur dan alat-alat
intelaktual yang membedakannya dengan</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
</span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">mitos, hikayat, Dongeng mapun legenda. Sebelum mengenal lebih jauh
pembahasan ini, ada baiknya kita mengenal dulu apa yang di maksud dengan dengan
Legenda, dan apa pula yang dimaksud dengan Mitos. Legenda merupakan sebuah
cerita yang dipahami masyarakat adalah sebuah cerita yang benar-benar pernah
terjadi.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sedangkan mitos menurut C.A van Peursen </span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4; text-align: justify; text-indent: 0.5in;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: PMingLiU; mso-fareast-language: EN-US;">[3]</span></span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> adalah sebuah cerita yang
memberikan pedoman dan arah tertentu pada sekelompok orang. Cerita itu dapat di
tuturkan tapi juga dapat diungkapkan melalui tari-tarian dan pementasan seni.
Didalam masyarakat dimana mitos itu hidup, setidaknya ada tiga fungsi yang bisa
diperankannya. </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pertama</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">, menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan
ajaib. </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kedua</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> mitos memberikan jaminan bagi kehidupan masa kini. </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ketiga</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">,
sebagai perantara antara manusia dan daya-daya kekuatan alam. dalam mengkaji
mitos tentang asal-usul suku bulungan ini tentu saja memerlukan penafsiran
terhadap kejadian-kejadian yang dikisahkan dalam cerita tersebut yang didukung
oleh didukung oleh data-data Historis dan Etnografi. Kajian terhadap mitos ini
penting untuk mencari makna yang terkandung di dalamnya. Karena itu dalam
memaknai mitos asal-usul suku bulungan yang konon nenek moyangnya berasal dari
bambu dan telur ini, perlu di baca lebih luas dan mendalam dan tentu saja harus
ilmiah.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i><br /></i></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">dalam sudut pandang penulis mitos ini
tidak hanya menceritakan tentang asal-usul nama suku Bulungan, namun juga
memiliki nilai informasi lainnya, yaitu tentang adanya </span><b style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>Hak Legalitas</i></b><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
kekuasaan berdasarkan darah turunan darah Jauwiru dan Lemlai Suri dalam lingkup
suku Bulungan (Uma Apan) pada masa itu. Artinya pada pemimpin suku bulungan
pada masa tersebut merupakan golongan bangsawan (Paren : Kenyah atau Hipi :
Kayan) yang merupakan keturunan langsung dari kedua pemimpin tersebut. Jauwiru
dan Lemlai Suri dianggap sebagai sosok yang didewakan oleh masyarakatnya, hal
ini sesuai dalam alam pikiran</span><span style="mso-spacerun: yes; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
</span><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">kepercayaan masyarakat pada masa itu bahwa keduanya diyakini sebagai
titisan orang-orang suci dan agung karena keduanya diyakini lahir dari bambu
dan telor yang merupakan simbol dari kehidupan. Sama halnya dengan mitos Putri
Petung pada masyarakat Kesultanan Pasir atau mitos pernikahan Putri Junjung
Buih dan Pangeran Suryanata pada masyarakat Negara Dipa yang kemudian menjadi
Kesultanan Banjarmasin, haruslah dipahami ketiganya dengan pemahaman agama
(religi) dan ideologi, ketiganya memiliki pola yang sama yaitu mitos mewakili
kepentingan penguasa dengan media simbol-simbol kehidupan pada masyarakat
tersebut, dalam masyarakat bulungan simbol-simbol ini hadir dalam bentuk bambu
dan telur. Selain itu indikasi bahwa mitos ini berhubungan dengan legalitas
kekuasaan adalah adanya gelar kebangsawanan yang digunakan oleh keturunan
Jauwiru dan Lemlai Suri yaitu Paren Anyi dan seterusnya.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun yang menarik disini adalah dalam struktur sosial
masyarakat Kayan menurut S. Lii’ long dan Pastor A. J. Ding ngo dalam karya
mereka “Syair Lawe”</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5; text-align: justify; text-indent: 0.5in;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: PMingLiU; mso-fareast-language: EN-US;">[4]</span></span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
menyebutkan dalam dalam bagian pendahuluan karangan tersebut memberi keterangan
bahwa dalam struktur masyarakat suku kayan dikenal memiliki tiga kelas sosial
yaitu </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Hipi</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> atau raja yaitu bangsawan tinggi yang memimpin rakyat yang
dibantu dua atau tiga orang dalam mengatur pemerintahan. Dalam hal keagamaan di
urus oleh Dayung (imam) yang hampir selalu wanita. Dayung aya’ (imam besar)
ialah istri Hipi (raja) dan seorang atau lebih dari wanita yang berasal dari
rakyat biasa. Golongan kedua dikenal dengan istilah </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Payin</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> atau rakyat
biasa dan golongan terakhir di sebut </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dipan</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> atau pelayan. Dipan merupakan
golongan yang kalah dalam perang kemudian menjadi golongan masyarakat kelas
ketiga yang melayani raja. Dalam perkembangan selanjutnya tidak dikenal lagi
istilah Dipan karena sudah berbaur dengan golongan Panyin. Lalu yang perlu di
cermati adalah gelar </span><b style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><i>PAREN</i></b><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> justru muncul dalam struktur sosial
masyarakat suku kenyah sewaktu masih tinggal dirumah-rumah panjang dahulu,
mereka mempuyai tiga golongan kelas masyarakat yaitu </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Paren </i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">(bangsawan
tinggi), </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Penggawa</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> (bangsawan rendah) dan </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Panyen</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> (orang kebanyakan
