Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin, gelar yang
beliau pegang itu kurang lebih berarti “Pelayan Agama”. Naik tahta diawal tahun
1901 menjadikan beliau sebagai Sultan Bulungan yang mengawali pergantian dari
Abad ke 19 menuju abad 20. Mulai memerintah
dimasa Gubernur Jendral Willem Roosebom dan berakhir dimasa Gubernur Jendral
Dirk Fock. Diawal pemerintahannya hampir separuh wilayah Kesultanan Bulungan
sempat bergolak namun dapat diselesaikan pada tahun-tahun berikutnya.
Dimasa yang sama, Bulungan memasuki pase baru
sebagai kekuatan Ekonomi yang yang layak diperhitungkan di Hindia Belanda,
dengan ditemukannya cadangan minyak kualitas sangat baik di Tarakan maka
Bulungan menjadi salah satu Kesultanan yang kaya dengan pendapatan terbesar
dari hasil bagi minyak bumi tersebut, begitupula dibidang perkebunan, komuditi
karet mulai ditanam secara serius begitu pula dibidang perikanan.
Sultan juga mulai melakukan reformasi dibidang
pendidikan, ia membangun sekolah-sekolah baru, begitupula dibidang kesehatan,
rumah sakit baru mulai di bangun di Tanjung selor, daratan luas yang terdapat
didepan Tanjung Palas, tempat kediaman Sultan bertahta.
Sultan Kasimuddin merupakan sultan pertama pula
yang mengunjungi negeri Belanda, beliau tampak ganteng ketika mengunjungi
negeri Ratu Wihelmina tersebut menggunakan topi dan jas hitam. Kemampuan dalam
membangun relasinya juga sangat baik, dia tampak mudah menerima pola perubahan
yang terjadi diabad tersebut, salah satunya adalah menyiapkan putranya yang
kelak menjadi Sultan untuk menimba ilmu di luar Bulungan.
Sultan Kasimuddin juga menunjukan kelasnya
sebagai pemimpin Kesultanan Bulungan ketika menolak kebiasaan untuk menjemput
pejabat Belanda yang berkunjung ke Bulungan, baginya Sultan hanya akan
menyambut pejabat pemerintah Hindia belanda tersebut di Istana miliknya, bukan
didermaga kayu didekat sungai tersebut. Baginya pemerintah Belanda harus mampu
menghormati dirinya sebagai Sultan Bulungan sekaligus mewakili Rakyat
kesultanan Bulungan yang memiliki hak yang sama sebagai warga Negara dalam
lingkup Hindia Belanda tersebut.
Sultan Kasimuddin mangkat di Tanjung Palas
sekitar tahun 1925, warisannya yang masih berdiri kokoh hari ini berbentuk masjid
agung Sultan Kasimuddin yang didirikan di paruh pertama abad 20 sampai hari ini
menjadi saksi kejayaan Kesultanan Bulungan dimasa lampau[].
Sumber Foto : FB Kesultanan Bulungan
No comments:
Post a Comment
bulungan