Tuesday, September 20, 2011

Matilda, Tank Legendaris Sekutu Di Front Tarakan.


Tank Matilda diturukan di Tarakan

Tarakan pernah menjadi ajang pertempuran legendaris antara Jepang dan sekutu, Namun pertempuran ini bahkan nyaris dilupakan dalam sejarah kita, setidaknya setelah seorang penulis spesialis perang Dunia II dan Pasifik, Iwan Sentosa menganggkatnya kembali dari permukaan dalam bukunya Tarakan Pearl harbour Indonesia.

Perang dahsyat itu tentunya tidak akan lengkap bila kita tak membahas mengenai seluk beluk arsenal atau persenjataan yang digunakan selama kancah perang tersebut, tulisan ini merupakan secuil dari pengamatan penulis mengenai front tarakan yang menjadi salah satu tempat legendaris bagi Belanda, Jepang dan Australia.

Matilda, Remuk di Afrika tapi Jaya di Tarakan.

Pernah dengar nama jembatan besi? Yah tempat itu sudah cukup dikenal masyarakat Tarakan, Jembatan besi merupakan awal dari hikayat Matilda, ratunya peperangan di Tarakan.

Sejatinya Matilda adalah nama dari Tank ringan yang digunakan oleh satuan militer Australia saat pendarat sekutu di Tarakan. Nama aslinya adalah Matilda MK II. Tank ini memiliki peran besar dalam opresi militer “Oboe One”, sandi militer yang dirancang Mac Arthur untuk merebut Tarakan sewaktu masih berkedudukan di Morotai, Matildapun jadi senjata andalan disana.

Matilda memang punya nama hebat di Tarakan, tapi sebelumnya tank ringan ini tak punya nyali di front Afrika saat Inggris menghadapi pasukan Jerman disana, kalah kelincahan di banding panser Jerman, Matilda jadi bulan-bulanan tentara Jerman, belum lagi matilda sempat keok dihantam satuan Armed alias artileri medan Jerman dengan senjata andalannya 88 Flugabwehrkanone atau Flak 88 yang mampu menembak hingga 1.000 meter. Caranya dengan menggunakan umpan panser Jerman yang lincah menarik keluar Matilda, setelah itu diselesaikan menggunkan Flak 88 dari tempat persembunyian, tamatlah sudah nyawa Matilda disana.

Paham mengenai kontur Tarakan yang berbukit di kawasan timur dan dipertahankan oleh banyaknya benteng-benteng pertahanan, Matilda diupgread kemampuannya, tidak hanya menggunakan versi Kanon, tapi juga menggunakan penyembuh api, makin sangarlah Matilda saat beraksi di Tarakan.

Sekutu paham, Jepang tak punya kendaraan lapis baja saat mempertahankan Tarakan, walau Tank Matilda bukan lapis baja pertama di Tarakan, dulu ada tujuh kendaraan lapis baja milik Belanda Overvalwagens, tapi riwayatnya tak bertahan lama setelah di dihancurkan Jepang di hari pertama invasi, maka Jepang tak punya kendaraan lapis baja yang dapat diandalkan menghadapi Sekutu, jadilah Matilda panen raya di Front Tarakan. 

Jika sudah seperti ini, sekutu tak perlu menurunkan MBT (Main Bettle Tank) alias tank utama, cukup yang ringan-ringan saja ditambah satuan arteleri medan dan bomber kelas berat, racikan ini dianggap sudah pas untuk membungkam Jepang yang terjepit di Tarakan.

Superioritas Matilda memang bukan isapan jempol belaka, Jepang dibuat kewalahan khususnya bagi mereka yang bertahan dalam Bungker, Tank Matilda menggunakan senjata penyembur api yang memaksa Jepang harus bertekuk lutut. 

Jepang mungkin boleh kalah, tapi semangat mereka dikagumi bahkan oleh sekutu, berbeda dengan Jerman yang masih mau menyerah bila terdesak, tentara Jepang lebih memilih mati, haram meyerah bagi mereka, semangat itu ditunjukan bahkan dengan duel antara Tank Matilda dengan tentara jepang yang menyerang dengan Katana maupun tombak, entah mungkin karena putus asa atau mungkin karena pantang mati di tangan sekutu sebagai tawanan. 

Kisah keberanian ini, jadi berbeda artinya bila diceritakan dalam sudut pandang pribumi yang sejatinya korban penjajahan Jepang, salah satu tulisan di era pasca pendaratan sekutu di Tarakan pada sebuah selebaran pamlet, mungkin bisa jadi sedikit memberikan gambaran mengenai hal tersebut: 

“Ketika tentara Australia dan Hindia Belanda mendarat di Tarakan, orang2 Djepang lari kacaoe balaoe karena alat-alat perang sebegitoe hebat dan modern. Gambar-gambar ini jang diambil sementara pertempoeran mempertoenjoekkan beberapa alat perang jang modern itoe. Satoe golongan serdadoe Djepang jang bodok, menjerang serdadoe2 Serikat dengan toembak, akan tetapi masa koeatnya toembak lawan penjemboer api, tanki ataoe meriam.” 

Matilda merupakan salah satu cerita lama yang nyaris tak diketahui lagi riwayatnya, salah satu tinggalan kisahnya adalah tempat yang sekarang disebut nama Jembatan besi, istilah itu sendiri lahir karena tentara Sekutu membuat jalur penurunan Tank menggunakan lempengan besi agar tidak masuk dalam lumpur. Itulah sebabnya nama jembatan besi terkenal dengan sejarahnya.

Demikianlah hikayat Matilda, ratunya peperangan di front Tarakan yang tak kalah legendaris dari Saipan dan Iwo Jima. (ditambah dari berbagai sumber).

Daftar Pustaka:

Santoso, Iwan. 2004. Tarakan “Pearl Harbor” Indonesia (1942-1945). PT Gramedia Pustaka Jakarta

Sugeng Arianto, Tugas Akhir, "Kerajaan bulungan 1555-1959", Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra, Program Studi Pendidikan Sejarah, Agustus 2003.

Wikipedia: Pertempuran tarakan Tarakan 1942-1945

Wikipedia: Flak 88

Wikipedia: Tank Matilda MK II.

No comments:

Post a Comment

bulungan