atau masyarakat biasa). Kemudian dikenal pula golongan budak atau </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kula</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
yang menjadi pelayan. Golongan ini setidaknya dikenal terdiri dari dua golongan,
yaitu: 1). </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Salut</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">, anak laki-laki yang dirampas dari musuh (suku lain)
sewaktu peperangan dan dijadikan tawanan perang. Kemudian </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Salut</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> di rubah
statusnya menjadi </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kula</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> oleh </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Paren </i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">yang menawannya. 2). </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kula</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">,
yaitu anak laki-laki keluarga </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Panyen</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> yang tidak mampu (suku sendiri),
diambil oleh kaum paren untuk dibesarkan dan dipelihara sebagai pelayannya</span><a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6; text-align: justify; text-indent: 0.5in;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: PMingLiU; mso-fareast-language: EN-US;">[5]</span></span></span></span></a><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">. Sama seperti </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dipan</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
dalam kelas bawah masyarakat suku Kenyah, </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kula</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> pun akhirnya tidak
ditemukan lagi karena adanya pembauran dengan golongan </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Panyen</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Penulis belum bisa melihat dan menghubungkan lebih jauh lagi
tentang hubungkait antara Kayan dan Kenyah ini, sebab hal ini perlu kajian
lanjut melaui ilmu bantu ilmu Etnografi dan Etno Arkeologi, namun menurut Datuk
Iskandar Zulkarnaen, suku kayan Uma Afan yang merupakan cikal bakal dari suku
Bulungan ini, termasuk dalam kelompok masyarakat Kayan, </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Uma Afan</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> yang
juga disebut dengan nama </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Uma Gai</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> merupakan campuran dari dua anak suku
Dayak antara Kenyah dan Kayan.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Lepas dari itu semua, hal yang terpenting yang perlu
dipaparkan oleh penulis adalah struktur masyarakat yang berkelas ini menguatkan
hipotesa atau pandangan awal bahwa dalam Gelar </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Paren</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> yang turun temurun
diwariskan melalui garis darah oleh Jauwiru dan Lemlaisuri merupakan legalitas
atau pengesahan kekuasaan dalam kaitan mengenai mitos asal usul orang Bulungan
melalui bambu dan telur ini.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">hampir dapat dikatakan bahwa siapapun yang menjadi
pemimpin Suku Bulungan, baik saat mereka masih dikenal dengan nama Uma Afan
sebelum berasimilasi (percampuran darah melaui perkawinan) dengan pendatang
dari Brunai (Datuk Mancang dan pengikutnya), termasuk dengan orang Sulu maupun
Berau pada saat mereka membentuk Kesultanan Bulungan, kepemimpinan selalu
dipegang oleh orang-orang yang memiliki keterkaitan keturunan dengan Jau Iru
dan Lemlai Suri, dan pada generasi berikutnya terkait dengan perkawinan antara
Datuk Mancang dan Asung Luwan, lalu diturunkan lagi kepada Singa Laut dan Kenawai Lumu/ Kenawai Luan, cikal bakal dari nenek moyang pendiri Kesultanan
Bulungan, Wira Amir atau Sultan Amiril Mukminin.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Bukti lainnya adalah digunakannya lambang telur, tunggul kayu
Jemlai, dayung, bambu betung dan Meriam Sebenua sebagai </span><i style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">“Sembol Lembaga
Kebangsaan Ningrat Bulungan”</i><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> mengingatkan pada kita betapa kuatnya pengaruh
cerita legenda atau Mitos asal usul nama suku Bulungan dalam pembentukan jati
diri Kesultanan Bulungan di masa itu.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sebagai penutup, penulis mencoba memaparkan dengan rendah
hati bahwa bahwa tulisan ini tidak dimaksud untuk melawan arus dari apa yang
selama ini menjadi legenda dalam masyarakat Bulungan yang di yakini
kebenarannya, namun lebih berupa menggambaran dari sudut pandang lain yang
dilihat penulis tentang mitos atau dalam sudut pandang masyarakat Bulungan
yaitu legenda asal usul suku bulungan atau kerajaan bulungan itu sendiri,
sekali lagi menegaskan dengan rendah hati bahwa tulisan ini tidak bertujuan
melawan arus tentang asal usul suku bulungan yang diyakini selama ini namun
hanya sebagai khazanah ilmu pengetahuan yang tentu saja masih bisa ”digali”
melalui sudut pandang lainnya.</span></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="mso-element: footnote-list;">
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference">1</span></a>.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="font-size: 10pt;">M. Asfandi
Adul dkk, <i>Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bulungan</i>, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud, Jakarta, 1990, hlm 3</span></div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference"><span face="tahoma, sans-serif">2</span></span><span face="tahoma, sans-serif"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span>Bambang
Sakti Wiku Admojo, <i>Penulisan Pernyataan kematian Pada Makam Raja-raja di
Kalimantan Timur</i>, dalam <b>Naditira Widya</b> Edisi Khusus Nomor 10 April
2003, Banjarbaru: Balai Arkeologi Banjarmasin, hlm. 26.</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 0.25in;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference">3</span>. Sugeng Arianto S.Pd dalam “ Sejarah
Kesultanan Bulungan”.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference">4.</span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>C.A. van Peursen, <i>Strategi Kebudayaan</i>,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(Jakarta; Gramedia, 1989), hlm. 37 dalam
