Sejarah bukan hanya terdiri dari rangkaian tahun alias “Jaartallen” untuk dihapalkan, tetapi yang dirasakan hidup dan bermakna untuk kehidupan sekarang. Sejarah bukan barang “kering” semata-mata, melainkan suatu realitas yang terus bergerak dan layak dipahami dengan baik. (Rosihan Anwar).
Wednesday, July 7, 2010
NASIB SENIMAN BULUNGAN
"mati segan hidup tak mau", mungkin nampak itulah ungkapan kurang enak namun melekat bagi seniman-seniman bulungan saat ini.
sesungguhnya bulungan punya banyak Maestro Seni yang tak kalah seperti seniman lainnya, namun kretifitas mereka terhambat karena medianya memang tidak begitu memungkinkan, tengok saja seni ukir bulungan, bisa dikatakan sudah tidak banyak orang bulungan yang mewarisi khazanah seni bermutu tinggi ini, seharusnya bukan hanya seniman tapi pemerintah daerah juga harus berpartisifasi dalam menjaga dan melestarikan seni ukir bulungan ini.
banyak cara untuk melestarikan seni ukir bulungan setidaknya harus ada buku yang disusun secara mendalam tentang seni ukir bulungan, baik itu ragam, motif, makna filosofis dan lain sebagainya, begitu pula harus ada usaha serius melestarikan dan mengembankannya untuk industri kreatif. ini bukan hanya melibatkan para budayawan maupun para seniman bulungan namun juga PEMDA Kab Bulungan, agar seni budaya kita tidak hilang dimakan masa.
note:
lukisan: Kemarau Bulungan, 08-08-1987, Karya Dt Aziz Saleh Masyur (DASMAN), foto koleksi Muhammad Zarkasy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
TERIMA KASIH BAPAK TELAH MENULIS SEJARAH BULUNGAN
ReplyDelete