Hairus Salim HS, “<i>Masyarakat Dayak Meratus, Agama Resmi, dan Emansipasi</i>”
KANDIL, Edisi , tahun II, November 2004 – Januari 2005, hal 26</div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference">5</span>. S. Lii dan Pastor<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>A. J. Ding ngo “Syair Lawe”, penerbit Gajah
Mada University Press Jogjakarta tahun 1984. hal XXVI-XXVIII</div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.25in; text-justify: inter-ideograph;">
<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1229929979234275561#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""></a><span class="MsoFootnoteReference">6. </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="font-size: 10pt;">Bambang
Sugiyanto, “Religi dan Ritual Dayak Kenyah di Kutai Barat, Kalimantan Timur”
Berita Penelitian Arkeologi No 16 Edisi Khusus Etno Arkeologi dan Religi Dayak
di Kalimantan. Banjarbaru November 2006 hlm 30.</span></div>
</div>
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-32667982460751069812013-05-21T01:16:00.004-07:002020-11-28T07:16:23.604-08:00Hikayat Pasta gigi dalam selipan sejarah Bulungan.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBC7CA4i_1quB1jjaLuZU91gNNbKoWNbTxWoNp-yk-LJ-7-6dWxK26ZMLUphTb1LPEX4lmCzASa_qp_P9j2z6sU-_25ux43JpjoFBrA3bK4peA3Ez29FjHNW5OgBHvT-ikiE3tEx4hoV0/s1600/DSC04975.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-size: medium;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBC7CA4i_1quB1jjaLuZU91gNNbKoWNbTxWoNp-yk-LJ-7-6dWxK26ZMLUphTb1LPEX4lmCzASa_qp_P9j2z6sU-_25ux43JpjoFBrA3bK4peA3Ez29FjHNW5OgBHvT-ikiE3tEx4hoV0/s400/DSC04975.JPG" width="400" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><span style="font-size: medium;">Sebuah sikat gigi yang diabadikan dalam museum Kesultanan Bulungan</span></b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;"><br /><span style="font-size: medium;">Zaman
sekarang yang namanya pasta gigi bukanlah hal yang yang asing, sejak kecil kita
sudah dikenalkan dengan sahabat dekat sikat gigi itu, namun tentu saja
adakalanya terselip tanya dalam diri saya, kapan sebenarnya mula-mula mahluk
bernama pasta gigi itu sampai ke Bulungan, terlebih beberapa tahun yang lampau
saya pernah menulis sebuah artikel mengenai beberapa buah benda peninggalan
sejarah Bulungan di museum yang salah satunya memajang sebuah sikat gigi mahal
berganggang perak. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US" style="font-size: medium; mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Zaman Hindia Belanda hingga sekarang, Odol tak lekang di
gosok waktu.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: medium; mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Hikayat
pasta gigi dan alat gosoknya memang elok bila dibicarakan sebagai bagaian dar<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">i </b>selipan kecil sejarah Bulungan<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">, </b>bukan apa, pasta gigi dan segala
perangkatnya memang menjadi bagian dari pengaruh Eropa lawas di zaman dahulu,
apakah orang di Bulungan tak tahu gosok gigi?, eith jangan salah sebelum sikat
gigi muncul dalam tiap toilet dan dibawa ke jamban-jamban milik masyarakat
sungai di Bulungan. Kayu Siwak sudah lama digunakan orang untuk membersihkan
gigi dan mulut ketika itu, memang jumlahnya terbatas dimiliki oleh segelintir
orang khususnya orang-orang berpunya. Kayu siwak di bawa oleh orang Arab ketika
mendirikan pemukiman di Bulungan. Bersiwak sendiri menjadi bagian dari
kebudayan yang mereka bawa dari tanah leluhurnya Hadramaut yang kemudian
ditularkan di Bulungan. Lebih jauh bersiwak sendiri menjadi bagian dari Sunnah
Rasulullah SAW. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: medium; mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Sayang
karena kayu Siwak tak tumbuh di Kalimantan, kisaran harganya kala itu cukup
mahal dan tak selalu dapat dengan mudah. Orang dahulu ada yang mengatakan untuk
menguatkan gigi mereka atau paling tidak memutihkan gigi, konon ada yang
menggunakan arang hitam. Tentu saja cerita tersebut masih harus di dalami lagi,
ada juga yang konon menggunakan buah pinang sebagai usaha untuk menguatkan
gigi. Terlepas dari itu berbicara mengenai pasta gigi, ia juga mempunyai
hikayat tersendiri yang patut di kisahkan keberadaanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: medium; mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Penulis
menduga pasta gigi sendiri muncul di Bulungan berkat pengaruh interaksi pejabat
kolonial dan tentara KNIL dengan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>masyarakat kesultanan Bulungan khusunya dengan para bangsawan. Masyarakat
Bulungan tipikal masyarakat yang terbuka dengan hal-hal baru maka masuknya
sikat gigi beserta pasta giginya bukanlah yang aneh lagi dikemudian hari. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: medium; mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Diperkirakan
paling tidak pasta gigi sendiri muncul di Bulungan dimasa awal-awal Sultan
Maulana Muhammad Djalaluddin, kenapa bisa begitu, ini karena di Hindia Belanda
iklan pasta gigi deras muncul di khalayak ramai tahun 1940-an, dan faktanya
keberadaan perangkat alat cukur rambut, kumis dan jenggot serta pasta gigi yang
di tempatkan dimuseum Bulungan adalah peninggalan pada masa tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Sampai
saat ini orang di Bulungan hampir selalu menyebut pasta gigi dengan nama Odol,
dalam hikayat nama odol sendiri mengacu kepada merk sebuah pasta gigi yang
masyhur namanya di zaman Hindia Belanda, -memang saat ini merk dagang tersebut sudah
lama tak lagi beredar di indonesia-, umumnya orang Indonesia agak kesulitan
menyebut pasta gigi dalam bahasa Belanda yang bila di ujarkan bernama
<b><i>“tandpasta”</i></b>, karena itu lidah orang bahari lebih nyaman menyebutnya dengan
sebutan odol, maka tabiat ini berlaku pula di Bulungan hingga saat ini. </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Itulah
sebab walaupun selepas Belanda angkat dari Indonesia dan pasta gigi mulai di
banjiri dengan beragam merk pasta gigi seperti Pepsodent misalnya ditahun 50-an,
tetap saja saya menemukan orang menggunakan nama odol untuk menyebut pasta gigi
apapun merknya, setidaknya saya masih menemukan hal itu di Bulungan. (Zee)</span></span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-32585382551700832862013-03-14T07:47:00.005-07:002020-07-31T04:10:06.963-07:00Dokumentasi Foto Sejarah, Harus Kah?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrTm0T1NnASQNCP9qPD98fdGsHnYa13tnAEqV66R7LAkJzQIhwZqROqopoa0VX_bdh65-jBfDuSUbmo_i9TPcGohrh1JJjIVYayhMqRVDf6XxTvbZvUFomLi1timye1BUzFhxkxCy8Ncg/s720/FB_IMG_1580262452680-colorized.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="531" data-original-width="720" height="378" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrTm0T1NnASQNCP9qPD98fdGsHnYa13tnAEqV66R7LAkJzQIhwZqROqopoa0VX_bdh65-jBfDuSUbmo_i9TPcGohrh1JJjIVYayhMqRVDf6XxTvbZvUFomLi1timye1BUzFhxkxCy8Ncg/w512-h378/FB_IMG_1580262452680-colorized.jpg" width="512" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Datuk Bendahara Paduka Radja beserta Istri beliau, foto ini telah diwarnai<br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Saya
ingat ketika berbicara dengan seseorang keturunan Tionghoa Bulungan yang sukses
mengurus toko miliknya, kebetulan saya senang datang ke tokonya untuk melihat
koleksi foto-foto lawas miliknya yang tergantung apik disudut dinding,
kebetulan ia memang punya studio foto, dan koleksi foto tersebut merupakan
peninggalan mendiang ayahnya yang juga merupakan seorang fotografer yang
berjasa besar mendokumentasikan sudut-sudut lawas kota Tanjung Selor.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Suatu
ketika ia pernah “kelepasan” berujar pada saya bahwa ia pernah menawarkan
keseluruhan copy koleksi foto berharga tersebut pada instansi yang berwenang
mengenai Budaya dan Pariwisata Bulungan, tak banyak katanya hanya sekitar 20
hingga 25 juta rupiah saja, namun apa yang ia dengar dari salah seorang dari
mereka mengatakan, “aduh maaf koh kami saat ini tidak butuh itu”, mendengar ucapan
itu beliau Cuma tersenyum dan mempersilahkan mereka untuk mengabadikan foto
yang tergantung berukuran besar disisi dinding dalam tokonya itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Mendengar
hal itu, perih rasa hati saya, mengapa? Untuk koleksi berharga yang memuat
mozaik sejarah Bulungan terdokumentasi dalam foto hitam putih, mereka tak mampu
mengeluarkan dana yang sebenarnya tak banyak itu, sedih karena pada akhirnya
sang empu tak pernah lagi berniat untuk membicarakan hal itu sehingga mungkin
memutuskan untuk menyimpan koleksi itu dalam lemari tuanya, sudah dapat ditebak,
misteri akan potongan sejarah itu mungkin akan beliau bawa hingga sampai masa
hidupnya. Sebuah kerugian yang teramat besar dan pantas untuk diratapi. Saya
seolah tak percaya dengan realitas tersebut, tak percaya bahwa ada peran dan
kesempatan besar untuk mengabadikan sejarah justru terlewat begitu saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Mengabadikan sejarah yang hilang.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="text-decoration: none;">Faktanya
sampai hari ini sejarah lokal belum menemukan tempat sejatinya di Bulungan,
padahal sejak terbakarnya istana Bulungan puluhan tahun silam, sejarah Bulungan
paling banyak dapat diabadikan dan diresapi keberadaannya oleh generasi muda
kita melalui benda-benda tinggalan sejarah seperti foto-foto tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Tentu
saja bukan hanya sekedar memajangnya dalam museum, namun juga merawat keberlangsungannya,
dalam hal ini semua elemen masyarakat haruslah terlibat, kita tentunya tak bisa
hanya memberikan tugas “suci” tersebut hanya pada Yayasan Museum Kesultanan Bulungan
semata, namun peran pemerintah daerah, khususnya melalui instansi terkait yang
berhubungan dengan dunia budaya dan pariwisata yang nampaknya cukup pulas
tidurnya. Harus ada inisiatif untuk mengabadikan setiap momen bersejarah agar
generasi muda tak lupa sejarahnya sendiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Contoh
paling sederhana adalah beberapa foto yang pernah saya lihat beberapa saat yang
lalu di Museum Kesultanan Bulungan, maaf sebelumnya, saya melihat beberapa foto
yang rusak karena terkena tempias hujan di beberapa sudut dinding, miris sekali
rasanya karena bila tak direstorasi, sejarah yang menyertainya akan hilang
begitu saja. Harus ada upaya serius untuk menyelamatkan benda-benda bersejarah
ini jangan sampai menyesal kita kelak dikemudian hari dan mengacungkan telunjuk
disana-sini untuk mencari kambing hitam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Tanpa
kita, generasi muda serta pihak-pihak yang berwenang untuk menyelamatkan dan
mengumpulkan aset bersejarah ini, niscaya “dosa-dosa sejarah” yang tak kecil
akan ditanggung oleh pihak-pihak yang mampu berbuat banyak namun hanya
mendiamkan diri saja. Saya berharap penyelamatkan dan pengumpulan foto-foto
bersejarah tersebut dapat direalisasikan dan pemerintah harus gesit dan cepat
untuk bertindak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="" style="mso-ansi-language: EN-US; text-decoration: none; text-underline: none;">Selembar
foto yang tak ternilai harganya itu masih lebih baik untuk mengingatkan kita
pada sejarah, dari pada dana yang besar tersebut digunakan untuk hal yang tak
terlalu berdampak besar bagi penyelamatan sejarah dan budaya Bulungan. Semoga
tulisan kecil ini bisa membuka hasrat kita menyelamatkan kepingan sejarah Bulungan
yang luar biasa itu. <b>By. M. Zarkasyi</b></span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-86951313607171598602012-12-30T20:03:00.006-08:002021-03-19T06:49:21.045-07:00Mengenang Mas Sugeng Arianto: Blogger Sejarah Van Bulungan.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7AeGiE6dF6qCk1wx9QFOLT_VAAqyrU2OO135gz1S6AOsyd5wIz52oBc7CLtQ6E-qivktX3K91nMjE8gdQMMxLRzco14b3XeBho5Zwi27fsifIhDqco9cSnxkY8OExSSCS1IfNrVFHEj4/s1600/SUGENG.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd2nWVLpNa5XIRpqqiGOjCxUTKNmKcoMszlMrTSfg_t67YaS_floNs26b2D7uQB9s3YtoZp2TGs3kHk2VEWmv7drIvlx2Ws3KojLpuiixVkG1oWRo7JHuvFYu2oZEDQTsH8FviYJmw-Y0/s1600/Picture+575.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd2nWVLpNa5XIRpqqiGOjCxUTKNmKcoMszlMrTSfg_t67YaS_floNs26b2D7uQB9s3YtoZp2TGs3kHk2VEWmv7drIvlx2Ws3KojLpuiixVkG1oWRo7JHuvFYu2oZEDQTsH8FviYJmw-Y0/s400/Picture+575.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; text-decoration: none; text-underline: none;">Bicara tentang penulis sejarah kontemporer dari Bulungan,
boleh di bilang ada beberapa nama <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>layak
disebutkan diantaranya adalah Sayyid Ali Amin Bilfaqih, kemudian M. Said Karim
yang birau 2012 kemarin menelurkan buku sejarah Bulungan dan secara brilian
mampu “menyastrakan” kisah sejarah paling populer di bulungan dengan judul
“Reinkarnasi Putri Lemlai Suri” dan tentu saja ada satu lagi yang tak bisa
dipisahkan dari dunia kesejarahan di Bulungan yaitu Pak Sugeng Arianto. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; text-decoration: none; text-underline: none;">Berbeda dengan saya yang hanya pencinta sejarah dan
belajar secara otodidak, Mas Sugeng -sapaan akrab saya pada beliau-, boleh
dibilang salah satu sejarawan tulen Bulungan, mengapa? itu karena beliau secara langsung mengambil ilmu kesejarahannya di Universitas Gajah
Mada di kota Malang hingga mendapat gelar sarjana. Tema yang diangkat oleh beliau
dalam skripsi tersebut termaktub keterangan bertulis Arianto, Sugeng. Agustus
2003.<i>“Kerajaan Bulungan 1555-1959”.</i> Malang : Skripsi Sarjana Pendidikan
Sejarah Fakultas Sastra UGM. Hebatnya lagi, boleh dibilang inilah karya pertama
mengenai Bulungan yang diuji oleh para akademisi, jadi setelah sekian lama Bulungan
tak muncul dalam pusaran sejarah, nyaris terlupa oleh waktu, mas Sugeng
mengangkatnya kembali dalam bentuk karya ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; text-decoration: none; text-underline: none;">Beliau adalah salah satu mentor yang berpengaruh dalam
hidup saya,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>-selain keluarga dan orang
tua saya ada juga Pak Wadjidi Amberi sejarawan akademis asal Kalsel<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang banyak menelurkan karya juga adapula Pak
Sayyid Ali Amin Bilfaqih yang meluangkan waktunya untuk menulis sejarah Bulungan, saya
berterimaksih atas nasehat dan buku yang telah beliau berikan pada saya.- <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Mas Sugeng yang saya kenal orangnya bersahaja
dan tak pelit ilmu. Saya ingat betul saat masih kuliah, kala itu saya hanya
mengenal beliau dari nomor Handpone yang disematkan pada blog sejarah Bulungan
generasi pertama miliknya. Tak saya sangka, beliau justru mengapresiasi kegemaran
saya mengeksplor sejarah Bulungan, padahal saya saat itu masih terbilang “anak
bawang” dalam hal ini. saya masih menyimpan tulisan apresiasi beliau terhadap
saya walau saat ini blog pertama beliau itu sudah tak aktif, namun jika boleh
jujur itulah bentuk dukungan dan pengakuan orang lain terhadap keberadaan saya,
dan saya tak melupakan itu ...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span color="windowtext" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">"<a href="http://sugeng-arianto.blogspot.com/2008/03/zarkash.html" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 13.5pt; font-weight: bold;">Zarkash</a><span style="font-family: Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 18px;"><b>"</b></span></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: small;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;">Seorang putra daerah yang kini sedang kuliah jurusan Muamalat
di salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin telah membaca sejarah kesultanan Bulungan
pada situs ini. Tampaknya termotifasi untuk "menulis" khasanah lokal Bulungan.
Semoga saja aktifitasnya dalam menulis tidak mengganggu kuliahnya. Mungkin
tulisan-tulisannya yang lain telah diposting pada web yang dibuatnya yaitu
http://zarkasy-muamalat05.blogspot.com. Informasi ini disampaikan melalui sms
kepada redaksi. Selamat ya buat Zarkash, mudah-mudahan kuliahnya lancar, dengan
demikian akan membuat bangga kedua orang tua di Tanjung Selor.</span></i></span></b></div>
<h2>
<span style="font-size: small;"><i><span color="windowtext" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 115%;">Di posting </span></i><i><span color="windowtext">Minggu, 2008 Maret 02 pukul </span></i><a href="http://sugeng-arianto.blogspot.com/2008/03/zarkash.html" title="permanent link"><i><span color="windowtext" style="text-decoration: none;">11:57</span></i></a></span></h2>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Masa Sugeng dan Dunia Maya </span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Mas Sugeng bagi saya bukan hanya sekedar guru sejarah
yang mencatatkan hasil pengamatan yang ia miliki, bukan hanya sekedar
mempromosikan sejarah Bulungan dari blog-blognya, namun lebih dari itu, beliau
adalah orang mampu membuka jalan bagi pemahaman kesejarahan dan Bulungan secara
luas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Fakta yang tak dapat kita lupakan adalah, dimasa-masa
sebelumnya, sejarah Bulungan nyaris tak tersentuh dunia maya, nyaris dilupakan
dalam kepingan waktu. Jikapun ada catatan itupun banyak dari Copy Paste yang
kadang hanya sedikit yang menyentuh pada kajian kesejarahan itu sendiri. Jadi
dapat dipahami Blog Sejarah Bulungan yang secara intens beliau tulis didunia
maya adalah pelopor dari jalinan silaturahmi intelektual dan memori kolektif
yang dimiliki oleh orang Bulungan tak hanya di Indonesia, melainkan juga di
Malaysia, Filipina, Singapura, Brunai bahkan Belanda.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Menulis sejarah Bulungan yang terlupakan oleh waktu
kala itu, menjadi motivasi penting bagi beliau, -apalagi saya kadang mendengar
ada beberapa orang yang berkisah pada saya, selama masih menuntut ilmu di
Malang, beliau termasuk orang yang sangat bersemangat bila mempresentasikan sejarah
Bulungan baik dari kala pertemuan di ruangan maupun sekedar obrolan santai-, Seperti
pepatah mengatakan “Takkan hilang Melayu didunia, Takkan hilang Bulungan dipukul
waktu”, jadi dapat dipahami ada kebanggan yang dirasakan oleh orang-orang di Bulungan
khususnya pada saat blog-blog awal yang ditulis oleh mengupas mengenai
kesejarahan Bulungan yang lama tak terdengar itu. Sama ketika saya rasakan
membaca blog beliau yang begitu memotifasi diri saya untuk menulis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Menariknya beliau juga adalah orang yang pertama kali
melakukan “telaah” terhadap karya kontroversi pak Said Ali Amin Bilfaqih, karya
yang saya maksud ada “Sejarah Bulungan dari Masa Ke Masa”, jujur buku ini
menarik bagi saya karena memang cukup berani mengetengahkan isu penting
mengenai sejarah insiden 1964. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none;">Ditangan Mas Sugeng referensi ini semakin hidup
dan dapat diakses jutaan pembaca di dunia maya, efeknya sungguh dramatis, study
mulai bermunculan mengenai insiden dibakarnya istana Bulungan tersebut,
puncaknya Metro TV kemudian melakukan telusur mengenai sejarah di Bulungan
dengan judul “ Merah di langit Bulungan”, yang sempat ditayangkan saat itu.
Sejauh yang saya tahu selain berasal dari buku Pak Said Ali Amin, para kerabat
istana dan masyarakat Bulungan pada umumnya, refrensi juga dimbil oleh para kru
yang meliput berasal dari blog beliau tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Lain pada itu, beliau juga aktif mensosialisasikan
bukti-bukti kesejarahan serta memiliki minat besar dalam upaya
mendokumntasikannya tak hanya saat beliau aktif masih sebagai pengajar maupun
disela kesibukannya saat ini, sejauh yang saya tau beliau bahkan berupaya melakukan
pemetaan terhadap posisi makam-makam Sultan Bulungan dengan GPS sehingga dapat
diakses di dunia maya, begitu pula terhadap dokumentai acara-acara kesultanan
bulungan, bagi beliau dokumentasi berupa foto dan video adalah harta karun
sejarah yang tak ternilai harganya serta dapat bercerita banyak bagi generasi
muda bulungan nantinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Minat besar lain yang saya perhatikan dalam blog
kajian beliau adalah “Hubungan kesejarahan antara Bulungan-Berau” khususnya
pada Abad 18 dan 19 M, hal itu dapat dipahami karena dinamika Hubungan
Kesultanan Bulungan dan Berau akan mempenguhi kawasan Kalimantan Utara ini tak
hanya dimasa lalu namun juga dimasa kini. Studi tersebut nampaknya lahir karena
adanya makam-makam milik bangsawan berau yang letaknya tak jauh dari tapal batas Bulungan Berau khusunya dikawasan Tanah Kuning. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Mas Sugeng dan
karyanya </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Tentu saja dalam hal ini karya penting milik beliau
yang tertulis selain di dunia maya, sejauh yang saya ketahui adalah skripsinya
itu sendiri yang bertajuk <i>“Kerajaan Bulungan 1555-1959”,</i><span style="mso-bidi-font-style: italic;"> saya bersyukur dan berterimaksih
sebesar-besarnya pada beliau karena mau meminjamkan hasil skripsi beliau agar
dapat saya gandakan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-bidi-font-style: italic; text-decoration: none; text-underline: none;">Sejauh yang saya amati,
skripsi tersebut setidaknya bercerita rentang waktu masa-masa pra dan pasca
kesultanan bulungan yang secara umum dapat diketahui, kedatangan belanda di Bulungan pasca perjanjian 1850, penetrasi pengaruh Belanda dalam struktur
politik kesultanan Bulungan pasca Datuk Alam Muhammad Adil dengan
perubahan-perubahan pembagian distrik kesultanan Bulungan dimasa kolonial serta
penempatan kontroleur di Bulungan, adapula mengisahkan masa-masa singkat
pandudukan Jepang yang kemudian ditutup dengan peristiwa bersejarah bergabungnya
kesultanan Bulungan ke dalam pangkuan NKRI. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Skripsi beliau memang hanya membatasi hingga tahun
1959 saja, nampaknya beliau memberikan “PR” lain untuk meneruskan kajian
sejarah Bulungan setelah tahun 1959, sebagian besar data beliau gunakan
merupakan data yang tersimpan di arsip negara, selain buku-buku yang berasal
dari bulungan, sehingga validitasnya dapat dipertanggungjawabkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Karya lain adalah beberapa buah buku poket
diantaranya berjudul “Raja Raja Islam Kerajaan Bulungan”, istimewanya buku tersebut
karena terdapat beberapa susunan para sultan bulungan yang dikumpulkan dari
beberapa sumber, -saya beruntung mendapatkan buku kecil yang sarat informasi
tersebut, walaupun memang dicetak secara sederhana dalam jumlah terbatas dan
hanya untuk pegangan beliau saja-, setidaknya dalam buku saku tersebut terdapat
enam buah sumber diantaranya berasal dari: Riwayat Kesultanan Bulungan tahun
1503 M atau 919 H oleh alm. Dt. Mohd. Saleh gelar Dt. Ferdana ibni Alm. Dt.
Mansyur, Pesona dan Tantangan Bulungan terbitas LBKN Antara jakarta, Masa
pemerintahan Kesultanan Bulungan yang dimuseum kesultanan Bulungan, kemudian
adapula dari catatan Dt. Noerbeck Bin Dt. Bayal Bin Dt. Asang, Tarakan 9 Juli
1999, dan ada juga yang berasal dari Monografi Daerah Kesultanan Bulungan pada
tahun 1976. Terakhir berasal dari keterangan Panitia Hari Jadi Kota Tanjung
Selor ke 206 Tahun dan Hari Jadi Kabupaten Bulungan ke 36 tahun. 12 Oktober
1970 -12 Oktober 1996.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Selain sejumlah informasi diatas buku mungil ini juga
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berisi informasi makam yang disadur dari
copy laporan Balai Arkeologi Banjarmasin Kalsel tanggal 2-15 Agustus 2000.
Beliau memberikan penembahan informasi maupun koreksi dari laporan tersebut.
Buku ini kemudian ditutup dengan Silsilah Raja-Raja di Kesultanan Bulungan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="text-decoration: none; text-underline: none;">Penutup.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mentor sekaligus senior saya ini sudah berpulang kembali ke Rahmatullah, tulisan ini merupakan revisi dari tulisan saya sebelumnya, sebagai kenang-kenangan untuk mengenang apa yang sudah beliau lakukan untuk memotivasi banyak orang termasuk diri penulis sendiri untuk menumbuhkan minat terhadap khazanah Sejarah dan Budaya lokal Bulungan []</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-78281073988517577002012-11-29T19:03:00.005-08:002021-03-19T06:20:29.893-07:00Meriam tua teronggok lesu di sudut kota<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2hVPnoaZxkO5hTQf0x7n1sMIbqTW0jL379eRNCDzr26tmny3druM8nR2bEdS8V32WtspJrJmnoXy2UQAT3vLRMIFZqInaJbe6YekzsAdBxjk5jsQQFs8hNbJao989uODYiw4ynuXsg_w/s1600/DSC00196.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2hVPnoaZxkO5hTQf0x7n1sMIbqTW0jL379eRNCDzr26tmny3druM8nR2bEdS8V32WtspJrJmnoXy2UQAT3vLRMIFZqInaJbe6YekzsAdBxjk5jsQQFs8hNbJao989uODYiw4ynuXsg_w/s400/DSC00196.jpg" width="400" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">(Meriam tua yang teronggok lesu di sudut kota)</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="text-decoration: none;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Saya memang sudah lama sekali mendengar bahwa pernah
ada beberapa buah meriam yang diletakan di tanjung selor, beberapa darinya
konon menurut hikayat merupakan bagian dari monumen peninggalan belanda yang di
letakan dipertigaan dekat pelabuhan kapal saat ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Kebetulan secara tak sengaja sore itu saya melintas
di lapangan Ahmad Yani, hari agak mendung sewaktu saya melewati kantor lama
Dinas PU yang memang letaknya tak jauh dari Bank BRI itu, disitulah pertemuan
tak sengaja saya alami dengan beberapa buah meriam kuno yang teronggok di bekas
kantor itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Baru kali ini saya tau dan saya saksikan sendiri
artefak bersejarah ini nyata dan jelas dihadapan saya ada di Tanjung Selor.
dari bentuknya mungkin sekali artileri ini ditempat di kapal awalnya melihat
bentuknya yang tidak begitu besar, dilihat dari sistem loadnya jelas sekali ini
meriam yang sangat kuno, sebab peluru tak dimasukan dari belakang, melainkan
masih dimasukan dari moncong depan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Menurut kebiasaan dimasa kolonial, biasanya
penempatan beberapa buah meriam umumnya berkaitan dengan pentingnya tempat itu
dipertahankan, memang tanjung selor pernah digunakan sebagai kediaman
Controleur sebelum di pindahkan di tarakan, kota mungil ini sempat pula didiami
satu detasemen KNIL yang pernah bertugas memedamkan gerakan perlawanan di
daerah hulu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;">Mungkinkah meriam-meriam ini dahulunya punya peran aktif semasa
kampanye militer belanda di bulungan? Tidak diketahui secara pasti yang jelas
meriam tipe eropa ini memang bukan hanya digunakan sebagai pajangan saja. Uniknya
meriam ini masih menyimpan kesan sangar dengan diletakan pada roda pendukung,
ini artinya mobilitasnya cukup tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Sayangnya, meriam yang seharunya jadi pusaka sejarah
itu teronggok lesu, kesepian disudut kantor yang telah ditinggalkan, sedihnya
lagi ada beberapa tumpukan sampah yang mengganggu pemandangan itu juga ada disana,
dari dulu meriam ini memang diperlakukan dengan tak seharusnya. Saya kira tak ada
pilihan lain, meriam-meriam itu seharusnya diselamatkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;"><b>Foto-foto meriam kuno di Tanjung Selor </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifsBbljLgqdX_hCiDh5wjCZfVgGRV82W4IE9PbIaPIiKMPCiaUFWsPfsKC_boAGtjE-pvVPCZf8wQ8lnm1mpDcvxaPPl3g4dn8za3W4L3HrZBt-mQvmkza1OZHmzn6LqxtpHXv1zV6lPs/s1600/DSC00186.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifsBbljLgqdX_hCiDh5wjCZfVgGRV82W4IE9PbIaPIiKMPCiaUFWsPfsKC_boAGtjE-pvVPCZf8wQ8lnm1mpDcvxaPPl3g4dn8za3W4L3HrZBt-mQvmkza1OZHmzn6LqxtpHXv1zV6lPs/s400/DSC00186.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitDuVTpYJVLgT4S383VyujFORK0C2F5P4gsNW_CNwwuFUFrT2lTOGhH9lSgzqviRt1cIwG2YmaO-VPGreq0K3X88y6aK1-AVIFoecBFFNBRIqrD9SV7cDEIHN9JywYKIjWIUEY2P4MplM/s1600/DSC00185.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitDuVTpYJVLgT4S383VyujFORK0C2F5P4gsNW_CNwwuFUFrT2lTOGhH9lSgzqviRt1cIwG2YmaO-VPGreq0K3X88y6aK1-AVIFoecBFFNBRIqrD9SV7cDEIHN9JywYKIjWIUEY2P4MplM/s400/DSC00185.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoo2vTO86aeIOU7pf7IAVqw8ArULY-IessK_5bPjcZ7AhSEFNF9BBpc2tF0yRfaOb_0WaWkEvkgdl3VWJohFyB5ZPlgWwZlbDpUdpqDi-q0XQ80gZ6rmdjC2JmbOAxcINqZb2Bw3QsppA/s1600/DSC00188.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoo2vTO86aeIOU7pf7IAVqw8ArULY-IessK_5bPjcZ7AhSEFNF9BBpc2tF0yRfaOb_0WaWkEvkgdl3VWJohFyB5ZPlgWwZlbDpUdpqDi-q0XQ80gZ6rmdjC2JmbOAxcINqZb2Bw3QsppA/s400/DSC00188.jpg" width="400" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj55bwZQKc1t45nOSiy7cG3O4kv1NcbcGOEamnGZ_byXdMfj4JIWRDUeJFkRlIPqPijT5cYNWGMMUufh0LkidVekDCN4XwBuy8JLegaAvUVFwnnrIxzUsohOvivL6rP3QN0Wuo3wWTiAxk/s1600/DSC00187.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj55bwZQKc1t45nOSiy7cG3O4kv1NcbcGOEamnGZ_byXdMfj4JIWRDUeJFkRlIPqPijT5cYNWGMMUufh0LkidVekDCN4XwBuy8JLegaAvUVFwnnrIxzUsohOvivL6rP3QN0Wuo3wWTiAxk/s400/DSC00187.jpg" width="400" /></a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwfNrGjoP6iyna9h_FZ9KGf7fcxU2nez84Xq-QpZsSwqJxj_EtQuSNl82BIOAM5rFp6vq2KEnqjDyiT4hUeVvq3KcQt_m_YyBc1ffz-I9A-VZtHw06V8vxqGizQanUhqPnWWy6fdBbGc/s1600/DSC00190.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNwfNrGjoP6iyna9h_FZ9KGf7fcxU2nez84Xq-QpZsSwqJxj_EtQuSNl82BIOAM5rFp6vq2KEnqjDyiT4hUeVvq3KcQt_m_YyBc1ffz-I9A-VZtHw06V8vxqGizQanUhqPnWWy6fdBbGc/s400/DSC00190.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj86KjBCffbQ4JI5cx_5i92x-9hGByApuYomzTg58LGOTGUZ146kJFnAlFLq7pOYtsJWtze5kpNZs_jbGSlPmy5rWWhMAbW0iQRADjggmS0hpzQl2FL4-QORr_sQa7SOnQzj0VvYBcVyb8/s1600/DSC00192.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj86KjBCffbQ4JI5cx_5i92x-9hGByApuYomzTg58LGOTGUZ146kJFnAlFLq7pOYtsJWtze5kpNZs_jbGSlPmy5rWWhMAbW0iQRADjggmS0hpzQl2FL4-QORr_sQa7SOnQzj0VvYBcVyb8/s400/DSC00192.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidA6Z9Xmy5UYxTYeA324aeVVsp9qCxgpvpBjIe4eLGIUACZ8XsXEMuv1TN5sryEVHi3rnTW-wyx0r_abBy8peNVPB802uXNMqI6NWRn5tPWkPO-ZNqgePfp-GYCLruXXdSSQuPWXjI9EU/s1600/DSC00198.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidA6Z9Xmy5UYxTYeA324aeVVsp9qCxgpvpBjIe4eLGIUACZ8XsXEMuv1TN5sryEVHi3rnTW-wyx0r_abBy8peNVPB802uXNMqI6NWRn5tPWkPO-ZNqgePfp-GYCLruXXdSSQuPWXjI9EU/s400/DSC00198.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4382406316115691657.post-38243734292183010412012-10-14T04:05:00.006-07:002021-03-19T06:30:32.306-07:00Sayyid Ali Amin Bilfaqih, Membuka Kembali Sejarah Yang Terpendam.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiArD-kudojbG8dGqaW5KAG9x3OaHYl2XNFCKRPEPNTiU7CFtY5MHASBbCZFaG3QexUnNuvfLEW53vEnUrgTBAuepizOmg1HYeqMo5_Q56JH4ZvXmGAdWjODuf_Lr_cbxE01Y7p3NAEPDw/s1600/sampul.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiArD-kudojbG8dGqaW5KAG9x3OaHYl2XNFCKRPEPNTiU7CFtY5MHASBbCZFaG3QexUnNuvfLEW53vEnUrgTBAuepizOmg1HYeqMo5_Q56JH4ZvXmGAdWjODuf_Lr_cbxE01Y7p3NAEPDw/s400/sampul.jpg" width="268" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;">Sudah lama sekali saya ingin mengulas sebuah buku
yang cukup berani dalam pandangan saya, buku yang saya maksud taklain adalah
<b>“Kesultanan Bulungan Dari Masa Kemasa”,</b> karya Sayid Ali Amin Bilfaqih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Saya cukup mengenal beliau dan karyanya, kebetulan hasil tulisan itu saya simpan rapi di perpustakaan pribadi di rumah. Apa
sebab saya anggap buku itu cukup berani, itu karena bahasan pada bab terakhir
menjurus pada peristiwa insiden tahun 1964, sebuah insiden yang sesungguhnya
menentukan jalannya sejarah kabupaten Bulungan dimasa lalu, kini maupun
mendatang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Insiden 1964
dimata Sayid Ali Amin Bilfaqih.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Tak banyak memang yang menulis sejarah bulungan,
khususnya yang membuka wawasan kita mengenai peristiwa 64, yaitu peristiwa dibakarnya Istana Kesultanan Bulungan oleh oknum masayarakat di bawah tekanan
oknum Angkatan Darat yang terorganisir karena terpengaruh oleh gerakan Merah di
Bulungan. Peristiwa bersejarah ini menjadi kejadian pilu karena tak hanya
berdampak pada masayarakat Bulungan tapi juga pada nilai-nilai adat dan budaya
yang telah lama berabad-abad dijalankan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Bertahun-tahun lamanya peristiwa menyayat hati itu
baru dapat terungkap dipublik melalui dunia maya, diantaranya ditulis oleh
seorang wartawan ibukota yang lahir di Bulungan, kemudin berturut-turut muncul
tuntutan untuk menuntaskan kasus tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Faktor lain yang juga menentukan adalah tak adanya
versi sejarah yang memihak masyarakat bulungan, inilah yang memperihatinkan bagi
pak Sayyid Ali Amin Bilfaqih sehingga membuka jalan bagi beliau untuk menulis sejarah
insiden 64 tersebut dari kaca mata Bulungan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Munculnya buku berjudul <b>Sejarah Kesultanan Bulungan Dari Masa
Kemasa</b>, ini mau tak mau membuat penafsiran ulang dalam merekonstruksi sejarah
yang selama ini berkembang. Banyak generasi muda Bulungan khususnya yang melek
sejarah dibuat terkejut, inilah yang juga sempat saya rasakan di masa-masa
SMA. Bagaimana tidak selama ini kami hanya tahu bahwa pelaku pembakaran dan
penculikan adalah massa PKI, namun buku ini seolah menggebrak sejarah dari
versi yang telah solid sekian lama itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Generasi kami dibuat terkejut dengan diketahuinya
keterlibatan sejumlah oknum tentara yang terogarnisir menuntut masyarakat Bulungan
dibawah todongan senjata untuk membakar istana Bulungan yang tak lain pusat
kebudayaan Bulungan yang telah mapan berabad lamanya. Sebuah perasaan yang amat
sulit bagi kami gambarkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;">Penulisnya sendiri mengatakan pada saya tak ada
maksud lain dalam penulisan buku tersebut, kecuali menulis sejarah Bulungan khususnya
mengenai peristiwa 1964 yang memihak terhadap masyarakat. Tak ada keinginan untuk
membuka luka lama apa lagi menyudutkan pihak-pihak tertentu, hanya ingin berkisah apa adanya
sesuai apa yang dirasakan dan terjadi dimasa-masa tersebut.</span></div>
<div style="text-align: center;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Saya pernah bertanya kepada beliau, -pertanyaan yang
sama juga terbesit dipikiran orang-orang setelah kemunculan buku tersebut-
Yaitu sejauh mana kredibilitas dan sumber sejarah yang menjadi pijakannya dapat
dipertanggung jawabkan. Terlebih mengenai daftara nama korban yang mencapai puluhan
orang itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;"><i><b>“mereka
yang tak pernah pulang karena diculik adalah orang yang saya kenal baik, saya
catat namanya sebagai penghormatan untuk mengenang mereka, bagaimana saya bisa
lupa, Raja Muda yang juga tak pernah saya tahu lagi nasibnya adalah mertua saya,
saya menyaksikan sendiri apa yang terjadi sebab saat itu saya sudah dewasa dan
bekerja, apa yang saya tulis murni yang saya rasakan dan saya saksikan”</b></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none;">. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;">Bagi pak Sayyid Ali Amin Bilfaqih dirinya bisa memahami jika ada
pihak-pihak yang meragukan dan tak suka jika peristiwa bersejarah itu di buka
kembali, kalau memang sekian peristiwa tersebut tidak terekspose ke publik
bukan berarti tidak terarsip dengan baik. Apa lagi peristiwa itu menjadi memory
kolektif yang tak mudah dingkari keberadaannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; text-decoration: none; text-underline: none;"><i><b>"Saya menulis buku itu agar generasi muda Bulungan tau
sejarah mereka, tidak ada niatan lain selain melestarikan sejarah. Sejarah yang
kita pahami agar kita tidak lupa siapa kita sebenarnya",</b></i> begitulah pungkas
beliau mengakhiri percakapan saya dengan beliau siang itu. (Zee). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
</div>
Zarkasyi Van Boeloenganhttp://www.blogger.com/profile/17799122977019198984noreply@blogger.com0